4. Mari Berkunjung Ke Rumah Kucing

Beginne am Anfang
                                    

Vader terdiam cukup lama, napasnya kemudian memburu. "Kau gila, Sius!"

"Ya, aku gila, Vader. Sejak diciptakan tanpa hati dan wajah."

Vader memijat pelipisnya pusing. "Apa yang tengah kau lakukan semalam? Yang kupinta Jantung Deharts bukannya mayat warga bodoh?!"

Asmosius berpikir sejenak. Vader sama sekali tidak tahu menahu mengenai bisnis Market Hitam sehingga beliau kurang memahami bahwa putra tertuanya terkadang bekerja di luar rumah membentuk koloni dengan monster lain. Ini sebabnya Asmosius perlu berhati-hati, meski dia ingin melakukan gertakan kepada monster lain dengan meletakkan kepala Rox di alun-alun, Asmosius menutup kemungkinan untuk Vader agar tidak mencurigainya bahwa Rox adalah monster tumbuhan. Itu sebabnya Asmosius hanya memajang kepala Rox dan membuang tubuhnya sebagai santapan anjing hutan agar menutup kemungkinan Vader tahu. Asmosius mencoba melampaui dua pulau sekaligus dalam sekali mendayung, menggertak para monster serta tidak membuat Vader si cerewet menangkap basah bisnis suksesnya. Bukankah Asmosius cukup jenius?

"Aku hanya bosan. Kau tahu, Vader? Setelah percakapan kita tadi malam, aku mendapatkan pencerahan agar segera menemukan Jantung Deharts. Lihatlah betapa rajinnya putramu ini!" Asmosius beranjak bangun dari kursi lalu mendatangi Vader seraya merentangkan tangannya lebar-lebar, sedikit dibuat dramatis. "Aku mencari tahu segala informasi dalam semalam dan apa yang kudapat ...."

Vader terdiam di tempat, masih memandangi Asmosius yang mendekat. "Katakanlah."

Asmosius tersenyum sembari sengaja berpapasan dengan Vader. "Lokasi Jantung Deharts."

Aldert van Leanders terkesiap. Tangannya bergetar, raut wajah tuanya menegang. "Kau sudah menemukannya?"

Tidak langsung menjawab, Asmosius hanya berdiri memandangi cermin rusak—benda yang sengaja dihancurkannya. "Belum, aku hanya menebaknya."

Vader menghela napas kesal. "Aku tidak sedang bermain-main, Sius!"

"Ya, aku hanya menebaknya." Asmosius yang semula memunggungi Vader segera kembali menolehkan kepalanya. "Sayangnya tebakkanku tidak pernah meleset, Vader." Asmosius terkekeh lalu duduk di kursi goyang tua pada sudut ruangan. Suara deritnya sedikit mengganggu namun Vader tidak terlalu memusingkannya.

"Benda itu hanya dimiliki oleh Doutzen Deharts. Jantung berbentuk jam mekanik yang tidak pernah berhenti berdetak. Menurut alkisah, gadis Keluarga Deharts menghilang secara misterius. Rumor mengatakan ... Doutzen wanita teranggun namun sangat mengerikan dengan puluhan tentakel gurita racun di bawah gaunnya." Vader menceritakannya dengan tenang, ia menghela napas sejenak lalu meremas kepala tongkat kayunya. "Banyak yang berspekulasi bahwa putri Keluarga Deharts dibunuh lalu dimakan oleh keluarganya sendiri sehingga racun tentakelnya menyebar hingga membuat seluruh Keluarga Deharts tewas pada seratus tujuh puluh tujuh yang lalu dan ada pula yang mengatakan bahwa dia masih hidup hingga saat ini namun bersembunyi di antara manusia."

Asmosius mengangguk, dia pun sebagai gantinya menghembuskan napasnya kuat-kuat. "Aku akan lebih serius lagi kali ini, Vader." Dia berujar tenang. "Maaf telah membuat kesalahan dengan meletakkan kepala mayat di alun-alun kota."

Vader terdiam sejenak lalu mendatangi Asmosius dan mengelus kepalanya. Dia berbisik pelan, "Aku tidak membutuhkan maafmu, putraku. Yang kubutuhkan adalah hasil kerjamu," ucapnya dingin lalu pergi meninggalkan ruangan tak lupa membanting pintu.

Asmosius yang mendengarnya hanya bisa tersenyum lalu perlahan tertawa tidak terkendali. Suaranya menggema hingga memenuhi seisi ruangan, untung saja Aldert van Leanders telah pergi sepenuhnya ditambah kamar Asmosius dilengkapi peredam suara sehingga kecil kemungkinan Vader menikamnya setelah ini.

"Aku tidak pernah terlihat sempurna di matamu, Vader." Asmosius berujar tenang seraya memandangi langit-langit kamar.

"Mengapa kau tidak mengatakan sejujurnya?" Emma yang sedari tadi berada dalam wujud tikus kembali memasang wujud manusianya. Dia mendatangi Asmosius, mengalungkan kedua tangannya pada leher si tampan, lalu duduk di atas pangkuannya. "Bahwa Doutzen berada di Onderzorg?" ucapnya sembari memasang senyuman menggoda.

Asmosius : The Master of Rats [Leanders Series]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt