"Orang nya enggak kenapa-kenapa. jadi kita tinggalin aja, karena hampir telat" Jawab Khanza merasa bersalah "tapi kata kak Revan dia udah nyuruh orang suruhannya bawa ke rumah sakit" lanjut Khanza.
"Yaudah sih, lo tenang aja. orang nya juga enggak kenapa-kenapa" Ujar Violet. "Bye-bye, gue mau ngasih Edgar minum" Lanjut Violet, saat melihat murid laki-laki yang sudah selesai main.
"Nih minum" ucap Violet menyodorkan air minum pada Edgar.
"Ga usah" Ucap Edgar dingin.
"Tapi gue udah beliin buat lo" ucap Violet lagi.
"Lo pergi bisa?!" Tanya Edgar tajam, menatap Violet penuh emosi. Entah lah Edgar selalu emosi saat melihat wajah Violet.
"Oke" jawab Violet menunduk takut. Dan pergi dengan kekecewaan.
"Udah gpp" ucap Khanza menenangkan. Khanza dan Zoya memang mendengar interaksi Violet dan Edgar.
"Yo kantin" ajak Zoya, karena memang sudah istirahat.
"Ayo" jawab Khanza, sedangkan Violet berjalan dengan wajah lesu.
Saat di tengah jalan, tiba-tiba ponsel Zoya berdering tanda ada notifikasi pesan masuk.
"Ehh lo berdua duluan aja, gue ada urusan" ucap Zoya.
"Oke deh" balas Khanza, lalu pergi bersama Violet.
Sedangkan Zoya berjalan menuju roftop.
Saat tiba di roftop dapat Zoya lihat seorang laki-laki yang membelakanginya. Orang yang sangat Zoya kenal.
"Kenapa?" Tanya Zoya, setelah tiba di dekat laki-laki tersebut.
Menghembuskan nafas pelan, laki laki itu berucap "emang ga boleh ketemu pacar sendiri?" Tanya nya.
Zoya ikut menghela nafas pelan "bukan gitu" jawab Zoya. "Nanti ada yang liat gimana?" Sambung Zoya.
Kembali laki-laki itu menghela nafas kasar. "Kenapa sih, susah banget kalo kita mau ketemu?!" Tanya laki-laki itu kesal. "Kenapa harus sembuyi kaya gini?" Lanjut nya frustasi.
"Gue pindah kesini, karena gue pengen berada di dekat lo!" Ucap nya kesal "kenapa malah kayak gini" lanjutnya, mengeluarkan unek-uneknya. Ya laki-laki itu adalah Edgar.
"Maaf" Ucap Zoya menundukkan kepalanya.
"Lo tau kan sahabat gue suka sama lo" sambung Zoya pelan.
"Lo selalu mikirin perasaan orang lain!, sedangkan pernah ga lo mikirin perasaan gue?!" Tanya Edgar kesal.
Mendengar kekesalan Edgar membuat Zoya merasa bersalah. Sungguh Zoya tidak ingin seperti ini. Ia juga bingung.
"Sampe kapan hubungan kita harus sembuyi-sembuyi kayak gini?" Tanya Edgar kesal.
"Gue cape Zoy" lirih Edgar.
Saat Zoya dan Edgar membalikkan badan, terlihat Violet yang berdiri di depan pintu roftop dengan mata yang berkaca-kaca. Membuat tubuh Zoya menegang. Sedangkan Edgar menatap Violet dengan wajah datar.
"Vio" lirih Zoya.
Dengan cepat Violet membalikkan badannya lalu berlari dengan berderai air mata.
Melihat Violet berlari dengan berderai air mata, Zoya masih mematung di tempat ingin mengejar Violet, namun kaki nya terasa keluh.
Perlahan air mata Zoya ikut turun dari pelupuk matanya. Dengan sigap Edgar membawa Zoya ke dalam pelukannya.
"Gue harus gimana Ed?" Lirih Zoya dengan Isak tangis.
*****
Di dalam kelas Khanza yang sedang menulis, tersentak kaget saat melihat Violet kembali ke dalam kelas dengan bercucuran air mata.
"Lo kenapa Vio?!" Tanya Khanza khawatir.
Tak menjawab pertanyaan Khanza, Violet langsung menelungkupkan kepalanya di atas meja, dengan tubuh yang bergetar.
"Lo tenang dulu" ucap Khanza menepuk-nepuk punggung Violet.
Ingin menanyakan kenapa Violet menangis. Khanza urungkan karena Violet yang sepertinya tidak ingin di ganggu.
Tak lama Zoya dan Edgar masuk ke dalam kelas dengan mata Zoya yang sembab. Membuat Khanza bertambah bingung melihat kedua temannya yang masuk ke dalam kelas dengan menangis.
Mereka kenapa sih batin Khanza bingung.
Saat akan kekantin tadi, tiba-tiba Violet ingin ke kamar mandi. saat Khanza ingin menemani nya, Violet tolak dengan alasan dia bukan anak kecil yang harus di temani. Namun saat hampir tiba di kamar mandi, Violet di buat bingung saat melihat Zoya yang berjalan menuju tangga roftop. Karena penasaran jadi lah Violet mengikuti Zoya diam-diam.
*****
Di kantor tepat nya di ruangan Revan. Terlihat ramai karena sedang ada David dan Alex yang berkunjung.
"Tadi gue hampir nabrak orang" ucap Revan tiba-tiba. Menghentikan David dan Alex yang sedang adu mulut.
"Terus orang nya gimana? Ga mati kan?" Tanya Alex, menatap ke arah Revan yang semulanya menatap sengit David.
"Lo bisa serius ga sih?" Tanya David heran.
"Orang nya ga kenapa-kenapa" jawab Revan.
"Terus masalah nya apa?" Tanya David.
"Orang yang hampir gue tabrak itu Salsa" ucap Revan tenang.
"What serius lo?" Tanya Alex dan David kompak.
"Hm" dehem Revan.
"Beneran udah balik ternyata tuh cewek" gumam Alex.
Tok...tok...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan ketiga pria tersebut.
"Masuk" Ucap Revan.
Saat pintu terbuka terlihat seorang perempuan menatap Revan dengan tersenyum manis. Membuat Revan, Alex, dan David memandang perempuan tersebut terkejut.
"Revan" panggil nya.
_
_
_
TBC
****
Hallo all,
Apa kabar? Sehat dong pastinya.
Seru ga chapter ini? Ga seru? Oke di seruin aja wkwk.
Jangan lupa vote and komen ya readders ku tercinta☺️
See you next part all ❤️🐊
YOU ARE READING
REVKHAN✔️ [TAMAT]
Teen FictionBelom di Revisi, jadi mon maaf kalau tulisannya masih acak-acakan🙏 [ Cover di ubah ] Cerita ini murni hasil imajinasi saya sendiri, maaf jika ada kesamaan nama tokoh, alur, latar,dan tempat peristiwa dari cerita lain. itu murni ketidaksengajaan. **...
Part 19
Start from the beginning
![REVKHAN✔️ [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/284868893-64-k488634.jpg)