"So Eun..."

Kim Bum menyebut nama So Eun dan hanya ditanggapi gadis itu dengan tatapan tanya, "kau yakin baik-baik saja?" Lanjut Kim Bum berusaha memastikan dengan sedikit menilik-nilik pada raut wajah So Eun.

"Tentu saja, aku tidak terlihat seperti itu?" Timpal So Eun dengan ekspresi yang terlihat baik-baik saja seperti yang dikatakannya.

"Kau yakin tidak butuh ke Psikiater?"
Dengan wajah membujuk dan menenangkan itu Kim Bum bertanya, "aku akan mengantarmu jika kau butuh", lanjutnya serius yang justru membuat So Eun berdecak.

"Sepertinya bukan aku orang yang tidak baik-baik saja di sini", So Eun mengungkit kembali semua reaksi Kim Bum

"Aku tidak akan seperti itu jika kau tidak tiba-tiba berubah menjadi sangat menakutkan", timpal Kim Bum tidak terima.

"Sampai sekarang aku masih penasaran, apa yang menakutkan dari kau tidur bersama istrimu?"

So Eun kembali berdecak, "aku bukan harimau yang akan memakanmu jika aku lapar", lanjutnya dengan jengkel atas sikap sok ketakutan Kim Bum tidur bersamanya.

"Ya, kau bukan harimau. Tapi sikapmu ini yang lebih menakutkan dari harimau"

So Eun memutar mata mendengar itu, "dari awal aku sudah mengatakan padamu, jangan menikah denganku. Tapi kau memaksa", lanjut So Eun segera melanjutkan langkah menuju wardrobe yang malam lalu di susunnya.

"Sekarang kau menjadi suamiku. Tentu saja akan ku jalani, dan aku akan sangat menikmatinya", ujar So Eun sebagai penutup. Meninggalkan Kim Bum yang mulai kehabisan akal dan nyaris menyerah.

Pria itu semakin berpikir mungkin benar, bahwa sebenarnya So Eun tidak seperti yang dipikirannya selama ini.
Seperti yang dikatakan Tuan Im dan Nyonya Im, So Eun itu berbahaya.
Apakah selama ini Kim Bum salah menilai?

Apakah sebenarnya sikap So Eun yang sok profesional itu hanya pura-pura, dan inilah sikap asli So Eun?

Baiklah, semua kemungkinan itu semakin membuat kepala Kim Bum pusing. Dan saat ini, dia benar-benar butuh untuk menyingkir dari rumah, terutama dari kemungkinan melihat So Eun. Kim Bum bisa semakin gila.

Dengan segera Kim Bum membersihkan dirinya. Sangat cepat dalam bersiap ke kantor yang kemudian meninggalkan rumah itu tanpa mengatakan apapun kepada So Eun yang terlalu sibuk mendandani dirinya di dalam wardrobe.

-Love Me, Love Me Not-

Kim Bum sampai di kantor, dan tiba pada ruang kerjanya di waktu yabg tepat pria itu terduduk dengan lemas. Kim Bum bahkan telah melewatkan sarapan atau setidaknya segelas kopi untuk paginya hanya karena menghindari So Eun yang mendadak sangat agresif padanya.

Sebuah keanehan yang tidak bisa Kim Bum tolerir namun juga tidak mampu dipaksanya untuk dihentikan So Eun. Karena So Eun yang sekarang, bukan yang dulu patuh akan perintahnya. Sekarang ini So Eun sudah tidak mau mendengarkan apapun yang Kim Bum katakan, hanya karena gadis itu sudah berubah menjadi istrinya.

Kim Bum kembali menghela napas panjang-panjang, menatap ke arah dinding kaca itu, tepatnya pada ruang kerja So Eun yang masih kosong.

Beruntungnya Kim Bum diselamatkan idenya sendiri mencutikan So Eun atas pernikahannya. Cukuplah Kim Bum tersiksa di rumah dengan sikapnya, berada di kantor seharusnya bisa sedikit menolongnya.

Kim Bum tidak sadar, harapan yang dibangun akan jatuh tidak sampai beberapa menit lagi. Karena istri yang sangat ingin dia hindari sedang melenggang manis di lantai kantor.
Namun tidak bisa segera sampai, karena harus meledani pertanyaan beberapa Karyawan yang penasaran dengan cincin pernikahannya. Dan seperti biasa jika di depan orang, So Eun akan berubah menjadi malaikat tanpa sayap dengan segala keramahannya.

Love Me, Love Me NotWhere stories live. Discover now