2. Berbeda

329 78 4
                                    

Rabu, 12 April 2022

Aneh, Doyoung merasa aneh pada anak yang berada di depannya saat ini.

Haechan, anak itu tidak seperti ini sejak dua hari kemarin, lantas kenapa berbeda?

Jika kemarin, Doyoung melihat anak yang manis dan sopan, sekarang yang berada di depannya adalah sosok penakut yang sedari tadi tidak berhenti sesegukan akibat terlalu banyak menangis.

"Haechani kenapa?" Tanya Doyoung lembut, dia sedari tadi tidak berbicara karena menunggu anak itu tenang.

Dengan suara bergetar Haechan menjawab, "Ta-Kut" ungkap anak itu.

Memang benar, Tumor otak mempengaruhi kepribadian penderitanya, tapi Doyoung tidak mengira akan peruahan total ini.

Doyoung bingung.

"Chanii~" Seruan seseorang menarik atensi kedua orang diruang tersebut, dari arah pintu terdapat seorang anak yakni Han.

Anak itu tidak sendiri, Ia bersama anak lain yang bernama Hyunjin, Sepupu Han yang terkadang berkunjung untuk menemani anak itu.

Jawaban yang sama terdengar, Haechan kembali mengatakan bahwa anak itu takut.

Penasaran akan respon Han, Doyoung kembali diam memperhatikan.

Han yang mendengar jawaban Haechan lantas segera berbicara dengan sepupunya yang langsung diangguki dan kemudian sepupu anak itu pergi.

Han mendekat, ia meminta bantuan Doyoung untuk mengangkatnya agar bisa berdekatan dengan haechan yang duduk di ranjang pasien.

Doyoung tanpa banyak protes menurut, dan mengangkat tubuh mungil Han keatas ranjang yang sama yang ditempati oleh Haechan.

Tanpa banyak kata, Han langsung memeluk tubuh Haechan, menyalurkan rasa hangat serta nyaman pada rekan sebayanya.

Dada Doyoung bergemuruh, dalam hati tidak menyangka akan tindakan yang dilakukan oleh Han.

'Aneh, rasanya aneh' batin Doyoung.

Pemandangan di depannya ini tidak terlihat seperti sesuai pada tempatnya.

Mereka hanya anak yang berusia 10 tahun, tapi apa yang baru saja dilakukan oleh salah satunya tidak menunjukkan bahwa mereka berusia 10 tahun.

Haechan mulai tenang, tidak lagi sesenggukan juga bergetar ketakutan, dan tidak lama Han membawa tubuh keduanya untuk berbaring.

Doyoung dengan sigap membantu, karena infus Han mungkin akan melukai anak itu.

"Chani terkadang seperti ini, Dokter." Jelas Han kala Haechan telah tertidur, anak itu juga tetap berbaring tidak berniat untuk bangun.

"Hmm?"

"Kata Hendry Hyung, Chan terkadang akan menjadi seperti ini diwaktu yang tidak terduga, terkadang dia juga menjadi teman yang jahat tapi Han paham kenapa Chani seperti itu" jelas Han

Apa ini? Doyoung merasa dia tidak sedang berbicara dengan anak yang berusia 10 tahun.

"Chani akan menjadi lebih baik setelah tidur atau saat dokter memberinya permen" tambah anak itu sembari tersenyum.

Doyoung memiringkan kepalanya, "Permen?" Katanya.

Han mengangguk, "Chani suka permen, Dokter tahu permen ting-ting? Chani sangat suka permen itu" jawab Han.

"Hani, Huft.. Huft.. ini permennya" seruan seseorang manarik atensi keduanya.

Ah, sepupu Han. Hyunjin.

Hyunjin berjalan mendekati Han, Anak itu kemudian menyerahkan beberapa permen kepada Han.

"Dokter, kalau Chani bangun, kasih permen ini ya" kata Han, kedua tangannya yang berisi beberapa bungkus permen ia arahkan kepada Doyoung

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 26, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

60 Days | HaechanWhere stories live. Discover now