Pintu kamar Haruto terbuka dengan pelan dan terlihatlah bunda Irene disana.
"bunda ganggu gak?" tanyanya.
Haruto dan Junkyu yang sedang di depan laptop masing - masing menoleh dengan kompak.
"enggak kok bund, kenapa? Cemilannya masih kok" tanya Haruto.
"enggak, ini udah malam, kita makan malam dulu yuk" ajak Irene.
Junkyu otomatis melihat jam tangannya dan dia terkejut melihat ini sudah pukul 7 malam.
"gua balik pulang dulu deh To, nanti kita lanjutin masing - masing" ucap Junkyu.
"ehh jangan.. Ikut makan malam disini aja Kyu, bunda masak banyak" ucap Irene.
Junkyu terdiam dan melihat ke arah Haruto.
"gpp, ikut makan malam aja disini, ayoo" ajak Haruto.
Junkyu mau gak mau ikut Haruto dan bunda Irene turun ke meja makan. Junkyu bisa melihat Ayah Haruto disana yang sedang berbincang santai dengan Kak Yuta.
"eyy ada siapa nih? Temannya Ruto yaa Bund?" tanya Sehun dengan ramah.
"iyaa Yah, ini temannya Ruto" jawab Irene.
"saya Kim Junkyu om" ucap Junkyu.
"waduhh jangan kaku begitu, panggil ayah aja, santai aja kita, jangan tegang - tegang kayak diruang sidang aja" bercanda Sehun.
Junkyu menanggapinya dengan senyuman lembut.
Ternyata Watanabe Sehun tidak sekaku yang terlihat di televisi.
"lo mau makan apa Kyu? Mau gua ambilin gak?" tanya Haruto.
Junkyu terkejut bukan main. Sejak tadi Haruto benar - benar memperhatikannya atau menawarkannya sesuatu dengan sangat baik. Entah memang kebiasaan Haruto begini atau bukan, tapi cukup membuat hati Junkyu menghangat.
"gak usah To, nanti gua ambil sendiri, makasi tawaran lo" jawab Junkyu pelan.
Haruto mengangguk. Junkyu mulai mengisi piringnya dengan makanan yang tersaji di depannya.
"Kyu kok makannya dikit banget? Gpp sayang ambil yang banyak" ucap Irene yang ingin menyendokkan nasi ke piring Junkyu.
"enggak usah bunda, porsi makan aku emang segini" tolak Junkyu halus.
"bener? Jangan malu - malu loo, anggap rumah sendiri" ucap Irene.
Junkyu tersenyum manis ke arah Irene.
"beneran bunda, tadi kan habis makan cemilan banyak juga" ucap Junkyu.
Entah sudah berapa banyak Junkyu tersenyum hari ini. Suasana meja makan terasa sangat hangat dengan melihat canda tawa dari mereka berempat. Junkyu benar - benar merindukan suasana hangat seperti ini dirumahnya.
Apalagi disaat dia melihat bagaimana Kak Yuta dan Haruto saling bercanda dan mengejek satu sama lain. Andai saja dia dan Winter bisa seperti ini.
Haruto bisa melihat raut wajah Junkyu yang tersimpan kesedihan. Entah dorongan dari mana, Haruto menggenggam tangan Junkyu yang terdiam diatas meja.
Junkyu terkejut dan menoleh kearah Haruto. Dia bisa melihat Haruto tersenyum pelan.
"kalau makan tuh jangan keliatan sedih, nanti nasi dan lauk pauk yang lo makan ikutan sedih" ucap Haruto pelan.
Junkyu terkekeh kecil.
"siapa juga yang sedih, sok tau lo" cibir Junkyu.
Haruto terkekeh pelan saat dia melihat raut Junkyu sudah tidak sesedih tadi.
YOU ARE READING
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..
