2

228 31 4
                                    

Jujutsu Kaisen
©Gege Akutami,
animated by Mappa Studio.
•••
Like You
A YutaMaki FanFiction
©DeathRee, 2022.
___________________________________

2.

BARANGKALI begini pemikiran sederhana Okkotsu Yuta: tak apa membiarkan ponselnya tercebur dalam genang air sebentar, teknik kutukan pembalik dapat mengembalikan barang itu ke keadaan semula. Daripada membiarkan pakaiannya bersimbah air genangan jalan sebab tersenggol orang-orang berbadan besar, lebih baik merelakan gawainya menyelam sekejap guna menjaga keseimbangan.

Tetapi nahas, justru karena kejadian barusanlah sekarang pemuda dengan setelah hitam putih itu nampak seperti bocah salah jalan.

Dekat toko roti yang wangi gurihnya menembus udara sekitar, Yuta hanya berjongkok pasrah di trotoar dengan perut keroncongan. Di sebelahnya, roh kutukan Rika setia menemani dengan setengah bagian tubuh tertelan portal.

Kutukan spesial sebesar tiga kerbau jantan itu bersenandung ringan. Hendak membuat Yuta terhibur, niatnya. Tetapi karena pada dasarnya pemuda yang satu ini tertular gurunya yang sulit serius dalam segala keadaan, Yuta hanya dapat memandang roh kutukan Rika dengan cengengesan.

"Yuuuu . . . taaaaa . . . sampai kapan kita di sini terus?"

Barangkali kutukan peninggalan dari Orimoto Rika—kekasih kecilnya di masa lampau itu—juga mengerti segala jubel perasaan sang pemuda yang juga bosan. Belum lagi sedikit tatapan frustasi yang Yuta berikan pada gawai yang nampak sehat dari luar; tetapi tak dapat dinyalakan sebab rusak di bagian dalam.

Entah sebab pemuda itu yang tolol, atau memang otaknya mulai mengalami degradasi dalam menyimpan memori. Bagaimana ia lupa, menggunakan teknik kutukan pembalik pada benda kompleks macam ponsel pintar sama seperti memperbaiki senjata kutukan.

Alasan mengapa katana yang ia gunakan tak berisi kutukan, adalah sebab menjadi mudah baginya untuk mengembalikan pada keadaan semula apabila senjata itu rusak di tengah laga. Tanpa mengurangi kemampuannya—tentu saja sebagai alat penebas biasa—pun sebagai objek penyalur forsa kepunyaannya yang melimpah.

Dengan menggunakan senjata biasa, ia tak perlu repot memperbaiki kemampuan spesial yang ada pada tiap-tiap alat kutukan yang ia gunakan bila rusak. Sebab selain rumit luar biasa, membuat replika dari kutukan yang terbentuk secara alami adalah sama seperti menggunakan teknik infinity tanpa memiliki six eyes.

Kendati energi kutukannya berlimpah, otaknya takkan mampu menerima rangsangan entitas dengan kompleksitas luar biasa.

Jadi konklusi teknik kutukan pembaliknya adalah: ia bisa memperbaiki senjata kutukan seperti semula—sama seperti ponselnya yang sekarang—tetapi benda itu akan kehilangan kemampuan spesialnya. Itulah mengapa, menyembuhkan bagian tubuh yang luka atau hilang lebih mudah dibanding menangkal racun.¹

Dan dalam kasus ini, Yuta kehilangan kemampuan dari ponsel miliknya untuk melacak keberadaan Miguel, serta memberi kabar terhadap rekan-rekan terkasihnya di Tokyo.

"Aku ... Juga tidak tahu."

Diam.

Boleh jadi, ini pertama kalinya bagi Yuta—selama hampir dua tahun menyandang gelar shaman tingkat spesial—terlihat kembali seperti bocah ingusan yang tidak tahu arah pulang.

"Rika-chan, aku lupa membawa dompet."

Roh kutukan Rika yang hanya menyimpan senjata kutukan: "..."

Yuta mengingat satu hal, "Ah, bukankah kalau dijual, senjata kutukan harganya milyaran?"

Roh kutukan Rika yang hobi mengoleksi senjata kutukan sebagai hiburan: "..."

***

Satoru Gojo hari ini nampak terlampau bahagia. Kendari manusia nyentrik yang satu itu pada dasarnya suka menebar senyum, tetapi hari ini seperti ada sesuatu yang amat berbeda. Buktinya, ia tak terlambat pada pertemuan perkumpulan petinggi jujutsu yang berlokasi di Kyoto.

Mei-mei—penyihir tingkat satu dengan rambut kepang menutupi setengah wajah—bahkan sempat terheran melihat sikap Gojo yang demikian. Namun sebelum pertanyaannya mengenai hati berbunga-bunga sang shaman terkuat hendak terlontar, Utahime lebih dulu melempar tanggapan. "Jangan bilang kau menang lotre atau apapun itu."

Gojo yang sedang tersenyum sendiri di bangku miliknya menoleh dengan cengengesan, "Tentu saja bukan."

"Baru mendapat pekerjaan dengan gaji sepuluh digit?" Mei-mei ikut menanggapi, jarinya mengetuk-ngetuk meja sambil menatap penasaran. Barangkali, ada lowongan pula untuknya yang sedang menganggur.

Dengan jadwal tak rutin mengajar di Sekolah Jujutsu Kyoto, Mei-mei masih menantikan kesempatan bilamana ia mendapat keberuntungan untuk dapat menyelesaikan misi yang hampir setara dengan yang ditangani Gojo Satoru seorang.

Bukan sebab Mei-mei kurang tantangan, tetapi sebab perempuan bersurai putih itu hendak menggemukkan tabungan.

"Hmmm, biar kupikir." Gojo pura-pura serius, mencubit dagu lancip dengan jari jempol dan telunjuk. Ia seolah-olah ingat sesuatu agar aktingnya terlihat lebih menarik, "Ah, ingat! Hari ini, aku menjadi seorang ayah."

Utahime menyemburkan ocha yang bahkan baru ia minum dua teguk.

"HAH?! PEREMPUAN MANA YANG KAU HAMILI?"

Mei-mei sebetulnya hendak bereaksi sama pula. Tetapi atensinya sudah berpindah pada Shoko Ieri yang baru saja duduk di sebelah si albino jangkung.

"Jangan membuat orang salah paham dengan kalimat ambigumu itu, Satoru." Perempuan berkantung mata hitam itu, menendang kursi yang diduduki Gojo alih-alih memukul kepala bersurai putih (yang sudah tentu dilindungi mugen).

"Hahaha, tapi itu benar. Megumi berbicara padaku bahwa dia butuh banyak uang."

"Megumi... Megumi... OH! Anak laki-laki berambut landak yang kau adopsi?" Mei-mei menanggapi.

"Kau tak takut dia main judi atau perempuan?" Utahime sibuk meminta ocha baru supaya ia tak darah tinggi menanggapi makhluk menyebalkan yang sialnya tepat di depannya ini. Tetapi mendengar nama seseorang yang kerap disebut beberapa anak didik perempuannya, ia jadi sedikit menaruh peduli.

"Heheheh, Mana mungkin begitu."

"Kau tak cukup satu perempuan. Barangkali kau juga mengajarinya begitu," ujar Utahime sarkas. Siapa pula shaman yang tak tahu, bahwasannya Gojo Satoru, adalah tipe lelaki yang dapat memacari beberapa gadis maupun wanita dalam satu waktu.²

"Megumi terlalu suci dibanding aku dan ayah kandungnya, haha." Gojo tertawa. Jujur saja, satu hal yang ia benci dari dirinya sekarang ini adalah tidak bisa menjadi versi lebih baik dari Toji Fushiguro. Selain perbedaan finansial, Gojo diam-diam tahu diri bahwa ia sama saja dengan si Zenin yang dianggap sampah itu.

Sama-sama tak suka alkohol. Sama-sama bermain wanita. Sama-sama disebut yang terkuat³.

"Ayah kandung?" Utahime dan Mei-mei bertanya dengan serentak.

Akan tetapi, Gojo teralu malas menjawab sebab para petinggi dunia jujutsu satu persatu memasuki ruangan rapat. Barier berupa layar dipasang. Gojo menanggalkan penutup mata.

***


¹Dijelaskan pada manga chapter 189 pada pertarungan Hikari Kinji melawan Kasimo Hajime di culling game; racun lebih sulit disembuhkan dengan kutukan pembalik daripada luka fisik atau kehilangan anggota badan.

²Gege Akutami mengkonfirmasi bahwa Gojo Satoru adalah pribadi yang tidak setia sehingga ia tidak bisa menetap pada satu wanita. Dikatakan bahwa bila menemui wanita, Gojo Satoru akan memakai kacamatanya.

³Baik Satoru maupun Toji, keduanya tak suka alkohol. Toji tidak bisa mabuk karena pembatas surgawi miliknya. Keduanya juga suka berkencan dengan para wanita, tetapi Toji pernah setia dengan ibu Megumi. Toji mencari para wanita kaya untuk 'mengasuh' dirinya saat kekurangan uang. Julukan keduanya juga sama: Toji dijuluki manusia terkuat, sementara Satoru dijuluki shaman terkuat.

Like You [YutaMaki]Where stories live. Discover now