1. Nea dan Dirga

15 0 0
                                    

Gadis berambut sebahu itu tengah duduk di depan laptop dan secangkir kopinya. Ia sesekali melihat ke arah buku yang berada di samping laptopnya.

Nea Melody Addison. Putri tunggal Rowland Addison pemilik perusahaan hiburan terbesar di seluruh kota ini. Ibunya telah meninggal dua tahun yang lalu. Kepergian ibunya itu menyisakan luka yang sangat dalam bagi keluarga kecilnya.

Bagi orang lain, kehidupan Nea sangat sempurna. Mempunya pacar yang sangat tampan dan juga setia, ayah yang kaya raya, dan kehidupan yang sangat bergelimang harta.

Kembali ke Nea. Nea meletakkan kepalanya di meja. Ia sangat pening dengan pekerjaan yang diberikan oleh ayahnya. Kemudian, bayangan tegap seorang laki-laki muncul di hadapannya. Ya, dia adalah Dirgantara. Pacar Nea yang tampan dan mempesona.

"Lama banget sih!" Rutuk Nea merasa kesal.

"Sorry. Gue habis nganter bunda ketemu calon papa tiri gue. Hehe"

Iya. Mereka pacaran. Tapi cara berkomunikasi mereka seperti teman akrab. Itu semua karena sifat Nea yang cuek dan Dirgantara yang tidak terlalu memikirkan omongan yang akan mereka dapatkan. Dirga kemudian duduk di depan Nea dan mulai membantu gadis kesayangannya itu menyelesaikan pekerjaan Nea. Nea merasa sangat beruntung mempunyai kekasih seperti Dirga.

***
"Apa kita bisa meneruskan pernikahan kita, mas?" Tanya seorang wanita yang tengah menyiapkan secangkir kopi untuk kekasihnya.

"Nea tidak akan mempermasalahkan ini semua, sayang. Dia juga mendesak agar aku segera menikah" kata lelaki paruh baya itu.

"Anakku juga begitu. Semenjak aku dan Travis sepakat untuk berpisah beberapa tahun lalu, anakku selalu memikirkan bagaimana aku ke depannya jika dia sudah berkeluarga sendiri"

"Ngomong-ngomong, katanya kamu pingin ngenalin aku sama jagoan mu. Kok dari tadi aku nggak lihat, ya?!"

"Aaaa... Tadi sih dia nganterin aku. Cuma katanya ada urusan sih sama calon mantu. Hehe"

Kedua sejoli itu menikmati sore mereka dengan sangat romantis ditemani pemandangan langit jingga yang terlihat dari balik tembok kaca apartemen milik keluarga Addison itu.

***
Kembali ke Nea dan Dirga. Mereka kini tengah asyik menikmati waktu santai di sudut cafe.

"Ga! Lo pernah bayangin ga sih kehidupan kita ke depannya?" Tanya Nea tiba-tiba memecahkan fokus Dirga yang tengah sibuk dengan handphone nya.

"Maksud Lo?" Tanya Dirga balik.

"Ya, i mean misalkan kita jodoh, kadang gue udah naruh ekspektasi tinggi. Gue jadi ibu rumah tangga dan Lo nerusin usaha bokap gue atau Lo ngejar passion Lo di bidang seni gitu" kata Nea panjang lebar.

"Tapi kalo kita ngga jodoh?!" Tanya Dirga tanpa ragu.

"Ya kalo ngga jodoh sih gue bakal kabur ke luar bumi sih buat nyari alien ganteng" canda Nea.

"Ngaco ni anak."

"Tapi ini serius sih, Ga! Kalo kita emang ditakdirkan ngga jodoh, gue bakalan Nerima keadaan dan minta maaf ke Lo karena udah naruh harapan yang tinggi sama Lo. "

Dirga duduk di samping Nea dan memeluk gadis itu se-erat mungkin.

"Lo jangan ngomong gitu lagi. Gue sayang sama Lo. Kita bakalan nikah dan punya anak. Lo bisa percayain itu sama gue. Gue bakal ngelamar Lo ke papa setelah pernikahan bunda"

"Ha! Bunda bakal nikah?! Kapan? Sama siapa? Kok bunda ga ngasih tau gue sih?"

"Acara lamarannya sih lusa. Gue ngga tau sih duda atau berondong mana yang terpikat janda kek bunda. Lo datang ya" kata Dirga

"Lah, lusa banget nih?! Papa juga mau ngelamar janda. Gatau deh janda gang mana yang mau dilamar"

"Jangan-jangan bokap Lo yang ngelamar nyokap gue" celetuk Dirga

"Yahhh... Kalo beneran sih kita jadi sodara tiri dongs. Ga asik punya kakak kayak Lo"

Mereka berdua larut dalam candaan.

Semoga omongan Lo ga bener ya, Ga - Nea

Semoga bukan bokap lo yang ngelamar bunda - Dirgantara

Our Happiness Where stories live. Discover now