5. Wabah Memukau Di Onderzorg

Start from the beginning
                                    

Putra tertua Keluarga Leanders itu tersenyum samar di balik topi marsekal kebesarannya lalu segeralah dia menenteng karung itu lembut mengingat Emma berada di dalam sana beserta beberapa benda ringan yang aman untuk menambah volume karung.

Rencana berhasil, maka tibalah Cateo, Asmosius dan Emma di depan lift logam yang akan mengantarkan mereka ke Onderzorg. Asmosius dan Cateo memasukinya lalu lift itu pun secara otomatis bergerak turun menuju ke dalam tanah. Cukup lama hingga pemandangan gemerlap Kota Onderzorg dari atas bermunculan. Gedung-gedung tinggi nan kumuh serta cahaya lampu berwarna hijau yang mendominasi—gelap dan suram—meski terlihat ramai. Asmosius memandanginya dari jauh seluruh aktivitas kota yang menurutnya cukup normal, wajah tampannya sesekali terkena pantulan cahaya hijau, dia tersenyum tipis di balik topi marsekal. Senyuman misterius yang bahkan siapapun tidak mengerti maksudnya.

Bersamaan dengan suara mendaratnya lift di lantai dasar, asap putih dari tanah setengah berpasir bermunculan menyambut mereka. Cateo melangkahkan kaki panjangnya keluar dari lift, diikuti Asmosius di sisinya. Sementara Emma mengintip pemandangan Kota Onderzorg dari celah karung. Melewati pasar ilegal, beberapa pedagang dengan kepala berbagai rupa binatang menjual aneka barang seperti daging manusia, senjata langka, monster beringas sebagai peliharaan keluarga, warung makan daging monster dan masih banyak lagi.

Tunggu, pasar ilegal?

"Onderzorg lebih menarik dari dugaanku. Pasar ilegal, hmm?" Asmosius berucap tenang di sela-sela perjalanan mereka.

"Jauh sebelum kau diciptakan oleh Tuan Aldert yang bodoh, pasar ini sudah berjalan turun-temurun namun semakin liar kelakuan para penduduk semenjak wabah kucing menyerang. Manusia biasa dilarang memasuki kawasan Onderzorg semenjak ada wabah, mereka akan memangsa manusia dari aroma darah. Seperti virus pandemik, pengidapnya akan beringas dan tidak memiliki hati nurani, dia bisa mendeteksi keberadaan manusia dari aromanya." Cateo menjelaskan, Asmosius menggangguk paham sementara Emma menguping dari dalam karung. "Kau harus menjaga asistenmu, jangan sampai dia berubah wujud menjadi manusia seutuhnya atau nyawanya akan terancam. Untuk dirimu kujamin aman karena kau adalah monster dengan tubuh yang sudah mati, jika semisal kau tewas di tengah jalan aku sih tidak peduli juga. Namun kurasa kau tetap aman."

"Aku tahu itu." Asmosius tersenyum santai lalu tidak berlangsung lama berubah menjadi kekehan. "Mau mampir sebentar ke bar, kawan?" tawarnya sembari mengedipkan satu mata tak lupa menahan beban karung di pundaknya.

***

Suasana bar kumuh di jantung Kota Onderzorg terlihat ramai pengunjung, beberapa di antaranya terlihat beringas dan gila—saling bertengkar atau sekedar bermain dengan para wanita malam. Di meja terdapat minuman bir lokal dengan rempah-rempah dari alam. Onderzorg tidak terlihat dipenuhi wabah meski mungkin lebih aneh ketimbang kota lainnya karena rata-rata penduduk memiliki kepala menyerupai binatang dengan tingkah laku beringas dan haus akan kejahatan. Wabah di Onderzorg lah yang membuat mereka seperti itu. Bukan wabah penyakit namun wabah yang menstimulus otak untuk melakukan segala sesuatu didasarkan oleh hawa jahat bukan nurani.

Asmosius meneguk minumannya sementara Cateo jauh lebih liar dari dugaan, meminum segelas bir dalam sekali teguk hingga meleber jatuh ke lantai, setelah puas segeralah dia mengusap sisa bir di mulutnya dengan tangan.

"Tumben kau berbaik hati mentraktirku? Apa jangan-jangan ada racunnya?" Cateo terkekeh sinis seraya meletakkan gelasnya di meja.

Asmosius tersenyum. "Kau mencurigaiku meracunimu anehnya kau sendiri yang menghabiskan bir dalam sekali teguk."

Cateo berdehem. "Baiklah lupakan ... apa rencanamu setelah ini? Kita sudah berada di jantung kota sekarang, mencari Jantung Deharts di Onderzorg sama saja dengan mencari jarum dalam jerami. Kau tahu maksudku? Ke mana tujuan kita sekarang?"

"Menemui Doutzen." Asmosius menjawab cepat. Dia menyenderkan punggung di sandaran kursi lalu menghela napas. "Aku monster sibuk, sehingga tidak ada alasan mengulur waktu dalam kamusku."

Cateo menganga. "Astaga, apa kau tidak pernah bersenang-senang sepanjang hidup abadimu?"

"Tidak juga, aku cukup bersenang-senang karena berhasil membunuh ratusan pendosa." Asmosius tampak berpikir.

"Sialan, aku membencimu. Setelah ini berakhir aku akan membunuhmu."

Emma keluar dari karung, masih dalam wujud tikus, ia duduk di meja dan mengambil sepotong kue di sana. "Berhentilah bertengkar, dan fokuslah pada tujuan, dasar orang-orang bodoh."

Namun tiba-tiba, Emma berubah wujud menjadi manusia dan sialnya ia tidak bisa kembali menjadi tikus seusai memakan kue. Semua orang di bar mendadak hening, mendapati Emma yang tiba-tiba berubah menjadi manusia. Seakan-akan stimulus membunuh kembali menyala, mata mereka berubah menjadi merah setelah menyadari ada manusia di satu ruang yang sama. Emma menjadi target. Tubuh gadis itu melemah, kekuatan monsternya menghilang. Asmosius terkejut bukan kepalang.

"Jangan bilang kue itu mengandung ramuan penyembuh wujud." Cateo bergunam.

"Kalian tahu 'kan apa yang harus dilakukan sekarang?" Asmosius bergumam mendapati seluruh mata penduduk menuju ke mereka—memandangi Emma yang terduduk di atas meja. Asmosius segera membuang karung ke wajah pelayan yang hendak menerkam Emma lalu dengan sigap menggendong asistennya—ala pengantin—mengingat nona tikus itu sudah sempurna menjadi manusia normal. Meninggalkan Cateo yang mematung. "Lari!"

"Heh tunggu aku sialan!" Cateo memekik ketika seluruh warga di bar nyaris berbondong-bondong menyerbu mereka. "Cepat pergi ke motel terdekat."

•••

Jangan lupa mampir ke seri Leanders bersaudara lainnya! Mari bertemu dengan si sulung Asmosius

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa mampir ke seri Leanders bersaudara lainnya! Mari bertemu dengan si sulung Asmosius ... pengendali tikus disertai otak jenius, Wulfer sang werewolf, Eber sang cacat yang mengawasi segala langkah maju dunia, Debora dengan tangan leburnya dan Ignicia si bungsu yang dijuluki sebagai gadis dari neraka.

Leanders Series:
1. Asmosius: The Master of Rats @ralorra
2. Wulfer: The Black Snout ashwonders
3. Eberulf: The Black Fang Azza_Fatime
4. Debora: Vervloekte Hand Aesyzen-x
5. Ignicia: Girl From Hell ZiviaZee

Ayo segera lanjutkan petualangan imajinasi liarmu bersama lima bersaudara gila! Sudah siap?

Asmosius : The Master of Rats [Leanders Series]Where stories live. Discover now