memory

3 0 1
                                        

Di setiap langkah kaki berjalan, Athaya terus menatap kaysan di depan nya, ia sedikit tersenyum dengan kedua mata nya berkaca kaca, dia berharap apa yang di liat sekarang ini adalah kenyataan dan bukan ilusi yang ada di pikiran nya.

Mereka membagi tugas untuk melanjutkan perjalanan supaya tetap aman, Anaya menjaga di bagian depan pintu darurat. Sedangkan Kiara dan Miranda menjaga di bagian dalam pintu darurat untuk memastikan tidak ada orang di dalam sana. Sedangkan Athaya dan kaysan pergi ke atap sekolah untuk melihat keadaan di luar sekolah dari atas.

Sembari menaiki tangga, Athaya masih saja menatapi kaysan dengan mata yang berkaca kaca, kaysan lalu melihat ke arah thaya "Thay, kamu kenapa nangis" kata kaysan sambil mengelap tetesan air mata yang mengalir di pipi thaya.

Athaya reflek memeluk kaysan sambil menangis sesenggukan
"Jangan tinggalin aku lagiii"

Kaysan sedikit tersenyum dengan air mata nya yang juga mengalir sambil mengelus rambut Thaya.

"Aku gabakal ninggalin kamu Thay,aku janji."

Sesampai nya di atap, angin bertiup kencang dengan daun daun kering yang berterbangan di atas, Athaya dan kaysan kebingungan melihat area luar sekolah yang seperti tak ada kehidupan, di jalanan tidak ada kendaraan yang berlewatan, serta orang orang yang biasanya berjualan di depan sekolah pun tidak ada, sama sekali tidak ada makhluk hidup yang mereka liat, selain mereka.

Tiba tiba awan di langit langit perlahan menjadi gelap dengan angin yang semakin kencang di iringi suara petir yang menggelegar, tak lama setelah seluruh awan menjadi gelap, muncul tangan yang berusaha memanjat ke atap sekolah.

Athaya kaget lalu memastikan siapa yang berusaha naik ke atas, dan ternyata itu adalah anak anak yang sudah teracuni otak nya yang berusaha menangkap kaysan  dan juga Athaya dengan cara memanjat.

Reflek Athaya berteriak lalu menendang tangan anak itu hingga terjatuh dan terhantam oleh kaca mobil yang membuat mobil itu berbunyi kencang.

Tanpa di sadari, di sebelah kanan Athaya dan kaysan, sudah banyak anak yang dikit lagi mencapai ke atap atas, kaysan langsung menarik tangan Athaya untuk kabur dari atap tersebut, Athaya dan kaysan berlarian melewati tangga hingga di pertengahan jalan Athaya terselandung lalu kaysan cepat cepat menggandeng Athaya lalu berlarian secepat nya, anak anak itu berada tak jauh di belakang Athaya dan kaysan, di saat mereka berdua telah sampai di tangga terakhir, kaysan menghidupkan alarm kebakaran untuk memberi isyarat ke Naya dan lainnya klo mereka sedang dalam bahaya.

Naya melihat lampu alarm yang berkedap kedip serta berbunyi kencang membuat nya berlarian sambil membawa kedua kapak nya dan bersiap siap untuk menyerang di depan tangga.

"NAYA!" Kata kaysan dan Athaya yang berhasil melewati tangga.

"Kalian berdua cepet pergi ke pintu darurat, temuin Kiara sama Miranda, ini biar gw yang urus"

Anaya mengikat rambut nya lalu menyiapkan kapak di kedua tangan nya dan tidak lupa ia memakai headset dan menyetel lagu dynamite.

Saat anak anak itu datang Naya langsung berlarian dan berteriak sambil menyerang anak anak itu dengan kedua kapak nya.
"GW ABISIN LO SEMUA B#NGS#T!"

Anaya menyerang sembari bernyanyi dan menari di tangga, Anaya menjambak rambut orang itu dan menghantam nya ke pegangan tangga lalu mempotong kepala nya hingga terbelah jatuh ke lantai bawah.

Setelah menyelesaikan kegilaan itu,Anaya kembali pergi ke pintu darurat.

Sesampainya disana, mereka semua melongo melihat Anaya yang pakaian serta rambut nya menjadi merah penuh darah.

"Kenapa?" Kata Anaya sambil melepas headset nya

"K,k,Kren" kata Athaya dan lainnya sambil melongo.

where should we go?Where stories live. Discover now