Chapter 03

267 53 1
                                    

Cedric Pov.

Aku menengok kearah sumber suara orang yang memanggilku. Lalu aku bertemu lagi dengan mata berlian indah itu.

"Putri athanasia." sapaku, aku menatap wajahnya yang can- tunggu, apa aku baru saja ingin bilang dia cantik?

"Pangeran, apa yang anda lakukan disini?"

"Ah.. ini..dimana?" tanyaku yang secara tidak langsung mengakui bahwa aku tersesat.

Wajahnya tampak sedikit terkejut, "Ini taman di istana ruby... istana saya."

"Oh..." jawabku dengan canggung, apa lagi yang harus aku katakan? Minta tolong?

Lalu aku mendengar dengusan lembut darinya, aku melihat kearahnya yang sudah tersenyum dengan manis- ok hentikan

"Mari ikuti saya, tidak sopan jika saya tidak menjamu tamu."

Aku mengangguk dengan ajakannya, dia berbalik mungkin untuk menuju istananya dan aku hanya mengikutinya dari belakang.

Disaat perjalanan menuju istananya, mataku secara tidak sengaja melihat kaisar obelia bersama putri barunya. Mungkin juga putri athanasia melihat hal itu juga, dia berhenti sebentar dan mata indahnya menjadi tampak mendung. Entah kenapa aku menjadi kesal dengan kaisar sial itu, padahal putri athanasia disana lebih dahulu daripada putri barunya. Tunggu..kenapa aku peduli? ini bukan urusanku.

"Putri?" panggilku kepadanya.

"Ah! iya ayo, maaf saya sedikit teralihkan." dia buru-buru pergi dari situ dan lagi aku hanya mengikutinya saja.

Hingga akhirnya kami sampai didepan istananya...istana sang putri pertama. Sederhana, tidak terlalu sederhana sebagai seseorang yang memiliki title putri kaisar, apa yang kaisar pikirkan sih? Katanya kaisar bijak dan adil, tapi dia memperlakukan putrinya seperti ini?

"Silahkan duduk pangeran."

Cedric duduk dikursi yang sudah disediakan sedangkan athanasia meminta pelayannya menyediakan cemilan dan teh.

Athanasia duduk dihadapan cedric, suasananya sedikit canggung, tetapi athanasia akhirnya membuka pembicaraan untuk menghilangkan kecanggungan.

"Bagaimana kabar ayah anda pangeran? Saya dengar kaisar Eldaim jatuh sakit."

Cedric memikirkan jawaban yang benar, karna sesungguhnya sang ayah jatuh sakit adalah perbuatan cedric dengan sengaja.

"Dia masih tidak sadarkan diri, karna itu aku datang kemari sebagai perwakilan."

"Begitu..saya harap beliau cepat sembuh."

'Tidak, doakan saja dia cepat mati'

Cedric mengangguk "Ya..semoga, karna kehadiran kaisar sangat dibutuhkan." lagi didalam hatinya mengatakan yang berbeda 'bohong sih, walau dia kaisar, dimataku dia tidak berguna.'

"Lalu bagaimana dengan anda putri?" tanya cedric tiba-tiba membuat athanasia bingung.

"Maksud anda?"

Cedric mendengus kecil, "Bukankah kaisar claude tidak adil? Dia memberi perhatian pada putri baru itu, dan menelantarkan anda begitu saja?"

Athanasia terdiam, lalu cedric melanjutkan "Kalau saya diposisi anda, saya akan melakukan apa saja untuk mempertahankan posisi sebagai penerus. Walau dia lebih tua, anda memiliki hak lebih kuat menjadi penerus karna sudah ada di istana sejak lama."

"Posisi penerus...bukanlah hal yang saya inginkan." balas athanasia dengan suara kecil tetapi bisa didengar oleh cedric.

"Begitu." cedric merutuki dirinya sendiri, tentu saja tidak semua orang sama sepertinya. Dia mengingat bagaimana dirinya mendengar ayahnya berjanji kepada selir kesayangannya untuk menjadikan anak mereka putra mahkota, anak manja yang masih berumur 8 tahun.

Tentu saja cedric sangat marah, dia sudah belajar sejak berumur 5 tahun hingga sekarang untuk menjadi putra mahkota lalu dengan seenaknya diberikan kepada orang lain. Hal itu membuat cedric melakukan langkah berani, dia meracuni ayahnya sendiri saat sang ayah sedang makan bersama dengan selirnya itu, tentu saja sang selir menjadi tertuduh meracuni kaisar dan dipenjara hingga kaisar sadar dan menentukan hukumannya.

'Cih, jika saja aku bisa menentukan hukuman.' sekarang dia hanya perlu memikirkan cara agar ayahnya tidak percaya dengan selir itu dan membatalkan rencana menjadikan anak selir menjadi putra mahkota.

'Posisi itu, adalah milikku.'

Cedric maupun athanasia diam sesaat, untungnya pelayan datang membawa cemilan dan minuman. Segera saja mereka menikmatinya untuk menghilangkan kecanggungan.

Disaat mereka menikmati minuman dan makanan, cedric melirik athanasia yang nampak sangat menikmati kue coklatnya.

"Anda sangat menyukai coklat ya? Putri" cedric membuka pembicaraan, menaruh cangkir tehnya.

"A-ah, iya saya menyukainya." athanasia menjawab dengan malu, hampir saja ia memperlihatkan tingkah tidak sopannya.

'Suka coklat, catat. Eh untuk apa aku catat?'

***

𝙷𝚒𝚜 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚕𝚢 𝚙𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎𝚜𝚜 | Wmmap x M!OcDonde viven las historias. Descúbrelo ahora