lost in Memory

2 0 0
                                    

Hari ini aku terbangun di sebuah tempat yang sangat asing. Ha yang aku ingat terakhir adalah aku berada di jalanan di dekat pusat perbelanjaan sedang mencari seorang teman yang mengatakan menungguku di dalam. Namun sampai aku berkeliling mengitari seliruh antai di pusat perbeanjaan itu, aku tidak menemukannya. Dan memutuskan untuk keluar dari pusat perbelanjaan tersebut dan kembali pulang kerumah. Saat di perjalanan menuju rumah. Aku tidak sengaja melihatnya tengah duduk di salah satu restoran bersama dengan beberapa orang yang tidak ku kenal. Mereka terlihat sangat akrab.

Aku yang saat itu sangat kesal, menvhampirinya dan bertanya apa maksud dari tindakannya.

"Ya, kenapa tidak mengabariku? Apa gunanya ponsel mu? Setidaknya kirim pesan kalau sudah pulang." Ucapku

Tapi ia tidak menanggapinya dan hanya melihatku sekilas lalu kembali berbincang dengan mereka. Aku yang sudah sangat emosi akhirnya menariknya sampai ia berdiri menghadapku dan berkata

"Qpa kau tau aku sangat lelah mencarimu? Berkeliling di setiap lantai untuk mencarimu dan kau malah enak-enakan di sini"

Setelah mengucapkan hal itu, aku bergegas meninggalkannya dan pulang kerumah untuk tidur. Itulah ingata terkahir ku sebelum aku berada di ruangan asing ini.

Saat memperhatikan keadaan sekeliling, qku menyadari ada yang aneh dengan pakaianku yang terasa berat. Akupun menunduk dan terkejut dnegan pakaian yang kugunakan. Aku menggunakan gaun pengantin berwarna putih, gaun itu terbalut sempurna di tubuhku.

Karena hal mengejutkan itu, aku tidak berpikir panjang dan langsung bergegas keluar dari ruangan itu. Pintunya tidak terkunci dan tempat itu benar-benar sepi. Melihat kesempatan emas itu, aku pun bergegas kabur dari tempat itu.

Qku berlari tanpa melihat kebelakang, menyusuri setiap jalan setapak di sana, masuk ke lorong jalan yang ku temukan. Sampai akhirnya aku menemukan jalan yang sangat ku kenal. Jalan setapak yang mengarah ke rumahku.

Air genangan hujan masih terlihat di jalan itu, sepertinya hujan baru saja reda. Aku bergegas kembali ke rumah. Saat sampai di rumah aku di sambut oleh zeorang pria yang tidak ku kenal. Usianya tidak terlalu jauh dariku. Tapi yang aku ingat dia bukan saudara atau kerabatku. Dan hal pertama yang dia lakukan adalah mengamnil sesuatuu dari atas kepalaku kemudian masuk dengan santai ke dalam rumahku.

Kali ini aku benar-benar merasa heran. Siapa dia? Saat aku akn bertanya padanya ayahku keluar dari kamar dan mengajaknya untuk pergi keluar rumah. Aku yang masih belum bisa mencerna apapun hanya masuk ke dalam rumah yang di sanbut oleh ibuku.

"Kok kamu belum ganti baju? Udah mandi? Kalau belum mandi dulu sana." Ucap ibuku dengan nada lembut.

Akupun memutuskan untuk mengikuti ucapan ibuku. Dan masuk ke kamarku untuk mandi dan beristirhaat sejenak. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yNg lebih nyaman, aku masih bingung dengan apa yang terjadi hari ini. Terbangun dengan menggunakan pakaian pengantin, bertemu degan seseornag yang sangat dekat dengan keluargaku tapi aku bahkan tidak mengenalinya zama sekali.

Saat aku keluar kamar dan ingin bertanya pada ibuku, aku melihatnya tengah rertidur lelap di kasurnya. Aku tidak tega membangunkannya dan memilih menelusuri dinding dan meja di ruang tamu yang biasa digunakan oleh keluargaku untuk menyimpan atUpun memajanv foto-fotk moment penting kami. Dan aku teralih dengan sebuah foto yang bahkan aku tidak ingat pernah mengambil foto itu.

Foto tersebut di bingkai dan di letakkan diatas meja, dari jauh sudah terlihat kalau foto itu masih baru karena warnanya yang mqsih berkilau. Aku mendekatinya dan melihat foto itu dengan seksama. Di dalamnya ada ibuku dan aku yang duduk di sebuah kursi beserta adik permepuanku yang berdiri di belakang kami. Kami bertiga tersenyum bahagia. Tapi ada yang aneh. Di dalam foto terlihat latar berwarna putih yang di lengkapi dengan hiasan dinding berbentuk hati berwarna merah beludru. Aku mengenakan pakaian pengantin tradisional khas Jawa dan ibuku dan adikku juga memakai gaun senada.

Bahkan kursi yang kami duduki qdlaah kursi kecil yang sering terlihat diatas pelaminan pernikahan.

Aku kembali bertanya dalam hati,
"Apa ini? Kenapa aku tidka ingat dengan kejadian di foto ini?"

Kemudoan aku teringat dengan sebuah dialog drama yang sering ku tonton yang saat ini sedang menggambarkan kondisiku. Apakah aku mengalami amnesia sebagian? Apa aku melupakan sesuatu yang penting? Apa selama proses pernikahan ini akuengalami trauma sehingga aku melupakan pernikahanku sendiri?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepalaku. Aku bahkan ingat dengan jelas kalau aku selama ini tidak memiliki hubungan dekat dengan pria mana pun. Karena rasa 0enasaranku, qku kembali menggeledah seluruh laci di ruangN itu dan aku berhasil menemukqn sebuah album foto berukuran sedang yang cukup tebal. Aku pun membukanya.

Dan hal pertama yNg kulihat menjelaskan semua situasi yang ku alami.

"Mungkinkah karena ini? Aku trauma karena ini?" Ucapku dalam hati saat melihat foto oertama dari album tersebut.

Foto itu menjelaskan situasi yang sednag ku alami dan siapa pria itu. Di dalam foto tersebut terlihat aku dan beberapa perempuan mengenakan pakaian kebaya yang zangat cantik dan salah satunya qdalah kenalan ku semasa kuliah dulu. Kami berdua berdiri menghadap ke barisan para pria yang duduk dengan rapi. Mereka menggunakan pakaian formal yang senada.

Aku membalik setiap halamna dan memperhatikan apa yang terjadi. Aku berpasangan dengannya, pria yangenyambutku di depan rumah tadi. Saat aku tengah fokus membalik setiap halaman aku menyadari bahwa itu adalah sebuah kencan buta massal.

Yang aku ingat itu sebuah acara non komersil yang mengumpulkan pria dan wanita single. Dan aku salah satu pesertanya. Tapi aku bahka tidak ingat bahwa aku pernah mendaftarkan diri. Apa ada orang yangendaftarkanku? Apa ingatanku yang hilang di muali dari hari dimana acara ini dimulai? Apakah aku shock dengan kenyataan bahwa aku ikut serta dalam kencan ini?

Ketika aku ingin membangunkan ibuku dan bertanya secara detail, adik laki-lakiku baru saja pulang ke rumah dan bertanya ada apa karena melihatku kebingungan. Aku bertanya mengenai foto itu. Dan ia menjelaskan semuanya bahwa aku mengikuti kencan but masal karena tidak kunjung memiliki pasangan padahal adik perempuanku sudah menikah lebih dahulu. Saat aku menanyakan tentang pria itu yang terlihat di terima di keluarga kami, ia menjawab bahwa pria itu sebenarnya sudah mengawasi dan memeprhatikanku karena sebenanrya yang di pasnagkan denganku bukan dirinya. Dan aku menolak pria yang di pasangkan denganku di akhir sesi.

Saat semuanya sudah jelas, qku kembali ke kamar dan menunggu pria itu dan ayahku kembali. Namun mereka tak kunjung pulang yang membuatku tidak sabar dan akhirnya memutuskan mengirm pesan kepada ayahku dan bertanya dia berada di mana. Sata mengetahui posisi meeka aku bergegas menyusul mereka.

Sesampainya di sana aku melihat ayahku sedang berkumpul dengan kerabtaku dan dia duduk di samping ayahku. Saat menyadari kehadiranku, dia tersenyum dan menghampiriku. Ia merangkul pinggang ku dan mengajakku untuk duduk bersamanya terpisah dari ayahku dan kerabatku.

Aku yangendaptakan perlakuan sepeti itu pertama kali merasa canggung dan malu. Tapi ada hal aneh yang kurasakan. Aku tidka merasa risih di pegang olehnya, malah aku merasa nyaman dna merasa aman saat di rangkul olehnya. Saat kami duduk berdua dia berbisik

"Aku gak nyaman disini. Canggung banget, enggak tau harus ngapain"

Aku yang bingung mau merespon apa hanya tertunduk tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Dan selang beberapa detik akuenger kerabat-kerabat ayahku menggoda kami

"Cie.. yang masih pengantin baru... lagi mesra-mesranya... sampai di susulin" ucap adik sepupiku yangeang sedari tadi qda di antara sekumpulan bapak-bapak di rumah itu. Ya itu rumah pamanku yang paling tua. Merek smeua berkumpul di sana saat akhir pekan karena menantunya yang memilki usaha sebuah tempat tongkrongan.

"Apaan sih, udah sana" ucapku karena malu
Sendagkan pria itu terlihat tersenyum senang menaggapi ucapan adik sepupuku. Dan satu hal lagi.. tangangnya masih setia merangkul pinggang ku, meskipun kami sudah duduk berdua.

Tapi masalahnya sekarang, aku tidak tau siapq dia, namanya, pekerjaannya, umurnya bahkan kelaurgany. Dan aku harus bertanya kepada siapa? Apakah aku harus jujur kepada keluargaku dan dirinya bahkan Ku tidka ingat apapun tentang hari sakral yang hany terjadi zatu kali dalam seumur hidupku?

Aku bahkan takut kalau aku nertanya danenceritaka kondisiku kepadanya, dia akan kecewa. Eh.. kenapa aku memikirkan oerasaan dan reaksinya? Apa aku juga memiliki perasaan kepadanya? Tapi kenapa aku tidak mengingat apapun mengenai awal pertemuan kami dan berkahir dengan status sebagai suami istri ini? Adakah yang bisa membantuku? Aku benar-benang bingung harus melakukan apa.

DreamingWhere stories live. Discover now