Sungguh, Jaehyun tidak ingin peduli pada lelaki yang entah bagaimana mau menjadi perusak pernikahan orang lain. Namun, anak itu tidak bersalah. Dan bagaimanapun situasi rumit orang tua mereka, anak itu tetap adalah saudara perempuan Jaehyun.
Jung Jaehyun di mata banyak orang, sebagaimana cara dia diasuh dan dibesarkan, adalah sosok dingin dan kaku yang seperti tak tahu cara bersikap dengan menggunakan perasaan. Namun orang memang terkadang tak bisa melihat apa yang tersembunyi jauh di dalam hati seseorang.
Jadi setelah menemukan anak perempuan yang telah tumbuh jadi gadis yang hidup menyedihkan akibat campur tangan ibu Jaehyun untuk mempersulit hidup kekasih ayahnya, dan sikap tak peduli ayah Jaehyun yang merasa kesal karena kekasihnya akhirnya memilih menikah dengan orang lain, satu-satunya hal yang ingin Jaehyun lakukan hanyalah membantu dan melindungi satu-satunya adik perempuan yang dia miliki.
Apalagi, berbeda dengan ibunya yang perlu dipertanyakan moralitasnya karena selama bertahun-tahun mau menjadi kekasih lelaki yang telah beristri, Jaehyun menemukan bahwa saudara perempuannya dianugerahi sifat yang terpuji. Gadis itu anak yang baik, sayang sekali dia harus menjalani kehidupan semacam itu karena kesalahan yang dilakukan orang tuanya.
Jaehyun menemukan adik tirinya ketika anak itu berusia delapan belas tahun. Hidup sendiri setelah ibu dan ayah tirinya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Jaehyun tak pernah ingin mencari tahu apakah ibunya terlibat. Yang jelas, semenjak saat itu dia mulai membantu adik tirinya. Secara sangat halus dan tak pernah terang-terangan. Sekali lagi, jika ibunya tahu, akan jadi rumit permasalahannya.
Adik tirinya lalu bertemu seorang pemuda baik dan mereka memutuskan untuk menikah, saat itu Taeyong baru saja dinyatakan mengandung anak keempatnya. Jaehyun sangat lega, adik tirinya akhirnya tidak sendiri lagi. Dan dia juga bisa lebih bebas berhubungan dengan mereka, karena setelah anak-anak Taeyong lahir, ibu Jaehyun secara ajaib jadi tak lagi menggebu-gebu untuk menyusahkan kekasih suaminya beserta seluruh keluarganya.
Namun kelegaan itu tidak berlangsung lama. Di suatu malam ketika kehamilan adik tirinya menginjak bulan keenam, suaminya mengalami kecelakaan di pabrik tempatnya bekerja dan tak bisa diselamatkan.
------------------------------
"Kenapa kau tidak menceritakan padaku bahwa kau memiliki saudara perempuan?" Taeyong tercenung setelah mendengar cerita Jaehyun.
"Aku bisa membantumu merawatnya."
"Aku tidak ingin menambah beban pikiranmu. Lagipula, aku juga tidak bisa mengatakannya padamu."
"Karena ibu?"
Jaehyun menggeleng. "Karena aku tidak berani mendekat dan bicara padamu."
"Kau... apa?"
"Kau terlihat... tidak pernah menyukaiku."
Taeyong kembali terdiam, pengakuan suaminya terdengar terlalu mengejutkan. "Tapi... kupikir kau yang membenciku?"
"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Dan kau, apa yang membuatmu berpikir aku tak pernah menyukaimu?"
"Apa kau... pernah menyukaiku?"
"Kau suamiku. Tentu saja aku harus menyukaimu." Taeyong mencoba memancing. Dan Jaehyun mengangguk perlahan.
"Ya. Mungkin baiknya seperti itu."
Ekspresi Jaehyun ketika mengatakannya membuat hati Taeyong yang lembut mendadak terasa nyeri. Demi Tuhan, apa lelaki itu sedemikian buta hingga tak bisa melihat harap yang selalu berpendar di mata Taeyong?
Parallel Lines
Start from the beginning
