"Tangan lo kenapa dah? Luka?"

Wah Sunoo pikir tak akan ada yang memperhatikan luka bakar ditangannya, yah, selama ini Heeseung tak memberi reaksi apapun dengan luka itu. Positif saja, Heeseung tak tahu luka bakar itu.

"Luka bakar, pas masak. Biasalah"

Jungwon menyipit menyaksikan luka bakar itu. "Ih sampai kayak gini, ini lo ga ke rumah sakit. Ini parah No, kalau infeksi gimana"

Sebenarnya belum sembuh, luka nya tidak kering, malah basah dan seperti ada cairan lengket disana. Sunoo merasa dia bisa mengatasi nya, jadi untuk apa ke rumah sakit. Dia hanya perlu menggunakan salep atau semacamnya.

Sunoo mengibas, tak perlu khawatir.

"Lo pasti ga bilang sama suami lo" Tebak Jungwon.

July tau banget gimana Sunoo. "Dia mah maunya lakinya yang peka duluan"

Jungwon dan July menggeleng kasihan, Sunoo suka bikin dirinya ribet. Sunoo mengangkat kedua bahunya acuh, melanjutkan acaranya menyeruput kopi.

"Eh, July?" Suara tak asing itu membuat ketiganya merinding, seperti ada aura negatif yang akan mendekat kearah mereka.

July dan Jungwon mencoba abai dengan tidak menyambut kedatangan ahjumma sirik tukang gibah, siapa lagi kalau bukan Tante Merry.

Tante Merry ini masih sekeluarga sama Sunoo dan Jay, jadi otomatis tau sama Jungwon. Dan Tante Merry ini tetanggaan sama July, "duh, pada asik nongkrong ga ajak-ajak tante" Wanita itu langsung duduk dan mencomot roti milik Sunoo.

July dan Jungwon mencoba menanggapi seadanya, tersenyum kikuk.

Tante Merry melirik Sunoo, seketika itu juga Sunoo bergidik takut. Kenapa bisa sih mereka ketemu disini, "nah ada yang baru jadi istri orang juga kan, Tante kenal Heeseung loh. Suami Tante juga kerja di Breyl Company" Plis deh, Sunoo ga nanya.

Sunoo membuka ponsel, dia baru ingat kalau harus kirim pap gemes ke suami. Juga mau menghindari ocehan Tante Merry si alis ulat bulu, Sunoo mengangkat ponselnya. Tersenyum se-menggemaskan mungkin, dengan kopi ditangan lainnya.

Jungwon dan July sangat menahan kehebohan karena keberanian Sunoo ini, lihatlah wajah ahjumma satu ini. Pasti dia malu sekali.

"Kirim pap ke suami ya, gue juga ah, jarang nih kayak begini" Jungwon menebak bagaimana ekspresi terkejut Jay nanti setelah dirinya mengirim foto.

July juga pingin kirim, tapi ke sosmed. Dia jomblo soalnya.

Tante Merry mengalihkan pandang menuju July. "Kamu kapan nikah?"

July terdiam, itu pertanyaan biasanya pas lebaran, tapi July bisa mendengar pertanyaan itu kembali saat ini.

July mengerjap. "Eee, masih lama Tante. Tunggu aja di 2030 tanggal 32 Februari ya"

Tante Merry beralih lagi pada Jungwon. "Kamu ga mau punya anak kedua?"

Satu aja gue masih repot, lagian anak gue masih 11 bulan astaga udah ditanya anak kedua. "Ga dulu Tante"

"Ih harusnya sekarang, biar anakmu ada teman yang ga jauh dari umurnya"

Suka hati gue dong!.

Sekarang pasti giliran Sunoo, dan sebelum ahjumma itu melontarkan pertanyaan yang unfaedah itu, Sunoo dengan berani meletakkan telunjuknya di depan bibir Tante Merry. "Ssssssstttttttttttt!!!"

"Stop ikut campur kehidupan orang lain, stop nanya kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan ini—kapan itu. I'm sorry—it's not your life, it's mine. So please, it's mind the own business!"

 ɴᴏ ʀᴇɢʀᴇᴛ (ʜᴇᴇsᴜɴ) √Where stories live. Discover now