The Bitter End of Two Heroes

15 1 0
                                    


A/N: Hanya ingin mengingatkan bahwa fanfiksi ini tidak bebas dari kesalahan tipografi (typo). Beberapa kata atau kalimat juga tidak sesuai s
dengan PUEBI. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

The Bitter End of Two Heroes

Segalanya terasa kaku.

Udara di tempat ini dipenuhi aroma darah dan tanaman beracun. Langkah kaki yang tadinya berisik kini terasa jauh, memantulkan gema di sekitar sini. Dia tertatih, mencoba bangkit namun terjatuh lagi di tempat yang sama. Betapa mirisnya, dia hendak berkata.

Sebagian besar orang barangkali telah pergi dari tempat ini. Entahlah, mungkin mereka mati. Dia sendiri tidak yakin sebab dirinya berada di situasi yang sama. Tidak jauh dari lengannya yang lunglai, sebuah pegangan pedang tergeletak menyedihkan. Benda itu belum kehilangan fungsi namun ia sendiri tak mampu meraihnya. Kali ini, dengan bantuan Force, benda itu tertarik ke dalam genggamannya.

Dari sudut matanya, dia melihat sisa-sisa peperangan. Para Jedi yang bertahan, mereka terbaring di atas tanah. Beberapa masih menggunakan kekuatan yang tersisa untuk bergerak, meskipun tahu semua itu sudah sia-sia. Mereka sudah kekurangan jumlah, sebagian besar ditebas habis, sisanya masih bertarung atau sekarat.

Dia adalah salah satunya.

Saat ini dia terbaring, mencoba untuk beringsut mendekati seorang pria yang sedang dalam masa primanya. Napas pria itu pendek-pendek, dan tubuhnya tampak dipenuhi bekas tusukan puluhan pedang, pria itu juga menderita. Mata dia segera berkaca-kaca, sebuah keajaiban pria di dekatnya masih bertahan hingga saat ini.

"...Ge...ge..." Dia mencoba memanggil, suaranya begitu lirih. Pria di sebelahnya masih mampu menggerakkan sebatang jari.

"San Lang," pria itu mencoba tersenyum. Lengkungan di bibirnya memang terangkat, namun dengan gerakan yang sangat lemah. "Syukurlah kau bertahan,"

"Gege tidak apa-apa...?"

Yang dipanggil Gege sama sekali tidak menjawab, hanya mengeluarkan napas yang terasa berat di dada. Hua Cheng ingin meraihnya, memeluknya, dan mengatakan padanya bahwa segalanya akan baik-baik saja. Bahwa mereka akan bertahan dan Gege bisa melanjutkan hidupnya yang damai di wilayah Puqi, jauh di planet barat daya. Mereka akan hidup bersama, melatih para Youngling untuk masa depan yang cerah. Namun, semua itu hanyalah angan-angan belaka.

Dalam detik ini juga, Hua Cheng mengutuk Kanselir Agung Jun Wu alias Darth Bai Wuxiang dengan setiap amarah yang dirasakannya. Sang dalang di balik semua tragedi ini, kedua tangannya memainkan nasib dari Galactic Republic, tidak terkecuali dua orang yang tak bersalah ini. Ambisinya yang begitu kuat untuk menguasai seluruh galaksi menjadi hal yang paling mengerikan dari semua ini.

Kini, setelah semua orang di kuil dibantai, hanya tersisa Gege dan Hua Cheng.

"Dadaku sakit, San Lang, tapi itu tidak apa-apa," Gege berkata halus, mengulurkan tangannya pada torso Hua Cheng yang sobek. Lelaki yang lebih muda itu meringis di bawah sentuhan sang master. "Ini bukan apa-apa dibanding apa yang kau rasakan saat ini,"

Dasar Gege.

Sayangnya, Hua Cheng tidak punya tenaga untuk menggodanya. Ia terlalu lelah, tubuhnya nyaris tak bisa bergerak. Hanya dengan mantan pembimbingnya itu dia merasa aman, kendati dirinya sudah nyaris menyapa kematian. Memorinya kembali pada masa ketika dirinya masih menjadi Padawan, begitu malu-malu namun sangat ingin senantiasa berada di dekat Gege, yang saat itu masih seorang Ksatria Jedi. Oh, dia masih sangat muda dan bahagia waktu itu, hanya memikirkan misi apa yang akan mereka jalani atau pelajaran apa saja yang akan didapatkan.

"Gege jangan mengatakan itu," Hua Cheng nelangsa, wajahnya berkerut menahan rasa sakit. "Luka Gege jauh lebih parah. Tunggu di sini, aku akan mencari bantuan."

The Bitter End of Two HeroesWhere stories live. Discover now