Sheina menatap Arga dengan tatapan sinis.

"Ya udah Affan berangkat." ucap Affan.

"Ka Affan nggak asyik." ucap Aerilyn.

Affan menatap Aerilyn dengan tatapan sinisnya. "Bodo." ucap Affan yang kemudian menyalam kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum." ucap Affan.

"Waalaikumussalam." sahut kedua orang tuanya. "Hati-hati ya nak." lanjut Sheina.

"Iya bunda." sahut Affan.

Affan pun akhirnya pergi meninggalkan ketiganya.

"Dia udah besar Shei," ucap Arga. "Percayain dia, aku yakin kok dia nggak bakal melakuin hal yang aneh-aneh." lanjut Arga.

Sheina mengangguk ragu.

***

Affan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Ia kemudian berhenti ketika lampu merah menyala.

Affan membuka kaca helm miliknya, ia menatap sekitarnya. Matanya kemudian tertuju oleh seorang wanita yang berjalan menyeberang jalan dengan menggandeng seorang anak kecil di sebelahnya.

Kedua bola matanya terus saja mengikuti wanita dan anak kecil itu.

Lampu hijau pun menyala, Affan kemudian kembali melajukan motornya. Ia hendak mengabaikan apa yang telah ia lihat. Akan tetapi, entah mengapa hati kecilnya ingin sekali mengikuti wanita itu. Alhasil, Affan pun memutar arah motornya menuju wanita itu.

Namun sayang, saat Affan kembali ke jalan yang tadi, wanita itu sudah tidak terlihat. Affan pun menghembuskan napasnya pelan. Ia kembali melajukan motornya kembali.

Setelah beberapa menit berkutat di jalan, Affan akhirnya sampai di rumah Kenan, temannya.

"Hallo Fan."

"Gue di depan."

"Ooo okay, gue keluar."

Affan kemudian meletakkan ponselnya ke saku hoodie bewarna army miliknya.

Pintu pagar rumah Kenan pun terbuka. Menampilkan Kenan dengan celana selutut dan kaos bewarna hitam. "Gue kira lo kaga mau join," ucap Kenan sembari mempersilahkan Affan untuk masuk ke rumahnya.

Kini Affan dan Kenan sudah berada di dalam kamar Kenan bersamaan dengan Shazad.

"Gue udah bilang ya sama lo, beliin gue pizza sekarang juga!!" teriak seorang wanita dari luar kamar Kenan.

"Astaga, kenapa gue bisa punya kakak kaya dia, sih." kesal Kenan.

"Mending lo samperin deh Ken." ujar Shazad. "Ogah, dia juga bisa beli send--" ucapan Kenan terhenti ketika pintu kamarnya terbuka. Menampilkan seorang wanita dengan pakaian tidur bewarna cokelat susu.

"Loh kalian di sini?"

Shazad tersenyum. "Iya nih kak, bolehkan kita main?" tanya Shazad.

Sementara di sofa kamar Kenan, ada Affan yang memegang ponselnya. Ia tersenyum simpul kepada wanita yang berdiri di depan pintu kamar Kenan.

"Boleh dong." jawab wanita itu.

"Paan sih Git?" tanya Kenan dengan nada kesal.

"Kaga jadi, gue cancel. Dasar lu ade durhaka!" ucap wanita yang dipanggil Git itu. Ia pun kemudian berlalu sembari menutup pintu kamar Kenan.

Kenan membuang napas kasar. "Ngapa sih dia jadi kakak gue." ucap Kenan kesal.

Shazad tertawa renyah. "Gitu-gitu kak Gita baik loh. Dia rela, pindah ke sini cuma untuk adik satu-satunya ini." ucap Shazad.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reach of LoveWhere stories live. Discover now