01.GADIS PENDENDAM PART 1

13 6 0
                                    

Rintikan hujan di pagi hari rasanya ingin terus berada di atas kasur dengan selimut yang hangat.Tapi kalau udah hari senin mau ga mau yahhh harus rajin, contohnya sekolah.

Flowers school sekolah tingkat yang sama seperti SMA, menurut pengakuan warga setempat sekolah ini di kenal angker. Banyak yang bilang dulunya bangunan ini sering di jadikan tempat penyiksaan dan sudah berkali-kali di renov. Ini sudah yang kedua kalinya di renov menjadi sekolah karena dulu sudah tidak di pakai lagi dan sekarang mulai beroperasi.

Sekolah...

Derap langkah para murid untuk menuju sekolah di iringi dengan rintikan hujan serta suasana yang sejuk. Kebanyakan dari mereka malas untuk pergi kesekolah, entah kenapa sekolah ini selalu rajin para muridnya padahal setahu warga bangunan itu angker tapi murid tetap berani masuk kesana.

Seorang siswi yang bernama Wilda dan temanya Nasya sedang berjalan menuju ruang kelas yang berada di lantai 3. Dari belakang terdengar suara langkah kaki yang menghampiri mereka berdua. Mereka berhenti sejenak dan ternyata tidak ada siapapun. Nasya melihat jam tangannya yang masih pukul 05.45 masih cukup pagi untuk mereka sampai disana.

"Kayak kita kepagian datangnya dah,"ujar Nasya.

" Hmmm... Yaya mau gimana lagi, dari pada nanti keburu hujan,"jawab Wilda. Mereka celingak celinguk memperhatikan sekitar.

"Masih sepi banget ternyata, serem jadinya," ungkap Wilda. Dari belakang terdengar lagi suara langkah kaki yang menghampiri mereka.

"Woiiiii jangan di tengah jalan," triak sandika sambil menepuk punggung mereka.

"Anak siapa si lo? Bukannya salam malah ngagetin orang," omel Nasya sambil menjitak kepala Sandi.

"Lagian di tengah jalan, ayo ke kelas," ajaknya.

"Untung cewe, kalau cowo gua abisin tuh anak." Lapangan yang becek dan beberapa kaca yang berdebu seakan sekolah itu nampak bukan tempat belajar. "Bantu beberes yokkk," ujar Wilda.

"Lo aja lah, males gua," jawab Sandika menyenderkan kepalanya di atas meja."Males di pelihara," ketus Nasya.

"Brisik lo berdua," sungut Sandika langsung pergi menuju Toilet. Saat hendak menuju toilet Sandi melihat sekelip bayangan yang lewat.

"Aduhhh kebanyakan halu gini nih. " Sandi mengucek matanya dan melihat sekeliling. "Kok merinding ya," ujarnya dan langsung ke toilet untuk cuci muka. Sesampainya di toilet dia segera mencuci mukanya,tiba-tiba di kaca toilet tertulis "Sudah di mulai, bersiaplah." Tulisan itu di tulis dengan cairan berwarna merah dan juga tulisan itu seakan ingin memulai suatu peristiwa.

"Bersiap? Mulai apa?" gumam Sandi yang bingung dan ketakutan. Tiba-tiba tulisan itu berubah menjadi kata yang berbeda,"mari kita mulai."

Dari luar terdengar derap langkah kaki yang berlarian keluar kelas, Sandi langsung keluar dan melihat suasana sekolah yang kacau. Semua anak murid berhamburan keluar dan di sertai teriakan histeris. Padahal masih pagi tapi ada saja kejadian di luar nalar. Mungkin jika itu kalian tidak akan pernah mau bersekolah lagi. Baru datang saja sudah di sambut dengan kejadian aneh.

"Kenapa? Ada apa ini?" tanya Sandi berlari mencari temannya. Dia menuju ke kelas dan ternyata salah satu temanya mengalami nasib sial. Temanya sudah tidak bernyawa lagi dengan berlumuran darah, ya dia adalah nasya temanya tadi pagi. Dan yang bunuh ada Wilda temanya sendiri, entah itu sengaja atau apa.

"WILDAAAA!!!! APA YANG LU LAKUIN, " triak Sandi histeris. Wilda menahan tangannya agar pisau yang ia pegang tidak mengarah ke Sandi.

"CEPATTT PERGIII!!,"erang Wilda menahan dirinya. Sandi segera berlari ke luar kelas, dia mengira cuma murid kelasnya yang kena, ternyata kelas lain juga.

FLOWERS SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang