Tiba tiba salah satu ponsel dari sekian banyak ponsel disana berdering dan hal itu sontak menarik perhatian seisi Ruangan. Tay sangat melarang menyalakan perangkat lain selain untuk kebutuhan perkerjaan mereka disaat waktunya kerja.

“HP siapa itu?” tanya Tay dengan nada yang tiba tiba rendah, sama sekali bukan Tay yang pernah kalian lihat sebelumnya.

“HP saya Tuan, maaf tapi ibu saya dari kampung lagi ke kota,” jawab salah satu pekerja Tay yang rambutnya memiliki hightlight blonde, dia adalah Foei.

“5 menit!” Foei langsung berlari keluar ruangan itu sambil mengangkat teleponnya. Tubuhnya menghilang dibalik pintu yang sudah Foei tutup kembali.

=====

=====

Penerbangan darurat dilakukan oleh Tuan Patthiyakorn setelah mendengar calon Putra pertamanya telah siuman.
Dia mendapat laporan darurat dari Dokter itu dan hal itu membuatnya langsung melakukan penerbangan darurat itu. Dia ingin menjadi ‘keluarga’ pertama yang menyapanya.

Selain dibuat gembira dengan kabar bahwa calon penerus Patthiyakorn itu sudah sadar, dia juga dibuat takut dengan kondisi Gun yang baru saja diberitahukan oleh Dokter yang menanganinya. Mereka harus ingat kalau penyakit yang di idap Gun adalah penyakit yang serius dan benar benar harus dijaga bagai berlian.

Gun sudah mempertaruhkan nyawanya dan mencoba bertahan hidup semampunya, kini mereka akan membalas perjuangannya, mereka akan melindunginya dari bahaya apapun.

“Tuan, kita akan segera sampai,” ucap Thev memberikan laporan kepada sang Tuan.

Setelah 5 jam lebih mengudara akhirnya pesawat itu Landing di Negara yang akan menjadi awal baru untuk keluarga Patthiyakorn dan juga Gun.

Dia pergi ke Apartement yang sudah dia pesan terlebih dulu, karena hari sudah gelap jadi tidak mungkin mereka membesuk Gun. Chimon juga langsung menelpon sang Ayah dan mengoceh banyak hal. Lagi lagi Chimon tidak bisa ikut karena memiliki jadwal presentasi, akan tetapi besok dia akan langsung menyusul ke Russia.

“Tuhan mengirim Gun untuk kembali mengahangatkan keluarga ini sayang, Chimon kembali seperti dulu dan keluarga kita akan kembali seperti dulu.” Dia menatap figure photo istrinya yang sudah tiada. Dia benar benar bersyukur dengan kehadiran Gun yang akan segera menjadi Putranya.

Keesokan harinya Pemimpin Keluarga Patthiyakorn itu pergi ke Rumah Sakit dimana Gun berada. Dia sengaja datang pagi agar bisa disana sampai sore dan malamnya harus kembali dan menyiapkan segalanya untuk menyabut kedatangan... Identitas baru Gun.

Pintu berdecit. Sang pemilik tubuh yang terbaring begitu lemah mengalihkan pandangannya kepintu tersebut. Perawat sempat mengatakan jika hari ini akan ada keluarganya yang menjenguk, oleh karena itu sejak awal dia menunggu kedatangan orang itu.

“Halo.” Pria berumur 34 tahun itu muncul dari balik pintu dan menyapa pria mungil yang tubuhnya dipenuhi berbagai alat medis.

“Kau siapa?” tanya Gun karena rasanya dia seperti tidak pernah mengenal Pria dihadapannya saat ini. Bukankah perwat itu mengatakan akan ada keluarganya? Apa orang ini benar benar keluarganya?

Ingatan Gun benar benar teracak. Dia tidak bisa tahu apakah Pria ini benar benar keluarganya atau tidak, karena dia tidak berhasil menemukan ingatan itu.

Ayah Chimon memgambil bamgku dan duduk di sisi sebelah kanan Bangkar Gun. “Bagaimana kabarmu?” tanyanya. Tangannya juga bergerak untuk mengelus tangan mungil yang kurus dan memucat itu.

“Tidak baik tapi tidak buruk juga, jauh lebih baik dari sebelumnya tapi terkadang menyakitkan,” jawab Gun yang sedikit samar karena alat bantu napas masih terus dipasang sampai Dokter bisa memastikan napas Gun sudah normal.

Pliss! Remember Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang