Giyu Tomioka

840 69 6
                                    

(Y/N): Your Name
(F/N): Full Name
(L/N): Last Name

***

Giyu duduk di meja dan menggambar peta, hanya dengan mengandalkan ingatannya. (Y/N) terus memperhatikan dari balik bahunya, memberi petunjuk.

Singkat saja, Oyakata-sama mengirim mereka berdua ke sebuah desa terpencil di wilayah timur untuk mencari Shinobu yang dikabarkan menghilang di sebuah rumah yang merupakan jebakan milik salah satu iblis bulan atas.

"Setelah turun tangga, belok di lorong ketiga, kemudian di pintu nomor tiga dari ujung sebelah kiri--"

"Pelan-pelan, bodoh." Protes Giyu seraya mengerang putus asa.

"Kau yang bodoh, Tomioka-san. Padahal, kan, kata-kataku tidak rumit sama sekali!"

"Aku--" Giyu terkesiap saat tatapan mereka bertemu. "Aku sedang tidak bisa berkonsentrasi."

(Y/N) sepertinya bisa mengerti dan menepuk pundaknya. "Kalau begitu, berikan kertasnya padaku."

Giyu diam sejenak, wajahnya tampak mendung. Akhirnya, dia mengangguk. "Terima kasih."

(Y/N) kini sadar bahwa Giyu, laki-laki yang selama ini disukainya, telah jatuh cinta kepada Shinobu. Setidaknya seperti itulah dugaannya. Padahal, dirinya tidak tahu kalau Giyu justru sedang mencemaskannya.

Berusaha menghimpun pikirannya, (Y/N) berhenti tersenyum dan kembali pada pekerjaannya, menggambar peta.

***

Dalam waktu singkat, (Y/N) berhasil menyelesaikan peta dari rute yang telah mereka lewati sebelumnya. Lorong demi lorong, jumlah pintu-pintu. Sempurna. Gadis itu mengerjakan semuanya dengan baik.

Ketika mereka kembali lagi ke sarang iblis bulan atas itu, sebelum berpencar, tiba-tiba Giyu meraih tangan (Y/N).

"Hey,"

"Ya." Kata (Y/N), berharap ekspresinya tidak menunjukkan perasaannya.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu setelah ini. Jangan langsung pergi, atau aku akan.." Wajah Giyu memerah. "Pokoknya tunggu aku."

(Y/N) memandangnya, tersenyum tipis. "Sampai jumpa."

***

Shinobu berhasil dibawa keluar oleh Giyu, keduanya menderita luka berat. Sedangkan (Y/N) masih di dalam, bertarung dengan iblis bulan atas seorang diri.

Komentar segera berhamburan dari pasukan bala bantuan, berbagai pertanyaan saling bersahutan. Sekarang Giyu hanya terdiam, berharap dia dapat memindahkan semua isi kepalanya ke dalam otak mereka.

Kalau (L/N)-san tidak sanggup melawannya, Oyakata-sama tidak mungkin memilihnya, bukan?— Meski begitu, Giyu sendiri tak memungkiri dirinya sedikit ragu.

BRAK!— Sebuah kepala— Kepala iblis— menggelinding ke luar. Tak lama setelah itu, (Y/N) keluar dengan keadaan bersimbah darah— bukan sepenuhnya miliknya.

Bersamaan dengan bangkai iblis yang perlahan menyirna menjadi abu, (Y/N) ambruk berdebum ke tanah dan mengejang.

"S-Sial! (L/N)-san!" Jerit Giyu, segera menarik tubuh (Y/N) yang gemetar dan memeluknya, mengabaikan kenyataan bahwa dirinya juga sedang terluka.

"Ra-Racunnya.. bereaksi." Bisik (Y/N), memegangi perutnya yang terluka. "Makhluk bodoh itu menyayat perutku."

"Apa pun yang terjadi, jangan tutup matamu!" Dia mengguncang tubuh gadis itu. "Jangan mati— berjuanglah!"

KNY x ReaderWhere stories live. Discover now