"Nyesel gue minta dia ke sini." keluh Kenan.

"Lo tuh kebanyaan ngeluh." ucap Shazad kepada Kenan.

"Eh, lo nggak ngerasain aja punya kakak kaya nenek lampir." kesal Kenan.

"Gue punya abang yang nakalnya juga super duper. Lo kan juga tahu abang gue gimana." ucap Shazad.

"Oh iya, bang Daren gimana kabarnya?" tanya Affan.

Shazad mendengus pelan. "Yah biasalah, dia dua hari nggak balik. Tapi ortu gue nggak nyariin tuh, katanya kalau di Amrik remaja malah lebih bebas." jelas Shazad.

Affan mengangguk.

"Iya juga, lo kan keturunan asli orang sana." ucap Kenan.

"Yah kan tapi kita tinggal di Indo." sahut Shazad. "Bener juga sih," lanjut Kenan.

Tiba-tiba saja, pintu kamar Kenan terbuka. "Aky, gue tadi mau bikin makanan untuk temen - teme lo. Tapi kebetulan cheese gue lagi habis. Ke minimarket depan dong, beliin!" ucap Gita.

Aky adalah panggilan dari keluarga Kenan untuk panggilan nama Kenan sendiri.

"Jiji bat gue liat lo sok kemayu gitu." ucap Kenan.

"Dih! ya udah sana beliin!" ucap Gita. "Ogah!" sahut Kenan dengan cepat.

"Ya udah kak, biar gue aja yang beli bareng Affan."ucap Shazad. "Lagian kakak seharusnya nggak usah repot-repot buatin kita makanan." tambah Shazad.

"Ya ampun, ko lo baik banget sih Jad? beda banget lo sama abang lo!" ucap Gita. "Gue nggak repot kok. Ya udah ini uangnya." lanjut Gita yang masuk ke kamar Kenan dan memberikan selembar uang Rp. 100.000,00 kepada Shazad. "Beliin gue cheese satu yah, sisanya ambil aja!" ujar Gita.

"Dasar lu ya kak, giliran gue lima ratus perak aja lu tagih!" kesal Kenan.

Gita menatap Kenan dengan tatapan sinis. "Siapa lo? gue nggak kenal!" ucap Gita yang kemudian berlalu dari hadapan Kenan dan teman-temannya.

"Lo ikut kaga Ken?" tanya Shazad.

"Kaga!" sahut Kenan.

"Gue juga males, ngapain lo bawa-bawa nama gue segala!" ucap Affan.

"Lo kan bawa motor." ucap Shazad.

Affan melemparkan kunci motornya kepada Shazad. Shazad pun dengan cepat menangkap kunci tersebut, ia kemudian menatap Affan. "Apa maksudnya nih!?" tanya Shazad.

"Bawa sendiri!" ucap Affan.

Kenan tertawa sarkas. "Lo ngelawak Fan? yang ada bukan ke mini market malah ke rumah sakit tuh bocah!" ucap Kenan.

"Biar belajar." ucap Affan.

"Dih, belajar kata lo. Udah gih temeni! kasian." ucap Kenan makin tertawa.

Sementara yang di bully menatap keduanya dengan tatapan malas.

Affan tersenyum miring, ia kemudian beranjak dari duduknya dan mengambil kembali kunci motornya dari Shazad. "Belajar Zad! naik mobil bisa naik motor kaga!" ucap Affan yang berlalu dari hadapan Shazad dan Kenan.

Kenan tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Affan.

"Bacot lu Fan!" ucap Shazad yang kemudian menoyor kepala Affan.

Affan dan Shazad kini berjalan keluar dari rumah Kenan. Ketika Affan hendak menghidupkan motornya, tiba-tiba saja Kenan berdiri di hadapan Affan. "Gue ikut." ucap Kenan cengar-cengir.

Shazad mendekat pada Kenan. "Sinting lo! tadi katanya nggak mau." ucap Shazad.

"Ada yang mau gue beli." ucap Kenan sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reach of LoveWhere stories live. Discover now