1: Jika dia istimewa

233 32 9
                                    

"Saat aku mati, berikan waktu satu minggu bagiku untuk kembali ke masa lalu." Cale Henituse mengajukan permintaan, dibandingkan pasrah dengan tawaran Dewa kematian dia ingin melakukan sesuatu hal. Dia ingin sedikit egois.

"Di keadaan yang genting ini aku bisa memilih orang lain." Dewa Kematian, intensitas makhluk yang maha kuasa tetapi egois.

"Aku tidak akan memaksa."

Cale Henituse juga ingin egois.

Persetan dengan dunia yang dikuasai kegelapan, untuk apa Dewa Kematian memilihnya jika dia tidak berharga.

Dia ingin melakukan sesuatu, dia ingin melakukan sesuatu yang menurutnya lebih baik dilakukan. Dia tidak percaya Dewa, tetapi laki-laki tegap berambut uban didepannya mengaku sebagai Dewa yang tiba-tiba mengajukan kerja sama kepada seorang sampah yang tidak taat.

Kerja sama yang simpang, Cale Henituse ingin banding.

"Baiklah," menyerah, Dewa Kematian secara tidak langsung mengakuinya berharga. "Apa yang kamu inginkan?"

"Bawa aku ke hari sebelum Drew Thames menikah dengan Deruth Henituse, beri aku waktu 7 hari dan setelahnya terserah kepadamu."

Syarat yang tidak terduga.

Mengembalikan dan memutar waktu memerlukan tenaga dan usaha yang besar bahkan bagi Dewa Kematian sekalipun. Namun, tubuh Cale Henituse adalah berharga. Ada sesuatu yang membuat keturunan Thames ini berharga dan berguna dimasa depan.

Memutar waktu selama seminggu tidak masalah, bagi Dewa kematian tidak mungkin ada yang bisa dilakukan oleh Cale Henituse.

Dia tidak berguna, riwayat hidup dan darah yang sia-sia.

Dewa kematian sudah memiliki seseorang yang pas untuk menggantikan Cale Henituse dimasa depan.

"Baiklah."

"Jika kamu membuatku harus bersumpah atas nama kematian ... aku dengan senang hati membatalkan perjanjian kita."

Sumpah kematian, walaupun Cale tidak taat dia tau apa itu.

Dewa Kematian dengan raut tidak suka balik memandang Cale Henituse.

Keduanya terlihat sama.

Intensitas yang ingin mencapai keinginannya dari pihak lain. Dewa Kematian yang ingin tubuh istimewa dari Cale Henituse dan Cale Henituse yang ingin setitik kesempatan untuk melihat ibunya lagi. Sesuatu yang cukup adil tetapi tidak sama sekali.

"Tujuh hari dan tidak lebih."

"Dan berikan aku sebuah rumah."

"Huh? Kau tidak berniat menetapkan?"

Manusia yang satu ini benar-benar melanggar norma berbicara dengan Dewa. Ia ingin segera menyudahi ini dan merengek pada Holy Maiden miliknya yang sama saja tidak peduli pada rengekan sang Dewa.

"Kau pikir aku harus menjadi gelandangan di masa itu? Aku belum lahir!" protes, Cale Henituse menjabarkan pikirannya.

"Baiklah."

"Juga bisakah aku membawa sesuatu dari dunia ini?"

"... hei! kau!"

"Darimana aku bisa mendapatkan uang? Aku juga perlu makanan dan pakaian yang hanya bisa dibeli dengan uang."

Dewa Kematian menyerah untuk berdebat. "Semoga ibumu tidak akan menendang bokongmu ketika kalian bertemu nanti."

.
.

Mati.

Diusia keempat puluh tahun, Cale Henituse mati.

Seperti perjanjiannya dulu, dia mendapatkan yang dia inginkan. Terbangun dirumah mewah setara milik Baron, Cale Henituse berdecak tidak suka. Dia tidak ingin rumah ini, berjalan keluar dan menelusuri sekitar. Udara di kota hujan terlihat sama.

Mata hazelnut melihat sekeliling, ada rumah sederhana yang terletak disudut.

Warga Henituse tidak pernah kelaparan dan selalu berkecukupan, diam-diam dia memuji kerja Count. Lewat pengetahuannya, dulu dan sekarang sama saja. Warga Henituse berkecukupan, tetapi bukan itu yang Cale inginkan.

Dia menghampiri sepasang suami istri yang renta, dia tersenyum.

"Tuan, Nyonya bisakah aku membeli rumah kalian?" tanya Cale ramah, senyum manis tersungging walaupun nyatanya terlihat agak aneh ketika dua puluh tahun ia habiskan tanpa tersenyum. "Atau kita bisa saling bertukar, rumahku adalah bangunan besar bertingkat ditengah jalan."

Takut akan tipuan, mereka nampak ragu tetapi tidak bisa berbohong, jika wajah Cale jauh dari kata penipu.

"Kami sudah cukup dengan ini." Pria tua itu maju, tersenyum sebagai bentuk keramahtamahan. "Mengapa tuan ingin membeli rumah kami."

"Saya ingin merasakan kehidupan sederhana, bisakah kalian membantu saya?"

"Tuan Count akan menghukum anda jika menipu di wilayahnya."

"Karena aku tahu betul tuan Count, aku tahu resikonya."

Tidak mudah, tetapi Cale berhasil meyakinkan mereka.

Hari pertama kembali ke masa lalu.

Cale Henituse menyalakan korek api yang dia bawa, tepat tengah malam disaat tidak ada yang sadar ... ia membakar dirinya sendiri setelah melukai wajahnya dengan batu.

-TBC-

Catatan: Ini Fanfiction khusus untuk Original Cale Henituse yang sering disalah pahami.

Update tiap hari Jum'at jika tidak ada kendala, terimakasih.

CrimsonTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon