Hadiah

1.1K 65 4
                                    

Barcode menatap ponselnya cukup lama. Demi mendapat satu notifikasi pesan dari orang yang ditunggunya, ia sampai melupakan makan siangnya saat di kantin tadi. Hela nafas terdengar cukup kuat membuat sang sahabat yang duduk disebelahnya langsung menolehkan kepala. Bertanya dengan heran, "Kau ini kenapa? Sejak tadi diam dan memberengutkan wajahmu begitu. Ada sesuatu yang mengganggumu?" seolah mengerti suasana hati Barcode yang sedang tidak baik, ia merubah posisi duduknya demi mendengar keluh kesah anak itu.

"Kak Jeff sama sekali tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Aku khawatir terjadi sesuatu padanya. Padahal aku ingin sekali merayakan ulangtahun ku kali ini bersamanya." ucap bocah manis tersebut masih dengan wajah murung.

"Jangan sedih, setelah kembali ke rumah kau coba hubungi saja lagi. Siapa tahu dia memang benar-benar sibuk, jadi tak sempat mengabarimu. Sekarang duduk dengan tenang, guru Shin akan segera datang."

Sampai malam hari tiba pun kekasihnya masih belum bisa dihubungi. Barcode resah sekaligus kecewa. Jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, hari siap berganti. Anak itu berjalan gontai menuju lemari pendingin lalu mengeluarkan kue yang sudah ia pesan beberapa jam lalu, menancapkan lilin berbentuk angka 18 yang merupakan usianya sekarang ini. Pemantik api siap dinyalakan saat detik jam sudah hampir berhenti tepat di angka dua belas. Barcode terlonjak terkejut saat suara letusan balon dibelakang tubuhnya. Ia langsung membalikkan badan.

Jeff berdiri didepan pintu apartemennya dengan membawa boneka sebesar tubuhnya dan sebuket bunga di tangan lainnya. Apa-apaan ini? Lelaki yang lebih tua langsung berjalan menghampiri sang terkasih dengan senyum yang tersungging dibelah bibirnya. Barcode masih berdiri mematung ditempat, tidak menyangka Jeff akan datang saat ini juga. Saat sudah saling berdiri berhadapan, Barcode langsung menyambar tubuh Jeff untuk dipeluk erat sekali, tidak peduli dengan air matanya yang sudah mengalir membasahi pipi. Dia jelas terharu, tentu saja.

"Hei, jangan menangis, love." ucap Jeff seraya menarik bahu Barcode dan menyingkirkan boneka besar yang menghalangi aksesnya dalam memeluk sang kekasih dengan lebih leluasa. Ia tetap memaksa untuk memeriksa keadaan Barcode yang masih terisak dipundaknya, tapi anak itu kekeuh tidak mau hanya sekedar dilihat wajahnya. Jeff terkekeh samar sebelum mengangkat tubuh mungil itu dalam gendongan ala koala dan membawanya menuju sofa.

Setelah beberapa saat diberi kalimat penenang oleh Jeff, akhirnya Barcode berhenti menangis tapi masih tetap menyembunyikan wajahnya diceruk leher yang lebih tua. Lelaki itu mengelus rambut milik Barcode dengan halus lalu mencoba membawa wajah itu agar menatapnya. Anak itu total duduk di pangkuannya. "Sudah merasa lebih baik?" Barcode mengangguk, Jeff melanjutkan. "Mau mendengar penjelasan ku?" tawarnya mencoba mengurangi kegelisahan yang melanda kekasihnya karena hilangnya kabar beberapa saat lalu.

Barcode menggeleng, ia meletakan kepalanya lemas dipundak Jeff. "Barcode sudah tidak butuh, maunya kak Jeff disini saja."

Jawaban yang mampu membuat Jeff terdiam cukup lama. Ia tersenyum tipis mendengarnya, lalu membawa anak itu dalam gendongannya menuju dapur kemudian mendudukkannya di atas meja pantry. Jeff menyalakan pemantik apinya dan membakar sumbu lilin sebelum mengangkat kuenya untuk diberikan pada Barcode. "Sekarang pejamkan matamu, berdoa lalu tiup lilinnya." perintah Jeff yang langsung diangguki oleh Barcode. Dia memejamkan mata, menyatukan kedua belah tangan dan mulai berdoa.

Fiuuh...

Lilin padam begitu saja saat Barcode selesai meniupnya. Jeff tak henti tersenyum melihat Barcode yang nampak sangat senang dengan kehadirannya, ini memang salahnya yang terlambat datang memberinya kejutan. Tapi ia tak menyesal karena sedikitnya ia merasa gemas setengah mati saat melihat Barcode menangis sesenggukan seperti tadi. Kasihan tapi gemas juga. Jeff beruntung sekali memilikinya. Lelaki itu meletakan kembali kuenya di atas meja lalu menatap mata sang kekasih dengan sangat dalam. "Selamat untuk usiamu yang ke delapan belas, doa terbaik selalu menyertaimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JeffBarcode Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang