2

775 111 19
                                    

Listen to 🎵 Grateful - DHRUV

Jaehyun menggantungkan jas hujan disebelah pintu masuk rumah kontrakannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaehyun menggantungkan jas hujan disebelah pintu masuk rumah kontrakannya. Turun hujan tadi saat dalam perjalanan pulang.

Tidak menunggu lama, Jaehyun mengernyit heran begitu ia melangkahkan kaki masuk kedalam rumah kontrakannya.

Berbagai masakan sudah tertata rapi di meja makan. Jaehyun menghembuskan nafas pelan, ibunya benar - benar datang.

"Darimana saja kamu?" Tanya Nyonya Jung yang tiba - tiba muncul dari dapur dengan se piring hidangan lain. "Jeno sudah bilang kan kalau ibu datang?"

"Kenapa ibu masak banyak banget?" Bukannya menjawab pertanyaan sang ibu, Jaehyun malah bertanya balik. "Mau ngapain sih?"

"Ibu sengaja ngundang keluarga Huang makan malam disini." Jawab sang ibu dengan santai. "Kamu dan Jeno kan sering merepotkan mereka. Ibu mau berterima kasih."

Jaehyun tidak ambil pusing, karena memang benar kalau dia dan adiknya sering merepotkan keluarga Huang yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Ayah datang?"

"Tidak, Ayahmu sedang di luar kota." Jawab sang ibu dengan sedikit berteriak karena sudah kembali ke dapur. "Mandi sana, sebentar lagi waktunya makan malam."

*****

Tuan dan Nyonya Huang sudah berada di meja makan saat Jaehyun turun dari kamarnya. Suasananya hangat, simpel namun entah mengapa masih terlihat mewah.

Nampak keduanya membicarakan banyak hal dengan sang ibu, tidak heran karena ibunya memang suka sekali mengobrol. Ibu - ibu memang begitu kan?

Jeno juga ada disana, sesekali turut serta menimpali percakapan mereka.

"Ah, Jaehyun sudah datang." Tuan Huang yang pertama menyadari kehadiran Jaehyun.

"Karena semuanya sudah berkumpul, baiknya kita mulai makan malamnya." Putus Nyonya Jung dengan semangat. "Silahkan di nikmati.."

Makan malam akhirnya dimulai, semua nampak menikmati sajian makan malam yang disediakan oleh Nyonya Jung.

Jaehyun melirik sang ibu yang tak melewatkan kesempatan berbincang di sela - sela makan malam dengan Keluarga Huang.

"Saya sengaja mengundang Tuan dan Nyonya Huang makan malam disini, karena anak - anak saya pasti sering merepotkan kalian, ya hitung - hitung sebagai ucapan terimakasih."

"Ah tidak- mereka anak baik." Jawab Tuan Huang dengan bijaksana. "Kebetulan Jaehyun kan teman Winwin, anak kami- jadi kami sudah menganggap Jaehyun dan Jeno ini seperti anak kami sendiri."

"Tante lihat Jaehyun sudah jarang main, sedang sibuk apa?" Tanya Nyonya Huang penasaran. "Biasanya setiap akhir pekan pasti main."

"Ah, kebetulan di kantor sedang ada banyak pekerjaan, Tante. Kebetulan juga diberi tawaran untuk meng handle anak magang di tempat kerja, saya coba saja."

"Sudah tampan, baik, mandiri juga kan yah?" Puji Nyonya Huang.

"Bagus, Laki - laki memang harus begitu. Harus optimis dan coba - coba buat pengalaman." Jawab Tuan Huang yang setuju dengan istrinya. "Hitung - hitung latihan kerja."

Jatmika hanya tersenyum.

"Tapi sayang sekali, anak saya ini penakut." Timpal Nyonya Jung dengan nada kecewa.

Jaehyun hanya diam, meskipun atensinya tertarik- tapi dia diam saja. Dia diam, tapi dia kena juga. Sedangkan sang adik memilih abai dan fokus pada makanannya.

"Penakut?" Ulang Nyonya Huang memastikan. "Takut dengan apa?"

"Jaehyun ini tidak berani mendekati seseorang-"

"Bu!"

Hahahaha

Semuanya tertawa menanggapi celotehan Nyonya Jung. Semua orang menertawakan perkataan sang ibu kecuali Jaehyun. Sudah Jaehyun duga akan begini.

"Kenapa? Ibu benar to?"

"Nak Jaehyun ganteng loh, masa belum punya pacar?" Goda Nyonya Huang.

Jaehyun menggeleng. "Memang belum, Tante."

"Minta saja dikenalkan Winwin pada teman - temannya." Timpal Tuan Huang.

Sang ibu nampak bersemangat. "Anak sulung saya ini belum pernah berpacaran sejak dia lahir- sebagai ibunya saya merasa khawatir apa jangan - jangan anak saya ini memiliki gangguan dalam bersosialisasi."

Jaehyun kehilangan selera makan, ibunya selalu begini. Berlebihan.

Tuan Huang menanggapi seadanya. "Sangat berbeda dengan Winwin."

"Kalau boleh tau kenapa Mas Winwin tidak ikut makan malam ya, Om?" Tanya Jeno untuk pertama kalinya angkat suara.

"Ahh, Tante tadi suruh dia cari bantuan." Jelas Nyonya Huang.

"Bantuan apa Tante?" Tanya Jaehyun, ini kesempatannya mengalihkan pembicaraan.

"Itu, jadi besok adiknya pulang dari luar kota tapi, Win-win ada jadwal bimbingan yang wajib. Jadi ya dia Tante suruh dia cari orang buat jemput adiknya besok."

Jaehyun dan Jeno baru tau kalau ternyata Winwin punya adik.

"Winwin punya adik, Tante?"

Nyonya Huang menjawab sambil melirik Tuan Huang. "Anak keseyangan om kalian tuh."

"Iya, selama dua tahun ini dia tinggal bersama sama pacarnya." Jelas Tuan Huang

Nyonya Huang menyela. "Mantan pacar maksudnya."

Nyonya Jung. "Sudah mantan masih tinggal bareng?"

"Saya juga pusing, sudah dikasih tau pulang saja tapi anaknya menolak." Jelas Nyonya Huang terlihat pusing. "Katanya mereka putus baik - baik, jadi hubungan nya baik - baik saja."

Jeno hanya mengangguk angguk. "Pantas kami tidak pernah lihat."

Di tengah keheningan tiba - tiba

"Kalau begitu biar Jaehyun saja yang jemput." Cetus Nyonya Jung tiba - tiba.

Jaehyun merotasikan bola matanya, ibunya ini benar - benar sesuatu.

"Memangnya Jaehyun tidak sibuk?" Tanya Nyonya Huang memastikan. "Tadi katanya sedang magang, kan?"

"Tidak kan, mas?"

Jaehyun tersenyum dan menggeleng. Sebenarnya dia punya rencana lain, tapi sungguh dia merasa tidak enak pada Tuan dan Nyonya Huang.

"Lagian masih ada jatah cuti, Tante."

"Wah terimakasih loh." Ucap Nyonya Huang.

Makan malam berlanjut. Begitu juga perbincangan Nyonya Jung dengan Tuan dan Nyonya Huang.

Jeno melirik kearah sang kakak yang nampak malas.

"Sudah tenang saja, mas." Bisik Jeno dengan santai. "Siapa tau adiknya mas Winwin cakep."

To be continued

Life's Too Short, So Say Yes! [jaehyunxrenjun]Where stories live. Discover now