“Tuan, itu bukan hal yang serius, mungkin saja pasien sedang mengalami hal yang menyedihkan di Alam bawah sadarnya, itu sudah biasa terjadi,” jelas Dokter tersebut yang membuat semuanya bernapas lega.

=====

=====

“Gun! Gun!” Off berlari sekuat tenaga. Dirinya melihat Gun, kekasihnya sedang bermain ayunan di ujung sana dan dia harus.

Off terus berlari hingga akhirnya dia sampai pada ayunan itu dan langsung menghentikan ayunan itu. Gun yang merasakan ada yang menahan ayunannya pun langsung membalikkan tubuhnya dan Off yang melihat itu langsung memeluk Gun dengan begitu erat.

Hangat .... Ini kehangatan yang Gun butuhkan saat ini. Disini begitu terang, dingin dan hanya ada ayunan ini, dia benar benar membutuhkan kehangatan dari pelukan Off, akan tetapi Off tidak boleh terlalu lama disini karena ini bukan tempatnya.

“Off kau har—”

“Biarkan seperti ini dulu, peluk aku Gun, aku merindukan mu dan mengkhawatirkan mu setiap saat, peluk aku seperti biasanya Gun.” Dengan ragu Gun mulai membalas pelukan mereka.

Jika mereka tidak bisa membagi cinta merek maka izinkan lah mereka membagi kehangatan, walau hanya sebentar biarkan lah mereka saling menghangatkan dan juga mengatakan apa yang mereka ingin katakan.

Takdir, izikanlah sebentar saja, hanya sebentar. Biarkanlah mereka membagi cinta dan hangatnya pelukan satu sama lain sebelum nantinya kembali kau pisahkan, jangan pisahkan kedua insan itu dengan begitu tragis seperti ini. Biarkan saat ini menjadi kesempatan itu, kesempatan yang mungkin tidak akan pernah mereka dapatkan lagi. Biarkan lah kesempatan ini menjadi memori yang akan mereka ingat seumur hidup mereka dan menjadi hal yang tidak akan bisa terlupakan.

Air mata keduanya jatuh. Rasanya begitu sesak dan menyakitkan, mereka tidak pernah menyangka akan seperti ini jadinya dan tidak pernah menginginkan semuanya menjadi seperti ini.

Gun melepaskan pelukan Off dengan sedikit paksaan karena kekasihnya itu tidak mau melepaskan pelukan mereka sama sekali bahkan dia sempat menahan tangan Gun agar tidak melepaskan pelukan mereka. Off berjalan memutar dan kini tepat bersimpuh dihadapan kekasihnya, permatanya yang begitu indah yang terduduk di ayunan tersebut dengan pakaian berwarna putih yang membuatnya bersinar melebihi apapun.

“Kenapa, kenapa seperti ini Gun? Apa yang sebenarnya terjadi?” Off megang lutut Gun, mengutarakan apa yang tidak bisa dia katakan pada Tay sama sekali, karena dia hanya ingin mendengar jawaban dari kekasihnya bukan orang lain.

“Suaminya Gun.” Gun merengkuh wajah Off yang tidak berhenti mengeluarkan air mata, terutama saat Gun mengatakan kalimat itu.

“Kau ingin mendengar itu lebiblh sering bukan? Akupun ingin mengatakannya sesering yang kubisa, tapi kenyataannya aku tetap tidak bisa melakukannya.” Gun mencoba menghapus air mata kekasihnya tanpa peduli dengan beberapa bulir air mata yang bahkan masuk kedalam mulutnya.

“Kenapa? Kenapa tidak bisa Gun? Kumohan aku tidak mengerti apapun.”

Kau mengerti Off, kau mengerti. Namun kau menolak untuk mengerti karena tahu apa yang akan terjadi setelah itu. Kau tuli Off, kau berusaha tidak mendengarkan apapun meski orang-orang berkali kali mengatakannya. Kau tahu segalanya tapi berpura pura tidak memgetahuinya karena kau takut, takut kehilangan permata mu yang paling bersinar, kekasihmu.

“Berhentilah berpura pura buta, berhentilah berpura pura tuli, dan berhentilah berpura pura tidak mengetahui apapun, kau mengerti segalanya .... Papi.”

Pliss! Remember Me (END)Where stories live. Discover now