"Terus terus? Apa lagi? Ada yang aneh gak dari dia?"

"Gak ada sih, paling cuma luka lebam di pipi sama tangan. Gara-gara berantem palingan, anaknya kan badung banget."

Waduh, kalau begini ceritanya Jerome harus menyelidiki Jaehyuk lebih dalam sebelum menyelidiki yang lain. Soalnya, Jaehyuk ini yang paling membuatnya penasaran setengah mati sampai tidak bisa tidur.

Yah, tidak jadi melawak deh...





























































Malam ini, Asahi dan Heeseung duduk berduaan di pos ronda seraya menghitung uang hasil tawuran mereka. Tidak peduli luka di wajah, mereka malah memikirkan uang yang akan mereka gunakan nanti.

Benar-benar kedua manusia ini, gemar sekali mendekatkan diri kepada Tuhan.

"Oke, uangnya pas," kata Heeseung tersenyum senang setelah puas menghitung uang berwarna merah tersebut.

"Uangnya mau lo tabung di bank atau lo simpen?" Asahi bertanya.

"Gue simpen lah, buat acara mabok-mabokan kan kane."

Asahi tidak heran lagi, Heeseung ini memang suka mengadakan acara minum bersama teman-teman seangkatannya. Sama sepertinya yang melenceng dari jalan kebenaran karena selalu ikut tawuran sana sini.

"Lo sendiri? Mau diapain tuh uang?"

"Biasa lah, buat main kartu," jawab Asahi.

Memang tidak betul dua pemuda ini.

"Wahai manusia, janganlah engkau berbuat dosa. Mau jadi temen gue lo?"

Tiba-tiba Jerome muncul tepat di samping motor mereka. Heeseung dan Asahi yang mengira orang itu adalah Pak RT yang sedang bertugas hampir saja menyembunyikan uang di dalam baju. Ternyata oh ternyata, hanya sosok berambut jingga.

Tatapan keduanya sangat tajam, Jerome bergidik dibuatnya. Seperti akan menembus tubuhnya saja, lihatlah keduanya, seperti memiliki dendam kesumat kepadanya.

"Lo berdua kenapa sih? Gue kan anak baik, rajin menabung, gak suka bolos, dan lain-lain. Masa gak mau temenan sama gue? Gue membawa hal positif nih," kata si Jerome membusungkan dada begitu percaya diri.

Heeseung menatap Asahi. "Hawanya kok mendadak panas?" Bisiknya.

Jerome yang mendengarnya terkejut dong. Sudah dua orang berkata seperti itu saat dekat dengannya. Pertama Mashiho, kedua Heeseung. Bahkan Asahi yang ditanya, menganggukan kepala menyetujui. Apa yang sebenarnya terjadi? Geonu saja tidak merasa.

"Ck, ganggu," decak Asahi segera merapikan uangnya, tidak tahan berlama-lama karena ada Jerome si pengganggu.

"Eh, nanti dulu, dong. Gue mau curhat nih, kalian gak mau hibur gue gitu? Tenang, gue orangnya gak aneh-aneh, cuma kurang waras aja. HAHAHAHAHAHA, gak deh."

Karena kesal, Heeseung bangkit dari duduknya. Dia tunjuk Jerome tepat di depan wajah. "Lo penggangu, musnah aja lo!"

"Eits, santai dong, santai," Jerome sampai mundur selangkah karena terkejut, "gue gak bakal cepu tentang uang kalian asalkan kalian jawab pertanyaan dari gue."

Saat Heeseung hendak pergi, Jerome buru-buru mencegatnya. "Eh, nanti dulu. Gue serius nih, gue mau tanya satu hal tentang Jaehyuk."

Semakin kesal lah si Heeseung. "Ngapain nyebut nama tuh orang?! Lo mending pergi, orang baru gak usah ikut campur."

"Gue cuma-"

"Lebih baik lo gak tau apa pun tentang dia kalau lo masih mau hidup," ujar Heeseung memotong perkataan Jerome sebelum naik ke motornya lalu pergi tanpa memandang ke arahnya.

Jerome terdiam, apa maksud Heeseung tadi? Dia disuruh menjauh, gitu? Loh, memang kenapa? Memangnya Jaehyuk siapa dan pernah berbuat apa? Kenapa dia diperingati seperti itu?

"Jangan batu dan nurut," kata Asahi yang juga hendak pergi.

"Kenapa? Emangnya Jaehyuk bahaya?"

Asahi menyalakan mesin motornya lalu memandang lurus ke depan. "Lebih bahaya dari yang lo kira."

Setelah itu Asahi pergi, meninggalkan Jerome dengan berbagai pertanyaan di kepala. Disaat Heeseung dan Asahi mau berbicara dengannya walau tak ramah, mereka justru menambah beban pikirannya. Dia benar-benar tidak mengerti, rasa penasarannya begitu tinggi.

Jaehyuk itu siapa? Apa ada hubungannya dengan baju compang camping yang dia kubur di kuburan waktu itu?







































































"Bodoh." Jaehyuk tersenyum miring, menatap Jerome yang masih diam di posisi.

LI(E)AR 2 | 01 Line (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now