Cars tampak menaikan satu alis, jenis komunikasi tanpa suara pada para penjaga seolah berkata; biarkan kami masuk. Seperti itulah yang terbaca di mata Calysta.

"Tidak bisa, Sir. Kau pun tahu aturannya." cetus salah satu penjaga.

Cars menoleh pada Calysta, "hubungi pamanmu!"

"Pamanku?"

"Alexander."

"Ah. Jadi bar ini miliknya." ujar Calysta mengeluarkan ponsel dengan susah payah dari cluth yang dia tenteng bersama dengan heelsnya. "Lihat saja. Akan kubuat kalian berdua terlempar dari pekerjaan ini." katanya setelah menaruh benda pipih tersebut di telinga.

Tanpa berbasa basi begitu sambungan itu tersambung Calysta langsung memuntahkan keluhannya pada Alexander. Lalu dia memberikan ponsel pada salah satu penjaga tersebut. Dari wajah penjaga itu, pun Calysta dapat melihat jika nyawa mereka tengah di ujung tanduk. Mungkin saja Alexander menumpahkan berbagai macam ancaman karena telah mengusik keponakannya.

"Silahkan, Nona."

Pun dengan lirikan tajam yang ia layangkan pada kedua penjaga, kaki Callie dengan mulus memasuki pintu yang sebelumnya telah di bukakan dengan akses card.

"EDWARD!!!" Calysta memekik ketika pintu terbuka.

Teriakan Calysta menghentikan aksi ciuman dari pasangan yang tengah di penuhi kabut gairah. Edward langsung menyingkirkan tubuh seorang wanita yang sebelumnya tengah di pangku. Pria itu langsung berdiri begitu kaki Calysta melangkah mendekati keduanya.

Mata Callysta melebar kala mendapati seorang wanita yang dia kenal, Marie Scott yang merupakan salah satu model terkenal.

"A-aku bisa jelaskan semua ini, Callie." Edward berjalan mendekat, tangannya terulur hendak meraih jemari Calysta.

"Jagan mendekat!" kilasan hal serupa yang pernah dia dapati mencoba masuk kembali menjelma sebagai kenangan buruk yang menyakitkan.

"Callie maafkan aku." Edward dengan bersikeras meraih tubuh Calysta namun tiba-tiba Cars berada di tengah mereka.

"Dia bilang, jangan mendekat! Apa kau tuli, hah?"

"Siapa kau?" Edward mendesis kesal, "Minggir!!" mendorong tubuh Cars ke samping.

Calysta memundurkan diri, dan tiba-tiba saja dia berteriak saat Cars menarik tubuh Edward lantas memukul pria itu. Mengerjapkan matanya berulang kali akan tontonan dari dua orang pria yang telah berhasil menorehkan kenangan buruk, buru-buru Calysta menoleh pada seorang wanita yang sedang merapikan pakaian.

"Dasar jalang!" Calysta melempar heelsnya dan sukses mengenai kening Marie. Wanita itu mengaduh dengan bola mata yang hampir keluar dari rongganya.

Calysta tidak gentar. Dia menaikan dagunya dengan tinggi. Menantang.

"Kyaaa.." teriak Calysta dan Marie bersamaan mengambil ancang-ancang sebelum berlari saling menghampiri lantas mencengkram rambut masing-masing.

Sementara Cars meludah ke lantai setelah selesai menghajar Edward. Menatap puas dengan seringai yang menyeramkan melihat pria yang tergeletak babak belur tanpa sedikitpun perlawanan. Setelah itu Cars mengalihkan perhatiannya pada dua orang model terkenal tengah berguling-guling dengan saling menjambak. Marie memekik kesakitan ketika rambutnya disentak beberapa kali oleh tarikan tangan Calysta. Cars segera berjalan ke arah mereka tanpa basa-basi dia meraih pinggang Calysta yang sudah berada di atas tubuh Marie. Cars langsung menarik tubuh itu dari lantai lalu menaruh di atas pundaknya, memikulnya bak karung beras. Namun Calysta masih berteriak tidak terima, tangannya mengibas-kibas di udara untuk menggapai Marie yang masih tergeletak di lantai.

Calysta FinnWhere stories live. Discover now