1

37 8 12
                                    

Stranger danger

Suara musik menusuk gendang telingaku, suara bass yang terlalu berlebihan membuat dadaku juga ikut berdebar karena nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara musik menusuk gendang telingaku, suara bass yang terlalu berlebihan membuat dadaku juga ikut berdebar karena nya. Orang-orang menari, menyanyi, bermain, minum, make out dan bercinta seakan-akan tidak ada hari esok. Pesta Frat memang benar-benar liar.

Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku benci pesta—aku tidak. Aku menyukainya, sama seperti remaja normal lainnya, hanya saja tidak malam ini.

Aku bangun di sisi kasur yang salah, mood ku benar-benar buruk tanpa sebab yang jelas. Kurasa aku akan mendapatkan menstruasi sebentar lagi.

Ditambah lagi ini kali pertamaku menghadiri pesta Sigma Chi, hampir semua yang menghadirinya adalah orang asing bagiku. Dan sahabat jalangku meninggalkanku sendirian untuk bercinta, the audacity.

Aku tidak bisa bilang bahwa Sigma Chi's Party lebih baik daripada Kappa Sig's Party, namun sangat jelas terasa suasananya jauh lebih 'teratur' karena Kappa Sig's Party benar-benar liar. Orang-orang disana menyenangkan, namun terlalu arogan dan genit.

Aku berjalan menuju ujung kolam, tidak banyak orang disini, beberapa hanya berkumpul di teras. Rumah ini termasuk rumah yang mewah untuk sebuah rumah frat, mereka juga memiliki kolam renang dan halaman yang begitu luas. Well, bukanlah rahasia bahwa Sigma Chi terdiri dari orang-orang kaya dan terkenal.

Biasanya di saat-saat seperti ini aku sedang bermain beer pong atau sedang mengeluarkan semua tenagaku untuk menari, tapi malam ini aku benar-benar sedang tidak mood.

"Kurasa aku bukanlah satu-satunya orang yang tidak menikmati pesta malam ini, iyakan?" Sebuah suara maskulin muncul dari belakangku, membuatku sedikit kaget.

"Yeah, dan temanku malah meninggalkanku sendirian untuk bercinta dengan si pirang." Jawabku, meskipun aku tidak tau siapa lawan bicaraku saat ini.

Pria itu akhirnya berdiri disampingku, tubuhnya menjulang tinggi dengan rambut keriting menjuntai dengan indahnya. Dia tampan.

"Yep, dan si pirang adalah temanku."

Kami tertawa, menertawai nasib kami karena teman kami yang sama-sama sialan.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Ujarnya, aku mengangguk kecil.

"Ini pertama kalinya aku menghadiri pesta Sigma Chi. Kami diundang oleh temanmu si pirang." Jelasku. Mengingat betapa hebohnya Abby saat dia bilang 'a really hot guy' mengundang kita ke pesta Sigma Chi.

"Pesta mana yang kau hadiri sebelumnya?"

"Kappa Sig's" jawabku singkat.

Pria itu mengangguk kecil, lalu duduk diatas rumput, tanpa sadar aku mengikutinya.

"Kau mau?" Tanya nya dengan santai, mengeluarkan sebatang gulungan kertas yang aku tau jelas apa itu.

"Ibuku bilang aku tidak boleh high dengan orang asing." Jawabku sambil tertawa kecil, yang tentunya membuatnya ikut tertawa juga.

"Aku yakin bukan itu konteks yang diajarkan ibumu. Aku Harry, by the way." Ia menjulurkan tangannya yang langsung aku gapai. "Maddy."

"What a beautiful name for a beautiful lady." Godanya, membuat semburat merah muncul dipipiku.

"Thankyou, i heard that a lot." Candaku, membuat Harry tertawa. Dia memiliki dimples yang sangat manis.

"Kau yakin tidak mau?" Tanya nya, sambil menyesap sebatang ganja itu. I mean, ini adalah pesta dan setidaknya aku harus membuat sebuah kesalahan atau dua.

Fuck stranger danger, he's hot.

"Actually, that's not a bad idea." Jawabku, Harry tersenyum lalu memberikan rokok ganja tersebut kepadaku.

Aku menghisapnya panjang, lalu meniupkan asapnya ke udara. Ini bukanlah pertama kalinya bagiku, aku adalah remaja normal yang memiliki rebellious phase. Pertama kali aku 'smoke a joint' adalah saat aku berusia 16 tahun, kakakku yang mengajarkanku caranya.

Aku mengembalikannya kepada Harry, pria itu sedang menatap jauh ke langit.

"Tidak ada bintang malam ini, mungkin mereka malu pada kecantikanmu." Ujarnya. Pria ini benar-benar bisa membuat seorang wanita meleleh!

"Aku yakin mereka ada tetap pada tempatnya, hanya saja tidak kelihatan karena kalah terang oleh cahaya dari kota ini."

Harry tersenyum sambil memutar bola matanya, ia merebahkan tubuhnya dan menghadap tepat ke langit malam. "Kau boleh bergabung kalau mau."

Aku tentu saja menerima undangannya untuk ikut merebahkan tubuhku dirumput, menghadap ke gelapnya langit malam.

"Kau tau kisah tentang bintang katai putih?" Tanya nya sambil menghisap ganja nya lalu memberikannya padaku.

"Aku tidak terlalu paham tentang astronomi."

"Mereka adalah sepasang bintang, bintang sisa dari matahari. Tidak seperti sisa yang lainnya yang membentuk planet nebula, mereka malah berbentuk aneh, kecil dan padat. Mereka menari mengelilingi galaksi, menggoda satu sama lain, hingga akhirnya nanti akan bersatu." Jelasnya.

"Apa yang terjadi setelah itu?"

"Sepasang bintang itu sebenarnya sekarat, mereka menari-nari berusaha melupakan kenyataan itu dan menikmati hidup selagi bisa, menikmati rasanya mencintai dan dicintai, hingga akhirnya mereka akan berciuman, bersatu, menyentuh satu sama lain, lalu hancur lebur meledak menemui ajalnya."

"Well.. that's... tragic."

"Yeah.. and i'm not even kidding. Bintang katai putih benar-benar nyata. Mereka masih menari mengelilingi langit hingga detik ini. Ilmuwan memprediksi pertemuan mereka akan terjadi dalam 700 tahun dari sekarang."

Aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi setelah itu, setelah hisapan ke-3 aku benar-benar di atas awan. Kami bercanda, bercerita dan membahas segala hal, kadang hal yang tidak masuk akal sekalipun. Aku hanya mengingat sekilas saat Abby datang dan membawaku pulang.

Aku harap aku bertemu dengan Harry lagi, dia sangat asik untuk dijadikan teman. Atau mungkin lebih.

-to be continued-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little FreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang