*1

7 2 0
                                    

        "Surya, tolong beliin gue bubur dong! Gue laper banget, perut gue minta di kasih nutrisi nih" teriak Kenzie dengan kencang

"Heh! Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue, emang lo pikir lo tuh siapa hah?!" Kesel Surya, bisa-bisanya dia lagi asik main game mobile diganggu, bikin mood mainnya hancur

"Gue abang lo kalo lo lupa, beliin atau gue bakal laporin ke bunda kalo lo selama ini selalu nakal di sekolah, ikut tawuran lah, ngelawan guru lah, nge-" omongan Kenzie berhenti tak kala Surya lari seraya berteriak

"IYA GUE BELIIN, DASAR CEPU"

Kenzie yang mendengar hanya bisa cengengesan, memang sudah kebal dia mendengar mulut adiknya yang kurang ajar

****

"Jam segini nyari bubur dimana ya, ah ngeselin banget asli, padahal dia sendiri sikapnya nggak jauh beda kayak gue, sebelas-dua belas aja pake sok cepu ke bunda, gue cepuin balik aja, nyaho, tapi gue sebagai adik yang pengertian dan baik hati pasti nggak bakal..."

TINN

Surya kaget, bisa-bisanya dia lagi ngomel di dalam hati di kagetin sama suara klakson motor, untung aja dia bawa palu, karena tadi jantungnya bener-bener kaget, nggak logis kalo jantungnya keluar begitu aja

"Heh! Kurang ajar banget lo! Turun lo!"

Surya merasa kenal dengan plat motor tersebut, tapi dengan keadaan yang sudah emosi, Surya pun menendang ban motor tersebut dengan kakinya, lumayan berasa sakit memang di kaki, tapi Surya tetap menampilkan wajah cool andalannya itu, ia tak mau di cap lemah karena menendang ban motor saja tidak becus, bisa di ledek habis-habis kalau kakaknya itu tau

"Kenapa lo?" Bener aja, itu orang yang dia kenal, siapa lagi kalo bukan Leo Bermasalah Melvian, Surya dengan segera mengusap ban yang barusan saja ia tendang dengan hati-hati, motor mahal yang harus dibeli pake bogeman mentah bang Kenzie kalo kata hati Surya

"Duh Leo, maaf banget, gue pikir tadi ada nyamuk di ban lo, makannya gue tendang, hehe" Surya pasrah sekarang, entah nanti ia bakal di tilep uangnya, atau lebih buruknya lagi perilaku disekolah bakal dikasih tau ke bunda nya, ia sudah pasrahkan semua ke Tuhan dan Leo

"Hmm, lo ngapain keluar sekolah?" Selidik Leo

"Nyari nasi yang udah dibenyekin gue Le, mau lo?" Tawar Surya, tapi dalam hati dia sudah berdoa kalau-kalau Leo menolak, walaupun Leo anak keluarga berada, anaknya terkenal malas ngeluarin uang, dalihnya sih di ATM semua, emang kurang ajar Leo, bilang aja pengen di traktir

"Nggak" hanya jawaban singkat dan Leo dengan tidak ada salamnya pun pergi begitu saja ninggalin Surya yang masih mematung, karena demi apapun, Leo selain dikenal pelit dia juga dikenal dengan sebutan omnivora

"Gila, ada peristiwa apa kemarin sampe dia lupa malak, tapi syukur deh uang gue selamat jam ini" seru Surya sembari kembali mencari bubur

****

Jika Surya sibuk dengan nasib mencari bubur, lain halnya dengan perempuan yang satu ini, Aries, karena ia sudah mendengar celotehan sepupunya  dari tiga puluh menit yang lalu, menurutnya ini masih terlalu pagi, tapi mengapa sudah disuguhi ceramah yang membuatnya sakit kepala

"Tir, masih lama?" Tanya malas Aries

"Kak, udah aku jelasin dampaknya masih nggak paham? Ini aku to the point, intinya aku mau kakak ikut sama aku naik kendaraan umum tanpa gaga, dan aku nggak nerima penolakan lagi, lagipula kan aku udah sering bilang ke kakak gimana nanti respon anak-anak disekolah" kukuh Tiara

Aries sudah tau watak keras kepala Tiara, dengan berat hati ia meninggalkan gaga di garasi, sedih memang jika di ingat ia harus meninggalkan gaga, tapi mau bagaimana lagi, ia terlalu malas berdebat dengan sepupunya itu

"Udah Tir, puas kamu?"

"Nah gitu dong, yuk kita pamitan kebunda dulu" riang Tiara sambil menggenggam tangan Aries,

Tiara benar-benar merasa bersyukur mempunyai sepupu seperti Aries, ia sudah mengangap Aries seperti kakak kandungnya sendiri, karena kenyataannya ia hanyalah anak tunggal yang selalu merasa sedih saat orang tuanya pergi karena urusan pekerjaan. Tapi itu dulu, karena sekarang bunda dan ayahnya sudah mulai mengurangi jam kerja nya ditambah ia mempunyai Aries. Bahagia sekali hidupnya, itulah pikiran Tiara tentang dirinya yang sekarang

"Bunda, aku sama Tiara pamit dulu ya"

Ibu Tiara, atau yang sering mereka panggil dengan sebutan bunda, tersenyum melihat anaknya dan anak sang kakak sudah tumbuh dewasa, karena di ingatannya dulu ia dan sang kakak hanyalah anak yang masih mengemut permen dua ratus perak yang dibagi dua

"Lho udah mau jalan aja kalian, jangan lupa roti yang bunda kasih tadi di bawa ya"

"Iya bun, aku pamit sekolah dulu ya sama Tiara"

"Iya hati-hati nak"

Bunda merasa ada yang tidak beres, seperti melupakan sesuatu, dengan penasaran ia pun ke garasi, benar saja, gaga alias motor kesayangannya Aries masih terparkir rapih

"Pasti Tiara yang nyuruh" batin bunda sambil menggeleng-gelengkan kepala

****

Aries sangat gugup sekarang, karena ini adalah hari pertamanya ia sekolah di SMA Samatras, ia hanya takut respon negatif tentang dirinya di sekolah barunya nanti

"Hayoo, kakak gugup ya" ledek Tiara, karena ia dapat merasakan aura yang berbeda dari sepupunya ini, sepanjang jalan menuju halte aura cool sepupunya ini seperti meredup

"Hmm, hal lumrah buat anak baru kayak kakak yang pindah sekolah kan? Lagian kamu sih nyuruh kakak nggak bawa gaga, kakak jadi ngerasa ada yang kurang" ayo lah, Aries benar-benar tidak bisa jauh dari kesayangannya yang ke-tiga itu

"Alesan kakak pasti selalu bawa-bawa gaga, dikit-dikit gaga, apa-apa gaga, pokoknya kakak sekarang harus tenang, nggak boleh cemberut, apalagi loyo, kakak bukan bebeknya pak Jamal yang selalu loyo kan?" Ledek Tiara dengan menyamai Aries dengan bebek tetangga mereka yang dikenal pemalas dan seperti nggak punya semangat hidup

"Kamu beneran suka sama bebeknya pak Jamal ya Tir? Kenapa harus nyamain kakak sama bebek pak Jamal sih" kesel Aries

"Ya lagian kakak loyo banget. Udah keliatan tuh kak bis nya, yuk siap-siap, jangan lesu-lesu, harus semangat kak, senyum" Aries tersenyum, ia sangat bahagia ketika Tiara memberikan sedikit semangat untuknya






Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Feb 22, 2023 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

PONTEMWo Geschichten leben. Entdecke jetzt