AU | ANOTHER LOVE : CHAPTER 18

5 0 0
                                    

Malam itu, pemuda dengan overcoat hitam beserta pakaian senada memandang pintu appartement di hadapannya. Ya, Arche Vorce O'brein sudah menunggu di luar appartement milik Jane Jovanka sejak satu jam yang lalu. Bersandar tepat pada dinding yang berhadapan langsung dengan kamar appartement milik Jane.

Tidak banyak yang ingin pemuda itu lakukan malam-malam seperti ini. Dia hanya ingin menjelaskan semua perasaannya pada Jane dan memperbaiki hubungan mereka sekarang.















Arche mengulum bibirnya setelah mengirim pesan terakhir. Kakinya berketuk berulang kali seraya menunggu gadis itu memberinya akses masuk.

Lantas mendongak saat intensitas cahaya menyorotinya. Pertanda pintu kamar appartement Jane sudah terbuka, menampilkan sosok gadis berpiyama tidur yang kini hendak menutup pintu.

Namun Arche terlebih dahulu mendorong tubuh Jane agar masuk kembali—menubruk pintu appartement lalu menutupnya rapat. Sejenak tak protes kala Jane memberontak dengan melayangkan pukulan pada dada bidangnya.




"Kak, lepas!" Jane mendorong paksa tubuh Arche agar menjauh. Mengambil jarak di antara mereka sambil terus berwaspada akan tindakan Arche yang benar-benar tak terduga. "Jangan sentuh aku, please!"

"Okay, I don't touch you," ujar Arche, kontras dengan kedua tangannya yang langsung terangkat seperti penjahat yang tengah ditodong pistol oleh polisi.

Jane menarik napasnya sejenak. Berusaha menguasai diri dan terlihat berani. "Kakak mau ngomong apa lagi?" Tanpa buang waktu, Jane langsung melontarkan pertanyaan.

"Kita bisa omongin semuanya di luar," kata Jane mengingat ini sudah malam dan ia hanya sendirian di dalam appartement. "Fanny lagi nggak ada di sini, tolong Kakak jangan macem-macem."

"Persetanan soal dia, I don't fuckin care about her," ungkap Arche dengan nada tinggi. "I just want to talk with you."

"Oke apalagi yang mau Kakak omongin?" Tanya Jane.


"Let's be mine," tutur Arche yang langsung mendapat penolakan keras dari Jane. "Kakak gila tahu nggak?!"

"Denger ya, jangan mentang-mentang aku bodoh, terus Kakak jadi bisa berbuat seenaknya!" Seru gadis itu dengan nada tinggi. Jangan kira ia tak tahu apa yang kini Arche sedang lakukan. "Aku emang bego, Kak. Tapi seenggaknya aku paham apa yang lagi Kakak lakuin sekarang."

"Dasar brengsek!" Maki Jane. Dia meronta saat Arche menggenggam tangannya. "Mending sekarang Kakak pulang!" Usirnya.


"Jane, denger dulu please ..."

"Lepas, Kak!" Jane berteriak. "Aku bisa nampar Kakak sekarang juga kalau Kakak mau."

Arche mengeratkan genggamannya pada tangan mungil milik Jane. "Denger gue dulu ..."

"Apa hah?" Jane muak.

Arche menghela napasnya kasar, sejenak meraup wajahnya frustasi. "Kita sama-sama tahu kalau Fanny itu selingkuh."

"Tapi lima tahun itu nggak sebentar, Kak!" Sahut Jane. "Nggak dengan Kakak baru tahu Fanny selingkuh terus secepat itu Kakak beralih hati."

Arche memberi jeda singkat pada ucapannya. "Jane gue duga lo lebih tahu bahwa selama lima tahun itu nggak kali ini aja Fanny berhubungan sama Arga, mantannya."

"Ya terus dengan enaknya Kakak mau jadiin aku pelampiasan, hah?" Tanya Jane. Semua orang pun dapat menebak jika Arche hanya menjadikan Jane sebagai tempat pelampiasan semata.

"Jahat tahu nggak?" Arche menggeleng kala Jane menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ternyata Kakak sama aja kayak laki-laki di luar sana," ungkap Jane lagi. "Bajingan."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 06, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Split-split Au Where stories live. Discover now