tempat kami

161 19 29
                                    

(!) Disarankan menggunakan mode baca warna krem.

(!) Disarankan menggunakan mode baca warna krem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RANAH
@eunbin_c

Tempat kami

[13.21] Kalau sudah sampai kabari Ibu, lalu istirahat. Nggak usah kabari Ayah. Biar Ibu saja yang kasih tau.

"Ish, Ibu!"

Gadis lesu berusia delapan belas tahun mematikan layar ponselnya dengan kasar dan menepi pada sudut ruangan dekat jendela. Memandang redup langit malam pertamanya di pulau Kalimantan bagian timur.

Langit pertama tanpa hiasan butir bintang seperti biasanya, apakah memang malam ini tengah tiada satupun titik cahaya yang membumbui ruang di atas sana? Atau gadis itu yang salah menepi di langit yang tampak meragukan?

"Huh," desahnya sesal. Jejak langit yang tampak tabu—tak biasa—menambah keraguannya sejak pertama kali tiba di sini.

"Halo, La, eh? Laya, kan? Namanya?"

Menoleh, Laya mendekati seorang yang baru saja membuka pintu. "Iya, aku Laya. Ada apa?" balasnya.

"Duh, maaf. Aku nggak ketuk pintu dulu, habisnya kebiasaan si haha. Namaku Julia, kamar kita sebelahan lho." Julia berseri dengan menjulurkan tangan.

Laya menjabat tangannya. "Tenang saja, enggak apa-apa kok, Lia."

Sesaat tercenung, Julia menatap Laya. "Hm, La. Malam ini kamu ada kegiatan nggak?"

Laya menimang. "Malam ini aku nggak ada kegiatan, paling cuma istirahat saja."

"Gimana kalau malam ini kamu bermalam di kamarku?" tawar Julia, menaikan sedikit alisnya.

"Anu, La. Kemarin aku habis nonton film horror, kayaknya malam ini nggak bisa tidur kalau enggak ada yang nemenin deh." Julia cengengesan.

Laya mengulum bibir, terkekeh melihat tingkah teman barunya. Dia memandang Julia yang penuh harap.

"La? Jadi, gimana? Temani aku, ya?" melas Julia kembali. Kemudian Laya mengangguk. "Iya, aku temani," terimanya tanpa berpikir lagi.

Mungkin menginap di kamar Julia bisa menjadi upaya Laya untuk melupakan sejenak pesan Ibunya tadi siang. Jadi, anggapnya tiada salah untuk menemani Julia malam ini.

>><<

Dua gadis sebaya berpiyama hijau tua dan biru kelabu terebah di atas ranjang.

Membuka satu laptop milik salah seorang dari keduanya. Dibaluti selimut. Bercengkerama menikmati cemilan manis dan tontonan romansa anak muda.

"Hebat kamu, La. Aku sih nggak berani merantau sejauh itu. Orang tuamu pasti selalu support kamu sampai bisa kuliah di sini," celetuk Julia takjub ketika keduanya bercerita.

RANAH | YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang