'cantik'. Batin Gabriel.

Bell yang merasa di perhatikan langsung menoleh kearah Gabriel.

"Apa Lo liat liat gw, gw tau gw cantik kok". Ujar bell.

"Sih kepedean amat Lo". Ujar Gabriel.

"Emang kenyataannya gw cantik". Ujar Bell tak mau kalah.

"Ya deh Lo cantik". Ujar Gabriel. Bell tersenyum penuh kemenangan.

Suasana diantara mereka menjadi hening. Tidak ada percakapan diantara mereka. Bell memilih tidur sedangkan Gabriel memainkan ponselnya.

Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi. Bell bangun dari tidurnya. Ia kaget melihat ada banyak makanan di sampingnya.

Bell melihat gabriel yang tertidur sambil duduk. Bell tersenyum tanpa dasar ia mengelus rambut Gabriel.

Gabriel terbangun karena merasakan ada tangan yang mengelus kepalanya. Ia mendongakkan kan kepalanya. Ternyata bell yang mengelus kepalanya.

"Nih makan, Lo belum makan kan dari tadi pagi". Ujar Gabriel.

"Kok Lo tau kalau gw belum makan tadi pagi?". Tanya bell.

"Nyokap Lo yang kasih tau". Jawab Gabriel.

"Gitu ya, mommy pasti sengaja". Ujar bell

"Dimakan, apa perlu gw suapin Lo". Ujar Gabriel.

"Gak, gw bisa sendiri". Ujar Bell.

Bell mengambil makanan yang berada di atas nakas.

Bell mulai menyuap nasi yang di beli oleh Gabriel. Bell mendengar suara sesuatu.

Gabriel malu karena perutnya berbunyi dan minta di isi,sontak membuat bell tertawa keras.

"Lo juga belum makan". Ujar Bell.

"Diam Lo". Ujar Gabriel.

"Buka mulut Lo". Ujar Bell.

"Mau ngapain Lo?". Tanya Gabriel.

"Sobekin mulut Lo, ya buka aja mulut Lo". Ujar Bell.

"Iye iye". Ujar Gabriel.

Gabriel membuka mulutnya. Bell menyiapkan nasi kepada Gabriel.

Bell mempunyai juga punya hati nurani kepada orang kalau itu tidak menyangkut tentang mafia. Jika ia berada di markas, bell akan berubah drastis.

Ia akan menjadi lebih dingin seolah olah tak tersentuh. Bell menyuapkan makanan kepada Gabriel sesekali ia juga menyuapkan makanan ke mulutnya.

Setelah selesai makan. Bell duduk di brankar nya. Tiba tiba ada 1 murid masuk kedalam uks.

"Bell, Lo di panggil sama guru BK". Ujar murid itu.

"Oke". Jawab Bell.

Murid itu pergi dari sana.

"Kayaknya ini ulahnya si Laura deh". Ujar gabriel.

"Kayaknya". Jawab Bell. Ia turun dari barankar.

Bell dan Gabriel keluar dari ruang BK. Semua murid berbisik bisik, namun bell dapat mendengarnya.

Bell mempunyai pendengaran yang tajam. Walau pun orang itu bisik bisik, bell mampu mendengarnya. Gabriel mengantarkan bell sampai kedepan ruang BK.

"Gw tunggu Lo disni". Ujar Gabriel.

"Oke" jawab Bell.

Bell masuk kedalam ruang BK. Di sana ia melihat Laura sedang menangis nangis. Bell juga melihat ada orang tuannya bell.

Quen Of MafiaOnde histórias criam vida. Descubra agora