2. How to get my slacker life

1.7K 229 44
                                    

Cale terbangun karena lapar dan masih dengan rasa sakit yang sama, yah setidaknya itu berkurang, tenaganya cukup untuk berdiri sekarang. Cale melirik jendela yang menampilkan langit terang berwarna jingga, menandakan bahwa hari sudah petang, Cale berdecak sebal karena terpaksa keluar dari area kasur. Dia bergerak menuju kamar mandi, bagian bawahnya sudah sangat tidak nyaman memaksanya untuk mandi. Sebelum mandi sudah jadi semacam tradisi bagi Cale melihat pantulan dirinya dicermin.

Cale memanyunkan bibirnya lalu berdecak 'Ck'. Astaga siapa gadis urak urakan ini, rambutnya berantakan, wajahnya penuh air liur dan bajunya tak dikancing dengan benar, menampilkan belahan dada yang tidak ia ikat dengan kain karena merasa payah dengan kram perut.

Secepat kilat Cale membersihkan dirinya sendiri, dia kelaparan dan tak sudi menerima tamu bernama flu selain menstruasi. Sudah cukup banyak kram perut diterima tubuh malangnya, dia tidak mau ber-urusan dengan penyakit lainnya. Usai membersihkan diri, Cale meraih lemarinya, mengambil pakaian santai paling sederhana yang bisa ia lihat. Kali ini ia berencana keluar maka dari itu ia mengikat dadanya sekencang mungkin. "Bagaimana bisa bocah ini bertahan hidup seperti ini, sial ini sesak" Keluh Rok-Soo saat kesulitan mengikatnya karena ukurannya, ya meski akhirnya berhasil juga.

Jika kalian bertanya kemana para pelayan? Bukankah seorang bangsawan selalu dipakaikan pakaian oleh pelayannya? Yah itu benar, tapi tidak dengan Cale, sejak dia beranjak dewasa Cale memaksa ayahnya memberi perintah agar para pelayan berhenti membantunya dalam berpakaian. Cale masih ingat jelas usaha ibunya dalam menyembunyikan gendernya, ini mungkin terdengar pengecut tapi bisa dibilang Cale terlalu takut untuk menunjukkan jati dirinya setelah ia selalu menyembunyikannya sepanjang hidup.

Cale mendengus mengingat itu, itu sama sekali bukan kenangan baik untuk gadis 16 tahun. Cale mendengus bangga, sebuah kemeja putih sederhana dan celana hitam normal, ia puas dengan pakaiannya. Sekarang Cale berpikir untuk memanggil Ron dan memintanya membawa sebotol alkohol- tidak, itu bukan ide yang bagus untuk dirinya yang sedang datang bulan. "Kurasa bubur jagung bukan hal buruk" seketika pikiran Cale dipenuhi makanan kental dan gurih itu.

"Tuan muda, apa anda masih tidur?" Sebuah suara riang membuyarkan lamunan Cale akan bubur jagung, entah mengapa itu membuatnya kesal. Fakta baru tentang tubuhnya, Cale akan lebih mudah tersinggung, bingung atau bahkan menangis tanpa alasan yang jelas ketika dalam periode bulanan. Kim Rook-soo juga tidak bisa menebak apa yang terjadi pada dirinya saat ini.

Kesal, Cale menghentak hentakkan kakinya lalu mencoba membuka pintu kamarnya yang sialnya berat, pergerakan penuh amarah yang disesalinya dalam hitungan 5 detik. Cale limbung kebelakang karena pintu itu terlalu berat untuk tubuh ringkihnya, beban pintu itu membuatnya terjungkal kebelakang.

Cale reflek menutup matanya sebagai antisipasi dari rasa sakit yang akan dia terima. Hah? Bukannya rasa sakit, Cale merasa ia menabrak sesatu yang keras- Cale membuka matanya lantas mendongak, tatapannya berubah datar mendapati wakil kepala pelayan, Hans lah pelaku yang merengkuh tubuhnya dalam pelukan lembut tidak melukai.

"Hans,lepaskan aku" Ucap Cale datar, itu terdengar lebih seperti ancaman dibanding permintaan bagi Hans.

"Baik, maaf Tuan" Jawab Hans cepat lalu melepaskan pelukannya dari Tuan Mudanya. 'Aneh, aku merasa ada yang aneh dengan dada Tuan muda-'.

"Hans, aku ingin keluar, bawakan aku uang yang banyak" Perintah Cale santai, yap Uang adalah sesuatu yang paling bisa ia percaya dan ikuti. Beruntungnya keluarga ini sudah seperti bank pribadi dengan batas transaksi unlimited.

"Tapi Tuan Muda, Ron menyuruh saya untuk menyiapkan makanan karena anda belum makan sejak pagi" jawab Hans tangkas, Cale mengerutkan keningnya lalu kembali seperti semula dalam 3 detik. 'Kurasa lebih baik aku makan dulu' batinnya setuju, tanpa sadar kepalanya ikut mengangguk,anehnya itu terlihat menggemaskan dimata Hans- 'Tunggu, aku.... Apa yang aku pikirkan sih' dalam 2 detik pikiran Hans tentang Cale hilang tanpa bekas.

No Way In Hell That Trash Is A Woman Where stories live. Discover now