Geo

1.3K 173 8
                                    

Flashback On

" Kakak, kakak tolong aku "

" Lacey ! tenang tenangkan dirimu "

" Ibu ! Jangan diam saja "

" [Name]... "

" LACEY JANGAN LARI ! "

" KAKAK TOLONG KAKAK AKU TAK BISA KAKAK "

" LACEY "

" AAAKHHH "

"LACEY !! "

Flashback Off

[Name] berada di pinggir danau hitam. Ia memeluk kedua kakinya, menenggelamkan kepalanya dalam pelukannya. Isakan isakan pelan keluar dari mulut [Name]. Tetesan demi tetesan air mata terjatuh dari mata indah [Name]. Rambut coklat gelapnya kini sudah tak karuan.

Memori masa terakhir adiknya terputar di kepala [Name]. Adiknya, bisikkan itu. Adiknya juga mendapatkannya. Hingga sampai ke masa adiknya memutuskan untuk menyerah. Kini, ditambah dengan informasi bahwa ibunya juga merasakan hal yang sama dahulu.

Adik [Name], Lacey Youthstain. Ia bersekolah di sekolah beeztroph, namun ia akhirnya berhenti karena sering dibuli teman temannya. Lacey sendiri menerima bisikan itu semenjak umur 7 tahun. Dan.. meninggal pada usia 9 tahun. Sangat muda, disitu [Name] masih berumur 11 tahun. 

[Name] merasakan trauma besar saat itu, ia selalu menangis hingga tertidur. Ia berjanji akan membalas dendam ke bisikkan itu. Kini, bisikkan tersebut menghantui nya. Mungkin inilah saatnya untuk membinasakan biang kerok tersebut, Liviateross.

" Liviate brengsek, akan aku binasakan kamu dan aku masak seperti takoyaki " [Name] bersumpah sembari mengusap air matanya.

[Name] kembali ke wujud animagusnya dan memutuskan untuk pergi ke asramanya. 

Ia berjalan dengan santai sembari menghirup udara segar. Nafas ia hembuskan dengan kasar, rasanya sangat lega bagaikan setiap masalah hilang di setiap nafas yang ia hembuskan.

Kaki [Name] kini telah memijak lantai Hogwarts, terlihat beberapa murid yang menatapinya. [Name] tetap berjalan dan mengacuhkannya. Tak lama berjalan, ia melihat kerumunan suatu kerumunan. Wajah wajah itu, wajah yang memakinya.

Ah seperti akan ada cakar mencakar.

" [Name], maaf maafkan kami. Sungguh maafkan kami, Dengan hati yang tulus kami meminta maaf sedalam dalamnya karena memakimu. Kami yakin tadi kami tidak sengaja. "

" Benar [Name]. Kamu boleh menyuruh kami. Apa saja, apapun untuk dimaafkan oleh mu "

[Name] hanya merengut bingung. Ini lelaki wajah bonyok seperti habis babak belur dan cewe rambut acak acakan kenapa tiba tiba ngomong gini. [Name] segera melihat sekitar, wajah wajah mereka seperti sangat meminta dimaafkan oleh [Name].

Akhirnya [Name] memutuskan untuk melewati mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun. Lagian mereka ga guna juga toh. [Name] kembali ke wujud manusia nya

Brukk 

Seorang bocah laki laki pendek menabrak [Name]. Buku buku yang bocah itu bawa berjatuhan. Astaga banyak sekali buku itu mana tebal semua. [Name] memerhatikan penampilan bocah itu. Seperti nya dari tahun kedua. Jubah seragamnya sudah kusut dan warna nya sedikit memudar. [Name] yakin itu bekas. Tak lupa dasi hijaunya yang terikat dengan tidak rapi. Apaan ini lagi, kemejanya penuh dengan noda seperti disiram teh. 

Celana bocah itu juga sobek kecil bagian lutut. Ah sudah seperti gembel. Baiklah waktunya melihat wajah nya. Bibirnya kering, dan pucat. Tubuhnya sendiri bisa dibilang cukup kurus. Hidungnya lumayan macung, dan alis tebal berwarna coklat gelap. Rambutnya sangat berantakan. Dan.. Deg  matanya, matanya seperti. Sangat persis seperti mata adiknya. Berwarna coklat gelap dengan sedikit campuran coklat muda.

" Ehh kakak.. .m-maaf, apa ada yang salah dengan ku ? " Ucap bocah itu sembari menunduk ketakutan.

" Ah tidak apa.. Aku hanya tak pernah melihatmu. Mengapa kau membawa buku sebanyak itu ? " Ucap [Name] sembari memberi senyum manis.

" Ah, teman temanku memaksaku untuk membawanya, j-jika tidak aku tidak diperbolehkan makan "

" APA ? Kurang ajar sekali teman temanmu itu, mana mereka ? biar kakak hajar " Ucap [Name] dengan nada tinggi, tega sekali teman teman itu berbuat seperti itu. [Name] menatap bocah itu yang sedang gemetar. Ah sepertinya, [Name] membuatnya takut.

" Eh? maaf, kakak tidak bermaksud. Jika butuh bantuan katakan padaku. "

" Terimakasih kakak, em- a-aku Geoniva Albert. Teman temanku memanggilku Nerdy Berty . "

" Astaga, bagaimana dengan Geo ? Ah iya, namaku [Name] Youthstain. Panggil saja kakak [Name] oke ? "

" T-terimakasih. Tak ada yang pernah memanggilku dengan Geo sebelumnya, itu terdengar bagus. Sampai jumpa kakak manis "

Ucap bocah itu sembari berlari dengan tumpukan buku yang banyak itu. [Name] hanya bisa menatap bocah itu kasian. Ia sangat lemah, tapi bagaimana bisa dia masuk slytherin. Mungkin karena bocah itu berotak pintar. Ah tak tau lah.

[Name] melihat sesuatu dilantai. Ah sebuah pin bergambar naga meraah. Pasti milik Geo. [Name] mengirimkan burung hantu untuk mengantarkan pin itu tak lupa secarik kertas berisikan tulisan 

" Geo, pin nagamu terjatuh. Ah, pin nagamu keren juga ya. Kakak yakin pasti Geo bisa sekeren naga ini. - Kakak [Name] "

Setelah mengirimkan burung hantu itu. [Name] berjalan santai menuju asrama. Di pintu asrama ia disambut Harry yang tersenyum manis.

" [Nameeee]"

Ucap Harry segera memeluk [Name].

" Kau tak apa ? "

" Tidak apa apa Harry. [Name] kan kuat "

Harry tersenyum sembari menyuri satu kecupan dari [Name]. Yang dibalas dengan rengutan lucu [Name].

" Tau tidak, aku tadi mengahabisa anak anak yang memakimu. Aku tonjok, tendang, jewer, tampar cubit "

" Ah itu sebabnya muka mereka bonyok semua "

" Benarr. Bahkan aku juga bekerja sama dengan Malfoy. Malfoy membuat laba laba raksasa yang mengejar para cewe dan memaki maki para cowo "

" Kalian bekerja sama ? sangatlah bagus "

" Iya dong. Kan ideku "

" Harry pinter ya "

" Iya Harry pinter. Mana hadiah Harry ? "

[Name] segera memberi Harry satu kecupan dan sedikit lumatan dari Harry. [Name] melepaskan bibir mereka. Tiba tiba ada 2 ekor burung hantu. Yang satunya membawa bunga daisy dan secarik kertas dan satunya membawa mawar merah dengan amplop .

[Name] mengambil bunga daisy dan membaca secarik kertas itu terlebih dahulu

" Hehe, sepertinya pin nagaku terjatuh tadi. Ah kakak jangan seperti itu, Geo malu. Terimakasih kakak manis ! "

[Name] tersenyum melihat tulisan yang lumayan berantakkan namun lucu itu. Sementara Harry bingung akan tulisan Kakak Manis.

[Name] kini membuka amplop yang berasal dari ayahnya.

 Deg



















Gotcha! Harry Potter x ReaderWhere stories live. Discover now