Tahukah kau baili kalau kaisar terharu mendengarnya, itu artinya baili sungguh-sungguh menjaga kaisar dan calon anak mereka.

"Kau datang sendiri ke kuil?" Kaisar tahu jarak kuil itu lumayan jauh dari pusat pemerintahan hanxing.

"Tentu, semua itu untukmu." Baili mengambil benang dan kain yang sudah selesai ia jahit, karena itulah sejak ia pulang dari kantornya ia segera menjahit kalung jimat itu.

"Aku tidak pernah tahu kalau kau akan semanis ini padaku." Kaisar terkekeh manis.

"Jangan begitu, aku sangat mengkhawatirkanmu, setiap hari kau sibuk dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat, aku khawatir terjadi sesuatu yang buruk padamu paduka."

Baili menuntun kaisar untuk duduk di kursi kayu disana, ia lalu menyingkap rambut panjang kaisar ke bahu kemudian ia memakaikan kalung doa itu di leher sang kaisar.

"Terimakasih..." Kaisar meraba lehernya yang kini terpasang kalung doa dari baili.

"Nah, ngomong-ngomong kenapa paduka kemari tanpa memberitahuku dulu?" Baili mengalihkan topik pembicaraan, ia tak mau kaisar membahas perihal kalung jimat itu lagi, ia malu.

"Karena aku bosan, kau seharian tidak menemuiku jadi aku pikir jalan-jalan kemari untuk mengunjungimu." Jawab kaisar dengan raut cerianya, entah sadar atau tidak, aura wajah kaisar jadi lebih bercahaya di banding sebelum mengandung, itu yang baili rasakan.

"Kau merindukanku?" Tanya baili dengan senyum penuh kemenangan.

"Tidak juga!" Kaisar salah tingkah, kenapa baili mudah sekali membaca isi hatinya.

"Benarkah?" Baili senang menggoda kaisar seperti ini.

"Iyaa!" Kaisar mencebikkan bibirnya yang merona alami.

Baili menutup rapat mulutnya menahan tawanya yang hampir meluncur, dia sangat menyukai ekspresi malu-malu kaisar seperti itu, entah kenapa menurutnya itu sangat indah.

"Aku haus!" Kaisar merengek, dia tidak di tawari minum teh oleh baili sejak tadi.

"Kau ingin minum apa,teh?"

"Aku suka teh lavender." Kaisar menopang dagunya dengan satu tangannya, ia menatap wajah baili yang hanya berjarak satu meter saja darinya.

"Sudah ku duga, kau sejak dulu sangat menyukai teh lavender." Baili bangkit berdiri.

"Tentu saja, aroma teh lavender membuatku sangat tenang."

"Sebentar, akan ku siapkan." Baili melenggang ke arah dapurnya yang lumayan jauh, sepertinya pelayan di rumahnya tidak tahu perihal kedatangan kaisar sore ini.

Beberapa jam kaisar menikmati waktunya bersama baili, ia bisa melupakan beban tugasnya yang sudah menggunung di ruang kerjanya, malam ini saatnya ia bersantai.

"Besok apakah kau ada waktu?" Kaisar menikmati pemandangan di depannya, berbagai macam tanaman berwarna cantik tumbuh subur di halaman rumah baili.

"Ada apa memangnya?"

"Ratu ingin bertemu denganmu."

"Yang mulia ratu, ada apa?" Baili tentu saja terkejut.

"Ada hal penting yang ingin ratu sampaikan padamu, ini berkaitan dengan posisimu."

"Apa kau dan ratu merencanakan sesuatu padaku?" Baili memicing curiga.

Kaisar justru tertawa renyah. "Kalau aku mengangkatmu jadi selirku apa kau akan setuju?"

Uhukks uhukks

Baili tersedak teh yang di minumnya, apa telinganya tidak salah dengar, kaisar ingin mengangkatnya jadi selir, tapi ia laki-laki.

Tears Eclipse (End Di Pdf)Where stories live. Discover now