AU | ANOTHER LOVE : CHAPTER 13

8 0 0
                                    

Appartement, 01:50 am|















Malam itu, hujan berhasil membasahi sebagian Kota Jakarta. Rintiknya yang sudah tak sederas tadi masih menyisakan nuansa sama seperti sebelumnya. Dingin, hingga mampu menguliti diri.

Herannya, hal itu tak mengurangi keramaian yang ada. Beberapa pengendara masih banyak yang berlalu-lalang, bahkan ada yang baru mengeluarkan kendaraan dini hari.

Ah, lupa. Ini malam minggu. Malam di mana para sepasang insani rela berpergian malam-malam hanya demi mendapati momen bersama.











Namun hal itu tak berlaku bagi seorang gadis yang kini berbalut duffle coat coklat susu dengan anak anjing jantan menggemaskan di pelukannya.



"Jane!" Sapa laki-laki dari arah berlawanan. Arche Vorce O'Brein baru saja muncul di lantai basement dengan hoodie hitam tebal dan celana panjang hitam senada. Satu hal yang membuat kadar ketampanannya melonjak drastis hingga 10.000%.


"Kak Arche," panggil Jane sedikit berbisik.


"Sama siapa ke sini?" Tanya Arche. Mengambil alih Choco—anjing menggemaskan, dari gendongan Jane. Lalu mulai memandu langkah keduanya.

"Aku diantar temennya Kak Darren," balas Jane. Sesaat melirik Arche karena tiba-tiba lelaki itu mengumpat.

"Kak Arche udah minum obat?" Tanya Jane, mengingat laki-laki itu tengah sakit. "Kata Kak Darren, Kak Arche nggak bisa bangun."

"Emang," sahut Arche seraya menarik sudut duffle coat milik Jane ketika gadis itu salah jalan.

"Terus ini kok bisa?"


Arche mengulum bibirnya lama. Melirik Jane yang kini tengah melempar tatap padanya—menunggu jawaban. "Jemput lo, lah."

"Kan aku bisa sendiri," sahut Jane ketika keduanya masuk ke dalam lift. "Aku bisa vid-call Kak Darren."

"Di sini angker."


Sontak, Jane merapatkan diri pada Arche. "Ooh," cicitnya pelan.

"Hm? Takut?" Tanya Arche, mendorong ke sebuah ejekan.

"Nggak tuh!" Sahut Jane cepat.

"Ini ngapain deket-deket?" Mendengar penuturan Arche, Jane langsung menjauhkan diri. "Kedorong angin," jawab gadis itu, 100% ngawur.










Tak berdurasi, pintu lift dengan cepat terbuka. Arche memacu langkah, sementara Jane di belakang buru-buru mengikuti. Jalan mendap-mendap seraya menoleh ke kanan dan ke kiri, ah, jangan lupakan cubitan kecilnya pada sudut hoodie milik Arche.

Lalu tak lama jadi tersentak saat Arche hampir terjatuh. "Kak, nggak apa-apa?"

"Pusing ..." Ungkap Arche. Air mukanya yang pucat pasi itu seakan menandakan bahwa Arche benar-benar drop sekarang. Yah, bisa diperkirakan kondisinya jauh lebih buruk daripada satu jam lalu.

Split-split Au Where stories live. Discover now