A Villain (real)

3 1 5
                                    
















Aku tahu soal kerlip binar di matanya sudah hilang dalam beberapa waktu lalu, seingatku dari pengambilan rapot kami yang mana sekitar 7 bulan lalu, saat untuk pertama kalinya ia mulai berbeda.

kita tahu, semua orang tahu, bahwa cinta yang asli hanya bertahan tiga bulan lamanya, seperti demam kasmaran anak muda yang sedang di mabuk cinta, dan setelah itu hanya berisi komitmen yang di pertangung jawabkan.

pada awalnya aku merasa Naresh cukup baik dalam berkomitmen, ia selalu menundukan pandanganya ketika ada sesuatu yang mungkin terlihat cantik untuknya, ia tampak tidak peduli dan memandangku dengan sering, berusaha menjalin intraksi lebih denganku. begitu, Naresh yang aku kenal begitu tahu manner pada perempuan, ia menyayangi ibunya dengan segenap hatinya, memperlakukan ibunya seperti ratu dari dunianya, mungkin akibat keluarga nya yang kacau membuat hanya sang bundalah yang bisa memberi rasa sayang seorang keluarga yang mereka miliki, tampa ayah mereka yang berkhianat, iya hanya naresh bunda dan adik perempuannya.

walau begitu, Naresh selalu tahu untuk menaruh posisiku pada kehidupanya. kami saling mengenal sejak lama, satu teman sekolah kanak-kanak hingga sekolah dasar, terpisah saat sekolah menegah pertama, lalu kembali bertemu di sekolah menengah atas. selain itu ibu kami cukup dekat satu sama lain, mungkin karena ibu kami sudah saling mengenal sejak lama jadi tidak perlu banyak waktu untuk membuatku mengambil hatinya, sejak awal, aku sudah menang untuk mengambil hati keluarganya.

yang aku inginkan sejak tahu kami saling suka adalah rasa sayang seperti anak muda lainya, tidak terlalu serius namun di bawa santai, menikmati masa masa sekolah yang katanya paling indah untuk menjalin asmara. begitulah naresh mewujudkan kisah cinta impianku, teman masa kecil yang berubah menjadi teman beradu cinta.

tapi naresh diam-diam memiliki tujuan yang berbeda, kehancuran keluarganya membuatnya ingin tidak seperti ayahnya yang plinplan, ayahnya yang mempunnyai dua teman kasur, wanita yang lain memujanya. naresh ingin aku dan dirinya berjalan selamanya, hingga menikah kelak, bersama melewati masa-masa kuliah kerja dan bebeerapa fase kedepanya. dan menurutku itu bagus? aku bahagia mendapati pria yang benar benar menginginkanku menjadi pujaan hatinya satu-satunya hingga nanti kelak, walau aku sedikit takut akan keseriusanya.

ini dimulai ketika aku mendapat jabatan tinggi di osis, sekretaris jendral yang mana adalah kata lain dari wakil ketua osis. iya memang di sekolah kami, dalam organisasi intra sekolahnya tidak meiliki wakil, hanya memiliki sekretaris jendral yang sudah di tunjuk dari angkatan pengurus sebelumnya. dan ini adalah salah satu dari ambisiku sejak memasuki sma, mengikuti organisasi seperti osis. tentu saja aku bahagia, walau sedikit takut oleh respon naresh yang terkesan biasa saja.

aku mulai sibuk, ralat, sangat sibuk. sejak aku menduduki bangku kelas 11 rasanya seluruh kegiatan padat merayap menubruku. aku salah, terlalu banyak organisasi yang aku ikuti, rasanya mau mati kelelahan.

lalu pertama kalinya Naresh mengajukan ketidaksukaanya pada aktifitasku, ia mengajaku berbincang dengan muka seriusnya bahwa aku seharusnya fokus pada akademiku, aku seharusnya menjaga energiku untuk belajar, katanya organisasi intra sekolah tidak begitu penting, hanya membuang buang energi. Naresh bicara demikan bukan tampa alasan, pada tahun pertama ia dan aku memang mengikuti osis, jabatanya cukup penting hingga untuk melanjutkan ia memilih mundur, hanya aku yang tetap maju.

saat itu aku marah, segala macam penat di kepalaku yang tertahan keluar begitu saja hanya dengan mengucapkan sesuatu yang tidak penting. kesal karena aku di nasehati oleh pria yang berubah menjadi tukang balap motor liar, bolak balik rumah sakit hingga membahayakan dirinya. Naresh seperti biasanya, ia hanya diam dan menganguk, menerima emosiku dengan lapang dada.

esoknya, aku msntrusasi. aku malu telah berkata demikian, memarahi naresh untuk meluapkan rasa penatku, aku merasa bersalah. lalu sebagai gantinya aku melepaskan 3 jabatan organisasiku, pertama soal EO, atau even organizier, lalu anggota tetap club mading, dan soal organisasi agama. aku melepaskan itu semua secara bersamaan, lalu menemuinya di sekolah dengan membawa lego terbaru kesukaanya, sebagai tanda permintaan maafku. ia menganguk, dan memaafkanku.

What ifWhere stories live. Discover now