Bab 1

32K 998 81
                                    

Raina

Hujan diluar belum juga reda, sudah 1 jam aku menunggu di lobi kantor. Dan kakiku mulai pegal berdiri menggunakan high heels setinggi 5cm. Mataku fokus memandang air yang turun dari langit.

Aku menoleh ke belakang ketika seseorang menepuk bahuku. Ternyata Bayu, Pria yang selalu mengejarku. Meminta balasan untuk perasaannya namun aku selalu menolaknya. Ia tersenyum, aku membalasnya.

"Belum pulang, Rain?"

"Belum, hujannya belum reda juga dari tadi padahal sudah malam" Keluhku sambil menghela nafas. Mataku tak sengaja melihat seorang Pria berjalan menuju lobi bersama seorang Wanita dengan tangan yang saling bertautan. Aku berbalik ke posisiku semula. Bayu berdiri di sebelahku, aku diam. Tiba-tiba hatiku berdenyut nyeri. Aku ingin segera hilang dari tempat ini.

"Pulang bareng, yuk?" Bayu membuka Tasnya, diambil sebuah payung berwarna biru dongker. Ia melebarkannya. "Yuk, jalan" ajaknya.

Aku tidak berpikir lagi untuk menolaknya. Aku ingin segera pergi dari lobi ini. Aku mengangguk, ia merangkul bahuku. Aku menoleh ke arahnya hanya tersenyum.

"Kalau jauh-jauh nanti kamu kehujanan" Tangannya hangat. Aku sempat melirik ke belakang Pria itu sedang melebarkan payung untuk Wanita yang dicintainya, aku meringis.

Bayu mengantarkan sampai mobilku. Sebelum masuk aku ucapkan Terimakasih. Ia menjawab "Sama-sama cantik"

Dasar gombal!!!

Ku lajukan Mobil ke Apartement tempat tinggalku. Aku menyalakan radio untuk menghilangkan keheningan. Ku fokuskan untuk mengemudikan Mobil Honda Jazzku. Aku memutar saat masuk lapangan parkir Apartement. Mobilku sudah diparkir ditempat biasa.

Aku naik lift ke lantai 7, didalam Lift hanya ada diriku. Terlintas bayangan Pria itu. Dadaku terasa sesak, ku angkat tanganku dan melihatnya. "Dulu ia tak pernah memegang tanganku seerat itu." batinku. Air mataku jatuh.

Dulu aku merasa kamu dikirimkan Tuhan untuk menjagaku, melengkapi hidupku. Ternyata aku salah, kamu bukanlah yang ku tunggu. Ku pertaruhkan semuanya untuk mu, tapi kamu tak membalasnya.

Ku buka pintu Apartementku dengan langkah gontai aku berjalan ke dapur. Ku buka kulkas mengambil botol minum. Ku teguk hingga tandas bermaksud untuk menghilangkan rasa haus dan kesesakanku.

Andai Air itu bisa menghilangkan masa laluku yang pahit. Aku akan minum sebanyak-banyaknya.

***
Aku mengetik menjadi tidak konsentrasi, setiap ku ketik selalu salah, ku tekan tombol DELETE yang ada di keyboard komputer. Dalam hati pun sudah kesal bukan main. Di depanku ada Pria yang duduk sambil menopang kepalanya di mejaku, matanya terus menatapku.

Aku sudah tidak tahan, ku hentikan jariku di Keyboard dan tertahan diatasnya. "Mau sampai kapan kamu ada di disini dan menatapku?. Apa kamu tidak punya pekerjaan." tegurku.

Ia tersenyum, "Ini Pekerjaanku, menatapmu." Ingin rasanya aku mengetok kepalanya dengan tempat pulpen yang ada di atas meja. "Makan siang, kita makan bersama ya."

"Aku tidak mau" jawabku cepat.

"Ya sudah kalau tidak mau. Aku akan terus disini dan menatapmu"

Aku memelototinya, "Kalau Pak Toni mengetahuinya kamu bisa dipecat. Jadi pergi ke meja kerja mu sekarang, Bayu!!" titahku.

Bayu menurunkan tangannya, ia menatapku serius. "Bisakah kamu tidak pernah menolakku, Rain? Kamu pernah menolak perasaanku, bahkan untuk makan siang bersama pun kamu menolaknya?"

Aku menjadi serba salah, merasa tidak enak. "Baiklah, kita makan bersama siang nanti" Cengirannya pun muncul kembali.

"Terimakasih, Raina ku" Ia mengedipkan mata sebelum pergi.

Remember You  (KUBACA & INNOVEL)Where stories live. Discover now