" iya sayang. Jadi yang bikin Kak Agam dari tadi gusar itu ?"

Agam mengangguk, dan kali ini memeluk Shana dari samping, membuat kepala gadis itu menyender pada pundaknya.

Shana melihat arlojinya, " yaudah sekarang antar aku pulang, ini udah jam 11 "

" nggak mau " tolak Agam

" dih yaudah aku pakai ojek aja "

" nggak boleh !, kamu disini aja temenin aku "

" besok kan Kak Agam mau wisuda, aku juga perlu persiapan "

" buat apa ?"

" buat jadi pantas berada disamping Kak Agam "

" kamu udah lebih dari cukup, nggak perlu dandan yang berlebihan, kamu biasa aja banyak yang naksir apalagi kalau dandan, bisa keluar api dari kepalaku " dengkusnya lucu

Shana tertawa keras, " Kak Agam pingin hadiah apa ?"

" nggak usah "

" harus dong, aku bingung soalnya karena Kak Agam punya semuanya "

Agam mengangkat Shana untuk duduk diatas pahanya. Shana mengalungkan lengannya dan mengusap pipi Agam yang kenyal.

" halus banget kaya bayi " puji Shana

" coba di cium pasti seneng "

Shana tertawa dan mendaratkan satu kecupan di pipi kanan Agam.

" yang satunya belum " tunjuk Agam pada pipi kirinya

Shana menurut, dan mendaratkan satu kecupan lagi pada pipi kiri Agam.

" yang ini juga mau " tunjuk Agam pada bibirnya.

" tumben minta, kemarin kemarin udah kaya virus aja bibir aku, nggak mau nempel " sindir Shana pada Agam

Agam menyelipkan anak rambut Shana kebelakang telinga gadis itu.

" aku menahan selama ini " kata Agam

" kenapa memangnya ?" Tanya Shana penasaran

" takut kamu mikir yang nggak nggak kalau aku cium kamu, dan sentuh kamu "

" Kak Agam tersinggung sama omongan aku waktu itu "

" nggak sayang. Aku cuma mencoba buat batasin diri, takut kamu ilfil dan jadi alasan buat kamu pergi dari aku " jawab Agam terdengar tulus dengan raut takut di tinggalkan.

Shana begitu terharu, benarkah dia begitu di inginkan oleh Agam, lelaki luar biasa didepannya ini.

" cium aku kalau gitu, dimanapun yang Kak Agam mau "

Mata Agam berbinar, dia mengambil inisiatif untuk mendekatkan bibirnya. Agam bagai menemukan air di padang pasir, diraup nya bibir Shana tanpa ampun, suara decapan bibir bertaut begitu merdu di pendengaran, Shana meremang karena sensasi ciuman Agam yang memabukkan.

Shana membalas tak kalah rakusnya, Agam bangkit berdiri berjalan menuju kamarnya tanpa melepaskan ciuman mereka.

" aku mencintaimu Shana " bisik Agam sebentar sebelum kembali menguasai bibir Shana.

Mereka begitu dimabuk asmara, nafsu melingkupi kegiatan dua anak manusia yang sedang memadu kasih. Agam mulai melepaskan atasan Shana, Agam tak berhenti mencecap dan melumat kedua benda kenyal milik Shana yang menjadi kesukaannya.

Aaakkhh .... Shana berteriak ketika Agam dengan jailnya menarik putingnya dengan tinggi menggunakan bibirnya.

" sepertinya mereka semakin besar "

Dear, AshanaWhere stories live. Discover now