Ia menggendong Renjana menuju kamar dan menidurkannya serta menutupi badannya dengan selimut. Kakinya segera melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang bau. Selesai mandi, ia langsung memeluk badan kecil Renjana. Wangi bayi Renjana yang khas membuat Navier betah berlama-lama memeluk suaminya.
🦊
Handphone Renjana berdering kencang hingga membuat sang empu terbangun dari tidurnya.
"Halo?"
"Renjana, ini mommy di depan pintu."
"Mommy? Huh, MOMMY? SEBENTAR, RENJANA TURUN."
"Okey, sweetheart."
Ia memutuskan telepon itu dengan sepihak. Kaki mungil lelaki itu segera berlari menuju ke bawah dan membuka kunci pintu rumah. Netranya melihat mommynya berdiri tepat di depan pintu sembari membawa sebuah bingkisan buah. Matanya langsung mengeluarkan liquid air mata.
"Mommy hiks..."
"Jangan nangis, Renjana sayang. Ayo masuk dulu. Udaranya dingin banget."
Renjana merangkul tangan mommynya menuju sofa ruang tamu. Ia memeluk mommynya seerat mungkin.
"Mommy, Renjana kangen. Lama banget mommy di rumah sakit. Mom nggak kangen Renjana?"
"Malah, mommy kangen banget sama anak mommy yang paling cantik sedunia. Maaf ya lama..."
"No, mommy don't have to say sorry for me. Harusnya, aku yang minta maaf, mom."
"Ini mommy bawa buah. Kamu kan lagi hamil. Biar babynya sehat, kamu makan buah yang banyak."
"Kemarin habis belanja sama Navier. Renjana nggak boleh beli permen, mom. Alhasil, Navier beliin Renjana buah sama sayur satu lemari."
"Itu namanya sayang Renjana. Kalau babynya makan permen terus, nanti nggak baik buat pertumbuhannya."
"Iya deh, nurut sama mommy."
"Navier mana, Nak?"
"Lagi tidur mom. Dia baru bangun jam 09.00. Sekarang masih 08.30."
"Ya sudah, ayo bantuin mommy masak buat sarapan."
Renjana membantu mommynya memotong bawang dan sayuran lainnya. Lelaki itu sebenarnya malas memasak, tetapi demi menyenangkan hati mommynya. Suara langkah dari tangga terdengar hingga telinga Renjana.
"Aduh, wangi banget. Masak apa ini?"
"Punya mata kan? Ini lo liat."
"Buset, sewot bumilnya. Kesambet apaan lo?"
"Udah, udah, ayo makan." sahut Juno.
Mereka berdua makan dengan keadaan canggung, ya sangat canggung akibat keberadaan Juno. Tangannya meraih mantel dan tas miliknya.
"Mom pergi dulu ya, masih ada urusan lain. Nanti kalau ada apa-apa, call mommy okay?"
"Oke, mom. Bye bye, love you ~" balas Renjana.
Juno segera pergi meninggalkan rumah mereka. Renjana langsung meletakkan sendoknya dan mencuci tangannya.
"Marah-marah terus bisanya. Nggak capek apa marah-marah terus?"
"Kok serius sih?"
"Kalau nggak serius, lo nggak bakalan dengerin semua perkataan gue."
"Kok jadi lo yang marah?"
Navier meninggalkan Renjana sendiran di dapur. Renjana bertambah bingung melihat Navier yang tiba-tiba moodnya berubah drastis. Di luar rumah, Navier langsung melajukan motornya menuju suatu tempat.
"Apa gue berlebihan banget ya? Navier marah dari kemarin sama gue... susah banget sih ngertiin orang." batin Renjana.
Pikirannya mulai berpikiran yang tidak-tidak. Apakah suaminya akan pergi selingkuh dengan Jeje? Ah, Navier saja marah saat dirinya menyebut nama Jeje. Lalu, apakah dia akan pergi tawuran dengan Mahen? Atau dia sudah bosan dengan Renjana yang hobinya adalah mengomel dan mencari perempuan lain diluar sana?
Perutnya mendadak sakit dan ia menelepon Haedar untuk segera datang ke rumahnya.
"Sialan, Haedar nggak jawab telepon. Mungkin, gue terlalu stress sampai anak gue ikut stress juga. Mendingan, gue main ke rumah Haedar aja."
Dirinya langsung mempersiapkan diri dan pergi menuju rumah Haedar dengan taksi. Selama dirinya hamil, Navier tidak membolehkannya untuk berkendara sementara waktu. Takutnya, akan terjadi apa-apa dengan Renjana.
🦊
Ting tong!
Jari mungilnya memencet bel rumah Haedar. Tidak ada sahutan sama sekali dari dalam. Kemana perginya Haedar dan Mahen itu? Moodnya mulai memburuk. Pikirnya, mungkin saja pergi menuju pusat perbelanjaan bisa menenangkan moodnya. Tanpa berlama-lama, ia kembali pergi menggunakan taksi.
Tak lama kemudian, matanya melihat pusat perbelanjaan. Kakinya menapak masuk ke dalamnya dan melihat-lihat perlengkapan bayi untuk anaknya.
>>>
jangan jadi siders, kalau nggak nanti ku marahin sama renjun! baibai~
signed,
aksasenjaa
YOU ARE READING
Bad Decision; jaemren.
FanfictionBoy, you make me make bad decisions. >>> ⚠️ NO PLAGIARIZE PLEASE ⚠️ - MISSGENDERING. - mpreg. - bxb/humu. - harsh word. - lokal. - murni, own story. tidak ada unsur penjiplakan darimana pun. - non baku. - cover by pin. 🖇 jika ada saran dan kritik...
arrival
Start from the beginning
