Sementara itu, (Y/n) mulai mengusap nisan bertuliskan nama Ibunya. Ia tersenyum, seakan bisa merasakan tatapan hangat sang Ibu yang tertuju padanya. "Ibu harus melihatku dari atas sana, ya."

"Aku pasti berhasil. Aku akan membuat Ibu bangga."

Kemudian, hari itu pun tiba. (Y/n) berangkat ke Tokyo bersama Oreki dengan teramat semangat. Ia tak melunturkan senyuman barang sedetikpun ketika tengah menaiki kereta ke tempat tujuannya. Ia benar-benar tidak sabar untuk menginjakkan kaki di Tokyo!

Meskipun semangatnya tampak tak ada habisnya, ketika di perjalanan pada akhirnya (Y/n) tetap saja tidur. Tentu saja, semalam ia hanya tidur satu jam karena keantusiasannya untuk segera sampai di Tokyo.

Melihatnya, Oreki hanya bisa menghela nafas lelah. Padahal ia sudah mengingatkan agar tidur cukup karena perjalanan ke Tokyo cukup panjang, sehingga mereka pasti kelelahan. Tidak lucu, kan, kalau mereka jauh-jauh ke Tokyo untuk mengikuti tes ujian masuk universitas, tetapi malah sakit karena kelelahan setelah sampai di sana? Jangan sampai stamina untuk mengisi soal ujian berkurang sedikit saja.

Beberapa jam berlalu, Oreki juga sempat tertidur di kepala (Y/n) yang bersandar pada pundaknya. Mereka menuruni kereta ketika sampai di stasiun Nagoya, kemudian menaiki rute lain menuju stasiun Tokyo. Dan, ya. Perjalanan itu memakan waktu beberapa jam lagi. Benar-benar melelahkan.

Jika bukan untuk mengejar mimpi, dan karena keinginan terbesar (Y/n) untuk kuliah di Tokyo, Oreki mana mau repot-repot ke Tokyo untuk mengikuti ujian masuk universitas saja. Untungnya sang Kakak, Tomoe, memiliki kenalan di Tokyo dan mengizinkan mereka menyewa dua kamar di penginapan dengan setengah harga!

Wah, Oreki terkadang merasa kagum dengan Kakaknya itu. Melewati perjalanan jauh memang merepotkan, tetapi ternyata menjelajahi setiap tempat dan membuat teman banyak-banyak bisa menguntungkan seperti ini.

Meskipun kagum, Oreki tetap tidak mau mengikuti jejak Kakaknya sebagai petualang.

Menyusahkan!

Sekitar satu setengah jam terlewati, kereta akhirnya berhenti di salah satu stasiun. Orang-orang mulai menuruni kereta, termasuk kedua orang yang salah satunya terlihat sangat semangat kali ini. (Y/n) seketika meraih tangan Oreki dan menyeretnya keluar dari dalam kereta.

Suasana stasiun Tokyo langsung menyapa keduanya ketika mereka menginjakkan kaki di tempat itu. Orang-orang berlalu lalang, kebanyakan terfokus pada ponsel di tangannya masing-masing, tetapi tak sedikit juga yang berbincang hangat bersama teman bicaranya.

"Houtarou!! Akhirnya aku ada di Tokyo AAAAAAA!!"

Oreki meringis, prihatin pada telinganya sendiri yang berdengung setelah mendengar jeritan antusias sang gadis. Ia hanya bisa mengusap telinga pasrah, berdoa pada Tuhan agar telinganya bisa diberi kekuatan sedikit lebih kuat lagi.

(Y/n) tak henti-hentinya melompat senang. Ia benar-benar tidak menyangka dirinya ada di Tokyo saat ini. Sejak kecil, ia sangat ingin pergi ke tempat ini, terlebih ketika Fukube yang sering pulang-pergi ke Tokyo itu menceritakan bagaimana pemandangan indah di Tokyo.

Ctakk

"Aw!" ia mengaduh, mengusap dahinya yang menjadi target sentilan Oreki. Ia menoleh sengit, menatap Oreki tajam. "Apa?!" bentaknya emosi karena menghancurkan khayalan (Y/n) tentang apa  saja yang akan dilakukannya di tempat ini.

Oreki menatap (Y/n) tak kalah sengit, lengkap dengan kedua tangan yang ditaruh di pinggang angkuh. "(Y/n)-chan, kita ke sini untuk ikut tes ujian masuk universitas, ingat? Jangan sampai kau keenakan dan melupakan semua hal yang kita pelajari sebelum berangkat ke sini."

Waiting for You || Hyouka (OrekixReaders) [✔]Where stories live. Discover now