"tanggung, bentar aja gua makan" ucap Junkyu.
"lo sadar gak sih kalau wajah lo itu udah pucat banget? Lo udah kayak mayat hidup Kyu" ucap Haruto.
"lo bisa gak jangan banyak bicara? Disini perpustakaan kalau lo lupa" kesal Junkyu.
"Kyu berhenti kayak gini, bisa pakai cara lain untuk lo bebas" ucap Haruto.
"cara lain apa? Lo punya solusi apa hah?" marah Junkyu.
"kita bicara sama papa mama lo, kita jelasin gak semuanya mengarah ke hal negatif, mereka pasti ngerti Kyu" bujuk Haruto.
"lo gak tau orangtua gua kayak gimana, jadi jangan lampaui batasan lo" ucap Junkyu.
Haruto mendengus kesal.
"terserah Kyu, terserah" kesal Haruto.
Haruto memilih untuk keluar dari perpustakaan.
.
.
.
Dua bulan terlewati dengan begitu saja. Junkyu semakin lama semakin gila belajar saja. Kalau biasanya saja dia selalu belajar, sekarang durasi belajarnya bisa 2x lipat.
Jihoon dan Yoshi sudah berusaha keras untuk membujuk Junkyu agar berhenti menyiksa dirinya seperti itu. Tapi hanya dengusan sinis dan kata - kata tajam yang selalu mereka berdua terima dari Junkyu.
Bahkan Jihoon dan Yoshi meminta agar Haruto membujuk Junkyu. Tapi Haruto selalu menolak, dan malas berurusan dengan Junkyu.
Tapi hari ini, dia tidak bisa tinggal diam. Di hari minggu ini Haruto terkejut dengan pergerakan flip* belajar Junkyu.
Kalau bisanya Haruto memantau flip Junkyu itu selalu berhenti 6 jam setiap harinya, tapi hari ini berjalan sampai 12 jam. Junkyu belajar nonstop 12 jam hari ini.
"gilaa, dia beneran gila" Haruto tidak bisa tidak khawatir. Mau bagaimana pun, dia sudah menganggap Junkyu itu temannya. Sejak dia memutuskan untuk membantu Junkyu, dia sudah menurunkan bendera peperangan mereka.
Haruto langsung saja menyambar kunci mobilnya dan turun kebawah sambil berlari kecil.
"mau kemana Ruto? Kok buru - buru?" tanya bunda Irene.
"mau ke rumah Junkyu bund sebentar" jawab Haruto.
"ya udah, hati - hati yaa, titip salam sama Junkyu" ucap Bunda.
Haruto hanya mengacungkan ibu jarinya tanda ok.
Disisi lain, Junkyu mulai merasa sakit di kepalanya. Dia bangun terlalu pagi, melewatkan sarapannya karna terlalu asik berlarut belajar.
Junkyu memijit kecil kepalanya dan memejamkan matanya sejenak.
Junkyu melihat ponselnya hanya untuk melihat sekarang pukul berapa. Junkyu terkejut. Sekarang sudah pukul 4 sore. Dia tidak sadar, bahkan makan siang saja dia lewatkan. Pantas saja dia merasa pusing.
Junkyu meminum air yang berada dibotol minumnya. Bibirnya kering. Kepalanya masih terasa sakit.
Junkyu bukannya beranjak untuk makan, tapi malah tetap melanjutkan mengerjakan beberapa contoh kasus yang menurut dia susah. Banyak undang - undang berserakan dimeja belajarnya.
Disaat Junkyu mulai menulis, 1 tetes cairan warna merah membasahi kertas soalnya. Junkyu terkejut. Dirinya mengambil ponsel untuk berkaca. Junkyu bisa melihat hidungnya mengeluarkan darah.
Kepalanya semakin pusing. Dia mengerang pelan.
Suara ponselnya terdengar memecah kesunyian kamarnya. Junkyu melirik sebentar, Haruto memanggilnya.
Junkyu menerima panggilan Haruto.
"gua ada di depan rumah lo"
Junkyu yang ingin menjawab, bibirnya terasa kaku. Dia sangat pusing.
Sekuat tenaga dia meminta bantuan Haruto.
"To.. Kamar.."
Haruto bisa mendengar suara Junkyu sangat lirih.
"lo kenapa Kyu?!" panik Haruto.
"sakit.. Darah.."
Haruto tidak menunggu lama lagi, dia bergegas masuk ke dalam rumah Junkyu yang tidak terkunci tersebut. Dia berlari menuju tangga untuk menuju ke kamar Junkyu.
Dia berhenti untuk melihat yang mana kamar Junkyu.
"kamar lo yang mana?" tanya Haruto yang masih tersambung dengan Junkyu.
"koala.." lirih Junkyu.
Haruto melihat satu pintu dengan gantungan koala, dengan cepat dia membuka pintu tersebut dan betapa terkejutnya dia melihat kondisi Junkyu.
"Kim Junkyu!!"
Tbc
Flip = aplikasi menghitung seberapa lama kita belajar.
Hayooloo kenapa itu Junkyu??
Jangan lupa untuk vote dan komen yaa..
Bye byee 👋🏻👋🏻
Chapter 10
Comenzar desde el principio
