Bagaimanapun, ada yang tak luput dari pengamatannya. Diam-diam, Jaehyun bisa melihat.

Anak itu... gugup dan ketakutan.

Tapi, kenapa tidak ada satupun orang yang berusaha menenangkan atau setidaknya mendekat dan memberi pemuda itu dukungan juga penguatan? Kenapa mereka membiarkannya sendirian seperti itu, di tengah-tengah para lelaki dominan dewasa yang tengah membahas masa depannya seperti pemuda itu bukan manusia yang berhak didengar pendapatnya.

Taeyong, dalam situasi semacam itu meski terlihat cukup rapuh namun juga tabah di saat bersamaan. Dan itu sempat membuat Jaehyun mendapat dorongan kuat untuk mendekat dan mengajak anak itu bicara, agar setidaknya dia tidak merasa sendirian dan ketakutan.

Namun, tuan muda Jung harus selalu bersikap pantas. Perilaku semacam itu tidaklah dibenarkan, karena pertunangan mereka belum diresmikan. Bahkan setelah sah menikah nanti, di hadapan umum, pasangan muda Jung diharapkan untuk selalu menjaga sikap secara layak.

Jaehyun tahu, mereka sama-sama berada dalam posisi tak bisa melakukan apa-apa terhadap perjodohan ini. Namun, jika dipikir lebih mendalam, Taeyonglah yang kehilangan lebih banyak hal dengan masuk menjadi menantu keluarga Jung.

Jaehyun juga tahu, pernikahan ini tidak akan lebih dari sekadar usaha untuk melanjutkan suksesi keturunan bagi keluarga Jung, dan memberikan banyak manfaat secara ekonomi juga politis bagi keluarga Lee sebagai kompensasi. Jadi, dia tak pernah membiarkan diri mengharapkan jenis pernikahan yang harmonis dan bahagia layaknya pasangan lain pada umumnya.

Lagipula, dia pun tidak pernah mendapat contoh yang layak untuk itu. Ayahnya, bajingan tua itu, juga ibunya yang pemarah dan sering bersikap temperamental di rumah, tentu bukan jenis pasangan menikah yang patut dia jadikan panutan.

Jaehyun tahu, dia nanti seharusnya menjalani pernikahan ini seperlunya. Seperti apa yang seharusnya dilakukan para lelaki keluarga Jung.

Hanya saja, ketika mata cantik itu tanpa sengaja menatapnya, Jaehyun seketika menyadari sesuatu. Pernikahan ini mungkin saja tidak akan berjalan sebagaimana yang telah mereka rencanakan.

Segala prosesi resmi terjadi dengan begitu cepat, dan pemuda mungil itupun akhirnya masuk menjadi satu-satunya menantu keluarga Jung. Jaehyun, dari jauh diam-diam selalu mengamati anak lelaki cantik yang telah resmi jadi istrinya dengan perasaan khawatir. Meski keluarga Lee pada akhirnya menyerahkannya sebagai pengantin bagi pewaris keluarga Jung, Jaehyun mendapat informasi bahwa Taeyong sebelumnya hidup dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.

Anak itu... apakah akan sanggup bertahan?
Jikapun iya, untuk berapa lama?

Namun yang mengejutkan sekaligus membuatnya lega, pembawaan tenang dan kalem Taeyong ternyata menyembunyikan tekad dan juga ketangguhan yang tak pernah Jaehyun bayangkan sebelumnya. Taeyong sesekali memang terlihat sedih juga muram, namun secara umum dia mampu beradaptasi sangat baik juga cepat dengan kehidupan dan peran barunya.

Sementara itu, Jaehyun di awal pernikahan selalu berusaha keras untuk terus mengulur waktu agar dia tidak harus segera meniduri istrinya. Bukannya dia tidak mau, mata cantik itu telah memikat dan terus menghantuinya semenjak pertemuan pertama mereka. Namun, Taeyong masih terlalu muda. Mereka bahkan juga belum saling mengenal dengan baik, karena selalu dibatasi protokoler keluarga yang ketat dan kaku ciptaan ayah dan juga ibunya yang saling membenci satu sama lain.

Dan lagi, Jaehyun selalu berpikir Taeyong tidak merasa nyaman ketika berada di dekatnya.

Namun pada akhirnya dia tidak bisa terus-terusan menghindar.

Taeyong terlihat jauh lebih gugup dan ketakutan dibandingkan di pertemuan pertama mereka, namun pemuda itu sepertinya memahami dengan baik peran yang harus dia jalani. Malam pertama mereka berjalan baik tanpa ada drama penolakan ataupun sikap histeris dari pengantinnya yang masih perawan. Justru hati dan pikiran Jaehyun yang jadi kalang kabut berantakan setelah malam itu.

MENHIR (jaeyong)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora