First and every moment of the day
You've never loved me
I've trying everyday to reach you
why didn't you see it until the end?
"Anak itu... siapa dia?"
"Anak yang mana?" tanya Jaehyun.
"Aku yakin kau tahu apa yang sedang kutanyakan," balas Taeyong. "Anak yang bersamamu di malam ketika aku mengajak Yangyang berjalan-jalan di tepian sungai Han."
Taeyong menatap Jaehyun, menunggu jawaban dari suaminya namun lelaki itu justru hanya diam. Lelaki cantik itu menghela napas.
"Dia anakmu kan?" tanya Taeyong, menatap lurus ke dalam mata suaminya. Dan segera merasa resah karena tak bisa membaca apapun dari sana.
Lelaki cantik itu mengangkat bahu, dan melanjutkan. "Dia dengan jelas mengatakan bahwa kau adalah ayahnya. Kurasa, dia tidak mungkin berbohong. Jadi, dia... memang anakmu kan?"
Jaehyun tak segera menjawab, masih menatap Taeyong penuh pertimbangan.
Namun akhirnya, lelaki itu mengangguk.
Dan seketika, Taeyong yang sedari tadi berusaha keras untuk terlihat tenang, kehilangan kemampuan untuk berkata-kata.
----------------------------
Delapan belas tahun lalu, ketika dia berusia dua puluh lima tahun, keluarga besarnya memutuskan bahwa sudah waktunya dia melangsungkan pernikahan. Dengan status dan posisi yang dia miliki, siapapun yang akan dinikahkan dengannya, anak gadis ataupun pemuda manis, Jung Jaehyun tidak akan mendapatkan yang kurang dari sosok yang sangat cantik, terdidik dengan sangat baik, dan berasal dari keluarga terhormat dengan latar belakang yang mengesankan.
Siapapun itu, dia tidak peduli. Karena, toh dia pun tak memiliki hak untuk memilih, apalagi menolak.
Keluarga Lee, Jaehyun telah cukup mengenal mereka. Kepala keluarganya adalah pebisnis ulung, begitupun dua anak pertama dari keluarga itu. Jaehyun cukup sering bersinggungan dengan mereka, mengingat perusahaan dari dua keluarga terlibat dalam beberapa proyek kerja sama. Namun yang paling muda, bungsu keluarga Lee yang akan dinikahkan dengannya, Jaehyun belum pernah bertemu sekalipun.
Hanya saja, ketika tahu calon pengantinnya adalah pemuda berusia delapan belas tahun yang bahkan secara resmi belum lulus dari sekolah menengah, Jaehyun sempat merasa bimbang.
Apakah keluarga besarnya tidak salah, menikahkannya dengan anak yang masih begitu belia?
Bahkan ibunya, yang masuk menjadi menantu keluarga Jung di usia yang terbilang cukup yaitu dua puluh empat tahun, menurut orang-orang sempat mengalami beberapa kali depresi parah akibat tak sanggup menanggung beratnya tekanan dan kewajiban yang harus dia jalani.
Apa anak semuda itu akan sanggup menanggung segala beban yang harus dia emban nanti?
Bagaimanapun, statusnya yang masih sebagai pewaris belum memberinya kekuatan cukup untuk bersuara, apalagi menentang apa yang telah disepakati keluarga besarnya. Jadi meski merasa cukup gamang, Jaehyun dengan patuh tetap menjalankan apapun yang mereka perintahkan padanya.
Calon pengantinnya pemuda yang cantik, Jaehyun tidak terlalu terkejut. Para tetua keluarganya memang memiliki standar yang tinggi untuk itu. Tapi yang ini sungguh sangat cantik. Sekaligus, masih begitu belia.
Jaehyun masih mengingat dengan jelas pertemuan pertama mereka. Jika melihat dari pembawaannya, dia yakin orang tidak akan percaya jika pemuda itu benar-benar baru berusia delapan belas tahun. Lee Taeyong memiliki sikap tenang dan keanggunan alami yang sangat mengesankan. Jaehyun pun sepertinya mulai memahami mengapa para tetua keluarganya memilih pemuda ini.
