BAB 1

8.4K 326 16
                                    

"Aakh!!" Sienna jatuh terduduk sambil menutupi matanya dari sinar biru yang sangat menyilaukan itu, perlahan Sienna berusaha untuk membuka kedua matanya.

Samar-samar dirinya melihat sosok besar dan menjulang tinggi tepat di depannya. Siapa dia? Pikir Sienna dalam hati.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku." terdengar suara yang sangat merdu, suara maskulin seorang pria.

"Kau telah membangunkan tidurku yang panjang, hmm...hukuman apa yang seharusnya kuberikan pada anak nakal seperti mu ya?" suara itu kini terdengar kejam, dengan perlahan Sienna bisa menyesuaikan pandangannya, namun karena cahaya yang terlalu minim Sienna masih tidak bisa melihat dengan jelas siapa pria yang saat ini berdiri didepannya itu.

"Masuk tanpa izin dari pemilik rumah dan dengan seenaknya menyentuh barang-barangku!" suara itu menggeram marah.

Sienna ketakutan mendengar nada marah dari pemilik rumah ini, ia tidak tahu bahwa gubuk ini masih ada pemiliknya. Ia pikir gubuk tidak terawat ini tidak berenghuni.

"Ma.. maafkan aku." cicit Sienna, suaranya begitu kecil karena ketakutan, tapi pria itu bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

"Tidak bisa kumaafkan, keluar dari tempat ini sekarang juga!!" suara pria itu menggelegar disertai dengan petir dan hujan yang semakin deras.

Sienna menunduk ketakutan, tapi dirinya teringat dengan kekasihnya, Jared. Ya, demi Jared. Sienna menyakinkan dirinya sendiri.

"Tapi.. kami butuh tempat berteduh... kami janji tidak akan menganggu anda tuan, kumohon. Besok pagi-pagi sekali kami akan pergi dari sini." Sienna berlutut memberanikan diri mendongakkan kepalanya dan menatap bayangan itu.

Suasana menjadi hening, hanya terdengar suara hujan di luar sana. "Hmm.. menarik, kau kemari tidak sendiri dan kau bersama seorang pria??" tanya suara itu.

"Ba.. bagaimana anda bisa tahu tuan?" tanya Sienna bingung.

Sedari awal dia tidak menceritakan apa-apa soal Jared pada bayangan yang ada di depannya ini.

"Hmm, baiklah. Sebenarnya kau sudah membebaskanku dari kotak sialan itu, dan sebagai ucapan terima kasihku kau dan temanmu itu kuizinkan tinggal di sini." suara pria itu kini terdengar sedikit melembut, auranya juga tidak semenyeramkan sebelumnya.

"Benarkah? Terima kasih tuan." ucap Sienna dengan senang. "Ingat, hanya malam ini, dan besok pagi-pagi sekali kalian harus pergi." ucap suara itu memperingatkan.

Sienna mengangguk dengan cepat, lalu pergi meninggalkan bayangan itu berada dan menyusul ke tempat Jared berada.

Sepeninggal gadis itu, sosok bayangan itu mulai menampakan wujud aslinya membentuk tubuh manusia.

"Sudah lama sekali..." ucap pria itu dan tersenyum menatap punggung gadis itu yang semakin lama semakin menjauh.

Matanya yang semula berwarna biru langit kini berubah menjadi semerah darah dan wajah tampannya menampakan kesan dingin dan arogan. Senyum kejam terukir di wajahnya.

*****

Pagi hari kicauan burung membangunkan Sienna dari tidurnya. Sienna menundukan kepalanya menatap Jared yang tertidur di pangkuannya.

Melihat Jared baik-baik saja dan berada di dekatnya membuat Sienna tesenyum simpul, tapi ada yang aneh pada Jared. Napas Jared terdengar berat dan terputus-putus.

"Jared!! Jared!! Kau baik-baik saja?" Sienna berusaha membangunkan Jared dengan menepuk-nepuk pipinya perlahan.

"Bertahanlah Jared, kumohon." Sienna kini menitikan air mata, tidak bisa membendung kesedihannya lagi.

Immortality Series #2 : Mine to Possess (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang