9. Dear, Wonwoo.. - 고백

150 16 1
                                    

Soonyoung sudah membuat keputusan.

Saat jam kosong tadi, dia bicara pada Wonwoo, mengajaknya untuk mengobrol sepulang sekolah nanti. Wonwoo menerima ajakannya, meskipun hanya lewat anggukan kepala.

Soonyoung kembali ke bangkunya dengan senyum di bibirnya. Disambut oleh Junhui yang juga tersenyum padanya, seolah tahu kalau ini adalah hasil pembicaraan mereka satu minggu yang lalu.

Omong-omong, Jihoon juga ada di sana. Duduk di sebelah Junhui.

Tapi Soonyoung sengaja tidak melihat ke arahnya. Entah kenapa.

Soonyoung masih setia duduk di bangkunya ketika satu per satu siswa keluar meninggalkan kelas. Sudut matanya sibuk melirik Wonwoo yang juga masih duduk di bangkunya.

Wonwoo tidak lupa, Soonyoung lega.

"Soon, duluan ya!" Junhui pamit. Tangannya iseng mengacak rambut Soonyoung saat melewati bangku temannya itu.

Belum sempat protes atas perbuatan Junhui, Soonyoung merasakan dua kali tepukan di bahunya. Lee Jihoon pelakunya.

Soonyoung kemudian sadar kalau dua temannya baru saja memberinya dukungan yang sialnya justru membuatnya semakin gugup.

"Duluan, Won." Junhui dan Jihoon mengucapkannya bersamaan.

"Hmm."

Mendengar suara Wonwoo, kegugupan Soonyoung bertambah berkali lipat. Terlebih ketika sadar, kini hanya mereka berdua yang tersisa di kelas.

Hampir 5 menit berlalu tapi baik Soonyoung maupun Wonwoo belum ada yang membuka mulut untuk bicara.

Mereka duduk di bangku masing-masing. Bangku Wonwoo ada di baris pertama di dekat pintu, sedangkan bangku Soonyoung ada di baris ketiga dekat jendela.

Soonyoung bingung harus mulai dari mana.

Rasanya ingin kabur saja.

"Wonwoo...."

"Jadi ngomong gak?"

Tapi Soonyoung tahu dia tidak bisa.

"Gue mau minta maaf," Soonyoung akhirnya mengatakan salah satu hal yang ingin dia sampaikan. Matanya menatap lurus ke depan. Belum berani melihat Wonwoo.

Masih dari bangkunya, Wonwoo menoleh dengan alis yang mengerut. "Kenapa?"

"Karena udah bikin lo ngerasa gak nyaman."

"Kata siapa? Jangan suka menyimpulkan sesuatu sendiri."

Soonyoung tertawa kecil. Merasa lucu.

Kenapa Wonwoo harus susah-susah menyangkalnya?

"Maaf, Wonwoo. Tapi itu yang gue lihat dan rasain." Kali ini Soonyoung juga menolehkan kepalanya, menatap Wonwoo.

Rasa gugup Soonyoung perlahan menghilang. Yang dia inginkan sekarang hanyalah menyelesaikan masalah ini dan pulang.

"Omongan anak-anak yang lo denger itu juga bener. Tentang gue suka sama lo."

Mata Wonwoo sedikit melebar di balik kacamatanya. Raut wajahnya panik dan mulutnya terbuka seolah ingin cepat mengeluarkan suara.

"Gue gak tau kenapa. Gak tau gimana gue bisa punya rasa ini, tapi gue..."

"Gue gak bisa, Soonyoung," Wonwoo memotong perkataan Soonyoung.

Soonyoung mengernyit, "Gak bisa apa?"

Wonwoo tiba-tiba berdiri dari duduknya dan mengambil tasnya. "Gue udah suka sama orang lain, jadi gue gak bisa bales perasaan lo."

Harusnya ini tidak menyakitkan untuk Soonyoung dengar.

Dia sudah tahu semuanya sejak awal. Penolakan ini sudah sesuai dengan ekspektasinya.

Tapi kenapa saat Wonwoo sendiri yang mengatakannya, rasanya berbeda?

"Won.. Wonwoo!" Soonyoung buru-buru berdiri memanggil Wonwoo ketika melihat Wonwoo akan pergi.

Saat Wonwoo menghentikan langkah untuk memberinya kesempatan bicara lagi, yang Soonyoung ingin katakan adalah apa yang satu minggu lalu ia bicarakan dengan Junhui. Tentang keinginannya untuk menyampaikan rasa terpendamnya tanpa bermaksud meminta Wonwoo untuk memberikan hatinya.

Tapi Soonyoung rasa itu tidak perlu. Hari ini sudah cukup.

"Makasih buat waktunya. Hati-hati pulangnya, Won."

"Lo juga." Setelah mengatakan itu, Wonwoo pergi.

Tidak lama setelahnya, Soonyoung juga mengambil tasnya dan melangkah ke luar kelas dengan harapan rasa sukanya pada Wonwoo akan menghilang secepatnya.


END

(BL - soonwoo ) Dear, You.. - 짝사랑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang