Algivary

6 5 2
                                    

Punten readers. Selamat membaca.

°°🦋°°

3.Baperin satu sekolah

"Ajarkan aku cara tuk melupakanmu," senyum tipis menghiasi bibirnya, "bila membencimu tak pernah cukup 'tuk hilangkan kamu."

Mata itu terpejam terhanyut ke dalam suasana yang tercipta.

"Ajarkan aku, sebelum merusak kedalam-dalamnya. Sebelum aku trauma," perlahan petikan gitar yang tadi terdengar jelas mulai memudar.

Algi membuka mata nya pelan, netra itu berpendar melihat ke arah ratusan siswa dan siswi yang melihat ke arahnya. Masih dengan senyum kecil yang menghiasi bibir, dia melanjutkan lirik selanjutnya.

"Mencintai," netra nya menutup lagi, sebelum mengakhiri lagu yang di bawakan. Senyumnya semakin lebar. Petikan gitar berhenti sejenak.

"Sosok yang baru....lagi. " akhirnya dengan suara serak khas nya bersamaan dengan netra yang terbuka dan senyum kecil yang masih bertahan di bibirnya.

Perlahan, tepuk tangan menggema di tengah lapangan yang berisi ratusan murid bersama dengan decakan kagum dari setiap bibir yang melihat aksi tadi.

"Gilaa suaranya berdamage cuy. "

"Bang Algi, aku padamu. "

"Woy, tolong gue baper. Tanggung jawab lo!"

"Mau dong jadi ayangnya Algi biar di nyanyiin tiap hari. "

"Buaya tapi suaranya bagus, ngga papa lah. "

Ocehan para siswi yang menonton membuat suasana lapangan semakin ramai.

Sedangkan si empu hanya melempar senyum tipis sebelum beranjak pergi dari tengah lapangan di ikuti oleh keempat temannya.

'Mission complete. Bisa juga gue ngebaperin satu sekolah wkwk. ' batin Algi tersenyum miring.

Seketika decakan kecewa terdengar karena pertunjukan yang telah berakhir. Mereka kecewa karena hanya bisa mendengarkan satu lagu dari Algi. Padahal kan Algi sangat jarang menyanyi di depan umum.

°°☄️°°

"Busett Algi sekalinya nyanyi satu sekolah di buat baper. " Decakan kagum Aksa mengisi suara hening di rooftoop Narendra School.

"Tapi kenapa waktu gue nyanyi di timpuk kaleng kerupuk sama satpam komplek? Padahal suara gue sebelas dua satu sama Algi," lanjutnya berdecak kesal.

"Sebelas dua satu your eyes! Dua belas tolol. " Sarkas Revan telak.

"Lagian dari segi mana lo nyimpulin suara lo cakep kaya suara Algi?" lanjutnya geram dengan tingkah temannya satu ini.

"Santai dong Van Algi aja kaga masalah kenapa lo yang sewod, pake d. " Jawab Aksa tengil.

"Oh jelas, suara gue mah bagus. Tapi, bagusan suara Kevan deh kayaknya. " Jawab Algi sembari menyugar rambutnya sok keren.

"Ngga pantes lo insecure, kalo di bandingin sama suara Aksa ya bagus suara lo lah jelas!" sahut Alden yang dari tadi diam. Niatnya sih ngebully Aksa.

Aksa melongo mendengar itu.

Sialan.

Emang sejelek apa suaranya? sampai menjadi ejekan para monyet ini?

"Udah deh Al mending lo diem. Daripada ngomong nerobos jantung," deliknya kesal.

"Mutungan. " Sahut Kevan yang sejak tadi bodo amat.

Aksa mendelik jengkel. Sialan sekali teman-teman nya ini.

"Dahlah gue cabut, udah nembus ati omongan lo pada. " Ucapnya lalu berdiri, berniat pergi.

"Dih, kaya bocah!"

Aksa yang memang belum mencapai pintu rooftoop berhenti sejenak mengacungkan jari tengah ke atas tanpa menoleh.

Sedangkan ketiga temannya di sana sudah tidak perduli tanggapan Aksa. Mereka sibuk dengan kegiatan masing masing.

Algi yang tengah bermain gitar di pojok rooftoop, Revan yang sudah memakai earphone putihnya dan berbaring di sofa, Alden yang bisa kalian tebak sedang apa, dan Kevan yang tengah merokok di tepi rooftoop. Yang jelas mereka membolos pelajaran pertama yang sudah di mulai dari lima menit lalu.

Poor Aksa.

Jreng.. jreng

Petikan gitar mulai terdengar dari sang ketua di pojok sana. Di lengkapi dengan gumaman kecil melantunkan sebuah lagu. Entah tengah kerasukan apa Algi hari ini, perasaan selalu nyanyi mulu. Ah atau mungkin dia masih galau karena di putuskan para gebetannya hari lalu. Nah,pasti itu alasannya.

"Gi? Lo lagi galau ya? Nyanyi mulu perasaan. " Revan yang posisinya paling dekat dengan Algi bertanya.

"Iya njir, gebetan gue tinggal dikit. " Balas Algi dengan wajah sok sendu. Seraya mengusap wajahnya frustasi.

Revan mengangguk kecil.

"Emang tinggal berapa?"

"34. " Gumam Algi yang membuat Revan menepuk jidat heran.

Di fikiran Revan kali ini hanya berputar mengumpati ketuanya itu dengan berbagai sumpah serapah.

°°°
To Be Continue...

Spam nama tokoh kesukaan kalian di sini!
Cevvatttt

See you next part guysss!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALGIVARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang