Part 8

40.7K 2.7K 23
                                    

Setelah puas memarahi kedua anaknya, Riska menuruni tangga menuju ke dapur.

Salsha dan Regan saling menyikut sekaligus saling menyalahkan. "Gara-gara lo sih, Kak. Gue jadi kena batunya." Ucap Salsha sambil memonyongkan bibirnya.

"Tau ah. Gue ke kamar dulu ya!" Ucap Regan dengan wajah tanpa dosa.

Salsha menghentakkan kedua kakinya kemudian melangkahkan dirinya menuju kamarnya.

Dia sangat apes mempunyai kakak seperti Regan. Pintu kamarnya menjadi penyok, karena aksi kakaknya yang main dobrak.

Salsha mengambil laptop yang terdapat di meja belajarnya. Kemudian membuka jejaring sosial twitter. Lalu mensearch akun @RamaGenandra dan melihat bio milik Rama disitu tidak tertulis nama 'Sisil Natalie'.

Berarti dia udah putus dong! Seru Salsha dalam hati.

Kemudian Salsha jingkrak-jingkrakan seperti orang gila sambil mengatakan

"yes yes yes. Dia udah gak sama si nenek lampir lagi!" Jerit Salsha.

Tembok kamarnya serasa di pukul-pukul oleh seserorang, "berisik lo, gue mau tidur!" Teriak Regan dari samping Kamarnya.

Memang kamar Salsha dan Regan bersebelahan, jadi wajar jika Salsha berteriak, maka teriakan nya sampai terdengar ke kamar sebelah.

Salsha mencibir ketika Regan menegurnya. Apa kakaknya ini tidak bisa melihat adiknya senang sedikit apa? Pikirnya

Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, tidak terasa bagi Salsha. Dia kemudian tertidur.

-

Setelah memakai baju seragam dan keperluan sekolah yang ia harus bawa. Rama berangkat menuju sekolahnya. Hari ini dia tidak menjemput Salsha terlebih dahulu.

Rama memang sudah putus dengan Sisil kemarin malam. Dia sudah gerah dengan kelakuan Sisil. Sampai sekarang pun Sisil masih tetap meneror rama dengan telfon dan SMS yang berulang-ulang. Tentunya Rama hiraukan.

Rama membuka pintu mobilnya ketika sudah sampai menuju sekolahnya. Pertama yang menjadi tujuan Rama adalah lapangan basket belakang sekolah. Tempat yang sering dikunjungi Rama ketika Ia ingin membolos pelajaran.

Sesampainya di lapangan basket, Rama melihat seorang cewek yang sedang memainkan bola basket dengan lincah. Senyum Rama terukir. Cewek itu adalah Salsha. Dia tidak sadar bahwa Rama berjalan mendekatinya.

Rama menepuk bahu Salsha. "Hei."

Salsha menoleh ke belakang. "Eh Rama, kenapa?"

Rama berfikir sejenak. "Tanding 1 on 1 yuk." Ajak Rama. Mumpung jam masuk kelas adalah jam 7.00 pagi, jadi dia ada waktu setengah jam untuk tanding basket dengan Salsha.

"Ayuk."

Salsha mulai mendribble bolanya menuju ring lawan -Rama. Ketika Salsha mau memasukan bolanya kedalam ring, Rama menghalangi jalan bola menuju ring.

***

Permainan selesai, yang dimenangkan oleh Rama. Tentunya. Dia dengan bangganya terus mengejek Salsha terus menerus.

"ish, nyebelin!" Salsha menabok punggung Rama berkali-kali. Perkelahian kecil mereka diinterupsi oleh suara bel yang terdengar nyaring. "gue kekelas dulu." Salsha berlari menuju kelasnya dia tidak mau jika harus terkena hukuman dari gurunya yang super duper killer.

Rama yang melihat itu hanya tertawa kecil. "dasar aneh.'" gumam Rama.

Dia berjalan menuju kelasnya dengan langkah santai. sesampainya di kelas dia menduduki tempat duduknya. Yang berada di dekat teman-teman sablengnya.

"Wei, kemana aja lu? baru masuk kelas jam segini." tanya Darrel.

"Ya kemana-mana." Jawab Rama dengan cuek.

-

Sepulang sekolah, Rama membuka grup Line teman-temannya yang dinamai 'Boymberman' nama yang di usulkan oleh Darrel si playboy sableng. Namanya seperti permainan Nitendo. Rama dan Damar menolak usulan dari Darrel tetapi karena rujukkan maut si Darrel mereka berdua akhirnya menyerah.

Ghafar : woy! Pada kemana ayang-ayangku.

Damar : najis lo, jijik gue.

Darrel : si Rama lagi jatuh cintah pada Salsha. Tapi dia ga bisa dapetin hatinya.

Rama : apaan sih lo rel kereta api, so tekaw yah loeh.

Ghafar : dih Rama gak story-story ni. Kamu gak nganggep aku lagi ya :(

Rama : dih pake emot nih ye.

Damar : cie, Rama sekarang Salsha cie.

Darrel : cieee, Salsha nih ye.

Ghafar : pantesan sering bareng terus. Ciee. Gakuadh qaqa.

Darrel : cie pundung cie.

Ghafar : cie cie.

Rama : bor, si Lesya lagi free loh.

Ghafar : demi apa? Gue deketin ah.

Damar : palingan juga nanti si Lesya takut sama lo, Far.

Darrel : aqu sependapat sama kamu qaqa. Aku kangen kamu qaqa.

Damar : Rel kita serumah.

Ghafar : berasa suami-istri lo. Serumah. Bekakakak.

Darrel : ih ogah. Si Rama ilang.

Rama menatap handphonnya, dia masih bimbang akan perasaannya terhadap Salsha, jika dia sedang bersamanya ada perasaan aneh di hatinya yang tidak pernah ia rasakan jika bersama mantan-mantannya.

***

Rama memutuskan untuk menelpon Salsha, jam menunjukkan pukul 10.00
Malam. Apakah Salsha sudah tertidur atau belum? Pertanyaan itu muncul di benaknya. Dia menghubungi no. Telpon Salsha.

"Halo? Kenapa Ram malem-malem nelpon?" Ucap Salsha, terdengar suara orang menguap dari sana.

Rama terkekeh pelan. "Gue ganggu tidur elo ya?"

"Ganggu. Ganggu banget malah." Ucap Salsha.

"Emang lo udah tidur ya tadi?" Tanya Rama.

"iya tadi gue tidur. Tapi lo nelpon sih, jadinya gue bangun!" Balas Salsha dengan sewot.

"Lo lucu ih. Jadi gemes deh gue."

Di seberang sana pipi Salsha bersemu merah. Untung sedang telfonan, kalo langsung pasti dia akan diledeki oleh Rama. "Gombal."

"Udah dulu ya gue mau tidur, bye!" Ucap Rama.

"ya."

"Good night, Salsha." Ucap Rama.

"Hmm." Salsha menanggapinya dengan gumamman.

Rama memutuskan sambungan telpon. Senyumnya terus tercetak dibibirnya.

***

Salsha menatap langit-langit kamarnya, setelah selesai ditelfon oleh si kutu kupret Rama. Dia tidak bisa tidur kembali, padahal jam sudah menunjukan pukul 11 malam.

---------

a.n

Heii aku bawa cerita yang sangat ngestuck ini. Jangan lupa vomment ya makasih!

Waiting for You [PRE - ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang