Chapter 1 - Harus mandiri?

2.1K 131 35
                                    

Sebelum baca chapter ini, sebaiknya kalian baca dulu bonus chapter yang ada di cerita ( Di bucinin ayah, bunda. ) supaya nyambung.


Enjoyyy luvv!!!














Setelah mendengar bunda hamil dan rafa masuk kedalam kamarnya, kini rafa tidak bisa tidur, tadi rafa memang mencoba untuk memejamkan matanya namun 5 menit kemudian matanya itu kembali terbuka.

Rafa menghela napasnya panjang dan setelah itu menatap jam weker di kamarnya, kini jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan ia sama sekali tak tidur semalaman. Lagi, rafa menghela napas dan setelah itu beranjak dari kasur untuk pergi ke kamar mandi, Ia akan mandi dan sekolah hari ini.

10 menit kemudian rafa pun sudah selesai mandi dan rapih dengan stelan seragamnya, ia mengambil parfum lalu meletakkan kembali parfum itu saat ia mengingat bundanya yang tak suka dengan bau parfumnya.

"Kenapa cuma bau parfum gw aja yang bunda gak suka?" Gumamnya sembari mengerucutkan bibir, rafa menoleh ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Ini sudah pukul 7 pagi tapi ayah ataupun bundanya sama sekali tak ke kamarnya, biasanya bunda atau ayah akan ke kamar untuk membangunkan nya atau hanya melihat dirinya, tapi sekarang? Mereka sama sekali tak ke kamarnya. Rafa menghembuskan napas dan setelah itu meraih tasnya dan keluar dari kamar untuk pergi menuju lantai bawah.

Tak butuh waktu lama rafa pun kini sudah sampai di lantai bawah dan langsung berjalan menuju meja makan, disana sudah ada bunda, ayah dan kedua oma dan opanya.

"Pagi." Sapa rafa pelan.

"Pagi sayang/ pagi." Jawab mereka bersamaan.

Setelah mendapat jawaban dari sapaanya rafa pun lantas berjalan untuk duduk di kursi biasa ia duduki, dekat bundanya.

"Eh bentar." Ucap kayla saat rafa akan duduk.

"Kenapa bun?"

"Kamu gak pake parfum yang kemaren kan kak?" Tanya kayla sembari menutup hidungnya.

Rafa menggeleng memberi jawaban dan di balas senyuman oleh kayla.

"Yaudah kalo enggak, ayo duduk kak." Ucapnya dan setelah itu rafa pun duduk.

"Mau sarapan apa sayang?" Tanya kayla.

"Rafa bisa sendiri bun." Jawabnya seraya mengambil satu lembar roti.

"Kok kamu gitu si kak, biasanya kan kamu sama bunda." Ucap kayla sedih.

"Justru bagus kay, rafa harus belajar mandiri supaya nanti gak bergantung sama kamu terus." Ucap opa fi.

"Iya bener kay kata papah, apalagi nanti rafa punya adik pasti kamu kerepotan kalo harus ngurusin rafa terus bayi." Timpal oma fi.

Rafa menghembuskan napanya kasar setelah mendengar ucapan dari sang oma.

"Emang kenapa kalo bunda ngurusin aku? Emangnya aku ngerepotin banget ya?" Ucap rafa.

"Enggak gitu sayang, cuma kan bunda mau punya bayi nanti kalo bunda ngurusin kamu juga kan nanti bundanya capek." Jawab oma fi dengan lembut.

"Tapikan ngurusin anak kewajiban seorang ibu."

"Oma tau, tapi kan kamu udah besar udah waktunya kamu belajar mandiri." Jawab oma fi dan tak di sahut lagi oleh rafa.

Kayla menghela napas lalu mengusap tangan rafa dengan lembut.

"Sayang, kamu gak suka ya bunda hamil lagi?" Tanya kayla dengan kepala yang tertunduk.

"Iya."

"Rafael." Ucap reza dengan tatapan tajamnya.

"Apa?!"

RAFAEL 2 (Selesai)Where stories live. Discover now