Satu pesan masuk pada ponsel Shana.

Kak Agam : pulang bareng!

Matahari sudah berganti dengan bulan, dan ketika Shana masuk kedalam mobil milik Agam, jam sudah menunjukan pukul 7 malam.

" ini mau kemana ?" Tanya Shana ketika Agam tak berbelok kearah kostannya.

" kita perlu bicara Na "

Shana hanya terdiam, hingga mobil Agam berhenti disebuah bangunan Apartement mewah yang ada di daerah Jakarta Selatan.

Sepanjang jalan Agam menggenggam tangannya, dan mulai memasuki unit pria ini.

Sepanjang jalan Agam menggenggam tangannya, dan mulai memasuki unit pria ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" duduk. Aku ganti baju dulu dikamar "

Agam berlalu, dan Shana mulai mengamati ruangan ini dengan terpana, apakah Agam berasal dari keluarga kaya ?

Agam kembali dan tampak segar dengan kaos putih dipadukan dengan celana pendek berwarna senada.

Agam kembali dan tampak segar dengan kaos putih dipadukan dengan celana pendek berwarna senada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

" kamu laper lagi nggak ?" Tanyanya, setelah keterdiamannya dari tadi.

Shana menggeleng, dia sedikit tak nyaman hanya berdua di Apartement Agam.

Agam mendekat dan duduk disebelah Shana.

" kamu nggak nyaman, berduaan sama aku " Agam menebaknya dengan mudah.

Sebenarnya bukan tak nyaman karena takut, namun jantungnya yang berdebar yang membuatnya tak nyaman.

Shana menggeleng sebagai jawaban dari pernyataan Agam.

" jangan terlalu dekat ke cowok lain, aku nggak suka "

Shana menatap Agam, " kenapa ?"

" bikin mood ku hancur seharian "

Agam menidurkan kepalanya pada sandaran sofa, sedangkan Shana berinisiatif mengelus rambut Agam.

" cape yah dari tadi sibuk "

Agam menoleh, lalu mengangkat lengannya dan mulai mengelus pipi kanan Shana, Shana menegang dan ketika kepala Agam bangkit dan mulai memajukan wajahnya membuat Shana was-was.

" Kak " cicit Shana

Agam menempelkan bibirnya, hanya mengecup sekali dan langsung dilepaskannya.

Semburat merah muda pada pipi Shana membuat Agam gemas.

" apa aku yang pertama ?"

Shana mengangguk, dan terbitlah senyum Agam.

Dan ketika Agam mendekatkan wajahnya kembali, Shana menunggu dengan jantung yang berdebar kencang.

Kali ini bukan hanya sekedar mengecup, bibir Agam mulai mengulum, mencecapnya perlahan, mencoba meresapi rasa yang asing akibat beradunya dua benda kenyal ini, dan Agam menyukainya, perasaan getar mendebarkan.

Tangan Agam menjalar kebelakang leher Shana, memperdalam ciumannya hingga bunyi decapan mereka terdengar.

Shana terhanyut dan membalas pagutan bibir Agam yang begitu memabukkan.

Ciuman pertamanya seindah ini. Kelak dia akan menceritakan pada dunia bagaimana rasanya mendapatkan ciuman pertama dari orang yang tepat.

°°°°°°

Jarinya masih sibuk dengan keyboard laptop didepannya, mengetik satu demi satu barisan kalimat membentuk sebuah essay yang akan dikumpulkan besok sebagai nilai tambah mata kuliah Kimia industri.

Memasuki semester lima rasanya semakin berat, Agnes bahkan beberapa kali mengeluh ingin di nikahkan saja. Shana hanya tertawa mendengarnya.

Satu notifikasi muncul, Shana melihatnya dan muncul nama Kak Agam.

Kak Agam : aku didepan kost

Shana menghela nafas, dan segera menemui pacarnya setelah menyimpan file tugasnya.

Shana mengamati pakaian Agam, sepertinya dia baru saja selesai olahraga.

" ngapain Kak Agam malem-malem kesini ?" Tanya Shana, karena ini memang sudah jam 9 malam lebih.

" habis futsal. Temenin cari makan, aku belum makan dari tadi "

" tapi jangan lama yah, aku masih harus ngerjain tugas, besok siang deadline nya "

" iya "

Agam memakaikan jaketnya pada Shana, karena memang saat ini Shana hanya mengenakan celana polos hitam dan kaos pendek berwarna senada.

Mereka mencari tempat makan dengan menggunakan motor yang terkadang Agam pakai ke kampus.

" mau nyari makan apa ?" Tanya Shana sedikit teriak karena jalanan yang masih ramai.

" kalau malem enaknya makan apa "

" nasi goreng mau nggak ?, ada yang enak diperempatan depan sana "

" oke "

Motor mereka berhenti, dan Shana memesankan nasi goreng untuk Agam.

" pesannya cuma satu, kamu nggak makan ?" Tanya Agam sambil meminum air mineral dari botol.

" udah makan, tadi gofood "

Hening, ketika pesanan Agam datang dan pria itu mulai memakannya.

Ponsel Shana berbunyi, ada panggilan dari Mama nya.

" halo Mah "

" kakak kabarnya gimana disana, udah makan apa belum ?"

" aku baik Mah, udah tadi jam 7 makannya "

" terus sekarang lagi ngapain ? "

Shana terdiam sebentar, sebelum menjawab.

" lagi nemenin temen cari makan "

Agam menoleh kearah Shana cepat, tangannya memegang sendok dengan erat, dia tidak suka Shana mengatakan jika Agam adalah seorang teman.

" oh gitu. Mama mau ngabarin Kak kalau minggu depan Om kamu bakalan nikah, kamu bisa pulang kan ke Malang "

" bisa Mah, nanti aku pulang H-1 "

" yaudah Mama cuma ngabarin itu, Kakak hati hati disana, jaga kesehatan, dapat salam dari Papa dan Sean, oh iya kata Papa disuruh cek ATM, Papa dapat bonus hari ini dari kantor "

" iya. Bilangin makasih ke Papa "

" iya sayang "

Panggilan terputus, Shana langsung menaruh ponselnya dan mulai menyeruput jahe hangat yang dipesan disamping warung nasi goreng.

" jadi aku cuma temen " ketus Agam memberenggut.

Shana menatap Agam, sepertinya pacarnya akan kembali merengek dan itu memerlukan waktu yang panjang untuk membujuknya.

Bersambung ....

Berhenti jadi silent readers yah, ngetik sama mikir itu capek loh !

Jangan lupa Follow, Like and Comment yah !!!!!

Dear, AshanaWhere stories live. Discover now