"Tuan Feng, Anda mendengar yang waktu itu, ya?"

Xiang tertawa saja, tidak membalas. Ia menahan pintu untuk Ling. "Silakan duluan, Nona Zhang."

Ling masuk mobil dengan terburu-buru, malu tak tertahankan. Xiang mengikuti dan menutup pintu, lalu mobil pun melaju.

"Dulu, saya dan Kak Yang juga sering mengerjai A-Tian karena dia jadi menggemaskan kalau marah." Saat menceritakan ini, Xiang terdengar begitu riang. Ling jadi geli. Walaupun Tian mengepalai tim desainer Kevin Huo, di mata kakak-kakaknya ia pasti masih anak kecil, apalagi tinggi badannya tak seberapa.

"Maaf, tetapi saya sungguh sulit membayangkan Kepala Desainer jadi 'menggemaskan'," ujar Ling yang perasaannya sudah membaik. "Nenek—maksud saya, adik saya sangat takut padanya."

"Masa? Mereka sepertinya bertambah akrab belakangan. Omong-omong, Desainer Zhang sehat, kan?"

Mendung menaungi senyum Ling seketika. Sudah berhari-hari Wei enggan bicara padanya sehingga ia cuma bisa menyimpulkan keadaan sang adik dari pengamatan.

"Ya, dia sehat," jawab Ling ragu, dalam hati menanyakan hal yang sama dengan Xiang. Apakah Wei sehat? Mungkinkah perutnya sakit, tetapi tidak bilang atau menunjukkan? Karena sibuk dengan pikiran ini, Ling melewatkan pandangan menyelidik Xiang.

"Syukurlah. Kalau ingat bahwa Desainer Zhang juga sakit kronis dan Anda cuma tinggal berdua dengannya di Shanghai, saya kadang kepikiran. Anda berdua begitu mirip dengan kami yang dulu." Xiang kentara benar menekankan 'dulu'-nya. "Anda kakak yang baik karena tidak menyisihkan adik Anda untuk pekerjaan, Nona Zhang."

"Tuan Feng juga sama baiknya! Kalau tidak, mana mungkin—"

Ling mengerem ucapannya sendiri, melirik sopir yang siapa tahu akan membocorkan tindakan terlarang Xiang.

—mana mungkin kau menelepon adikmu diam-diam?

"Saya harap saya sebaik yang Anda kira. Yang akan selalu kita miliki di dunia hanya keluarga, tetapi kita sering dibutakan dengan kesibukan sampai melupakan mereka." Xiang terkekeh getir, lantas menoleh pada Ling. "Hargai kebersamaan Anda berdua seperti waktu bercanda di Wanhuazhen kemarin, Nona Zhang. Bukannya mendoakan, tetapi hal itu mungkin tidak akan bisa Anda nikmati lagi di masa depan."

***

Yang hampir tidak pulang seminggu belakangan; untung ada kamar khusus di ruangannya yang bisa digunakan bermalam. Sebentar lagi, berbagai media akan merilis pemberitaan mengenai peluncuran koleksi Fenghuang, termasuk mengungkap wajah 'putri pertama' Kevin Huo, dan puncak dari semua publikasi itu adalah konferensi pers resmi yang akan disadari kedua duta serta desainer. Persiapannya tentu tidak main-main; banyak sekali yang harus Yang kontrol agar eksperimen ketiganya tidak berakhir seperti yang lampau.

Pukul setengah dua belas malam itu, dalam lift yang mengantarkannya menuju ruang direktur, Yang memejam sendiri. Kevin Huo telah mengobrak-abriknya, padahal saat pertama kali bekerja di sana, ia hanya mengharapkan perbaikan kondisi ekonomi keluarga. Namun, begitu diberi cukup ruang, kreativitas dan ambisinya berkembang, menggerogoti hal lain yang lebih penting seperti ikatan dengan adik-adiknya.

Di kampung halaman, Yang menjadi sosok kedua yang paling bertanggung jawab menjaga kesehatan keluarga setelah ibunya. Dalam pengawasannya, segala penyakit Xiang dan Tian akan cepat ditangani. Keceriaan mereka otomatis juga lekas terpulihkan. Ironisnya, Yang sekarang merenggut keceriaan itu dari mereka demi sesuatu yang disebutnya 'kesuksesan'.

Yang tidak pernah mempertanyakan keputusannya sampai seorang model yang datang bersama desainer Fenghuang Collection itu mengacau. Namun, apakah Ling memang melakukan sebuah kesalahan? Mungkinkah dia hanya cermin yang Yang belah karena buruk muka?

Kevin Huo's ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang