Pra-Nikah🥀

Depuis le début
                                    

Mama Deviana menangkup wajah Malvin dan mengecup kening Malvin dengan lembut. "Jaga Gia Buat Mama ya sayang, Mama tau Malvin bisa melakukan nya."

Malvin tersenyum dan mengangguk. "Tanpa Mama minta Pun Malvin akan menjaga Gia lebih baik lagi karena itu tanggung jawab Malvin, Mama percaya kan sama Malvin?" Mama Deviana mengangguk dengan pelan.

Walaupun Mama Deviana selalu memanjakan Giandra, memperhatikan Giandra dan menyayangi Giandra Bukan berarti Mama Deviana lupa Bahwa Malvin anak nya.

Sampai kapan pun Malvin tetap anaknya darah dagingnya, orang yang selalu mama Deviana perjuangkan.

"Gia gak di ajak?" Mama Deviana dan Malvin menoleh ke arah Giandra yang cemberut melihat sang mama kembali memeluk Malvin.

Mama Deviana menarik tangan Giandra dengan pelan dan memeluk kedua anaknya dengan sayang.

Giandra tersenyum, Giandra bukan hanya beruntung bertemu Malvin tapi Tuhan dengan baik menghadirkan mama Malvin untuk menyayangi nya juga.

Tuhan masih berbaik hati dengan Giandra, Tuhan mengirimkan orang-orang terbaik untuk menjaganya dan Giandra selalu bersyukur akan Hal itu.

*****

Angin malam cukup dingin mengenai Kulit Tangan Giandra Yang tidak tertutup Kain apapun.

Giandra menatap ke arah langit Malam dengan Sendu, Giandra rindu orang tua nya.

Kaki Giandra tidak bisa diam terus bergerak di dalam Air, Setelah sesi makan malam tadi Giandra tidak langsung tidur tapi ke Taman belakang dan duduk di pinggir kolam.

Giandra tersenyum saat melihat ada dua bintang yang bersinar sangat terang, Dua bintang itu saling berdekatan.

"Papa selalu bilang, Bila Gia rindu papa Gia bisa melihat ke arah Langit, Apa papa sedang melihat Gia?"

"Gia, Gia rindu Papa.." Giandra berucap dengan lirih, Rasa rindu Giandra sampai ke atas kepala membuat Kepalanya sedikit pusing.

"Bunda, Bunda selalu berjanji bakal terus temenin Gia tapi bunda bohong." Air mata Giandra tidak bisa di Tahan, Giandra menangis di bawah Langit dengan dua bintang yang Bersinar terang.

"Gia sendirian Papa, Siapa yang akan temenin Gia nanti saat Gia menikah." Giandra menunduk merasakan air mata yang menetes ke Celana yang di pakainya.

"Gia.. " Napas Giandra tercekat, Giandra menutup Wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.

Giandra menangis dengan keras, melepaskan semua rasa rindu yang Giandra pendam.

Terdengar memilukan ketika orang mendengar tangisan Giandra, Tangisan kesepian, tangisan kerinduan.

Walaupun nyatanya Malvin dan mama Deviana selalu Ada, Giandra selalu Rindu kedua orang tua nya.

Tangisan Giandra Nyatanya membuat Seorang Pria yang dari tadi berdiri di belakang merasa sakit Juga.

Malvin, Daritadi Malvin ada di belakang Giandra. Giandra pergi setelah sesi Makan Malam karena ucapan salah satu Saudara Mama nya.

Mereka semua membahas masalah orang tua Giandra, Dan nyatanya itu lah hal paling Sensitif untuk Giandra sendiri.

Malvin duduk di samping Giandra dan menatap ke arah dua Bintang yang dari tadi Giandra ajak mengobrol.

HoMe For Me (END) [Pdf Versi] ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant